Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Penyedia layanan internet fiber optik milik PT Telkom , IndiHome, resmi meluncurkan paket internet berkecepatan 1 Gbps. Peluncuran paket 1 Gbps ini berlangsung di Denpasar, Bali, pada Minggu (22/12).
ADVERTISEMENT
Direktur Consumer Telkom , Siti Choiriana, mengatakan kebutuhan internet dengan kecepatan 1 Gbps telah lama dinanti masyarakat Indonesia. Dengan kecepatan ini, tentunya segala aktivitas berinternet dijamin lancar dan sangat kencang.
“Apalagi di beberapa lokasi yang premium di rumah-rumah tertentu kebutuhannya udah segitu. Karena dia sudah terbiasa streaming, kalau dibayangkan satu dengan yang lainnya bersamaan serentak 5 orang pakai dan kebutuhan tinggi dan interaktif semua. Jadi memang kebutuhan itu sangat-sangat dinanti,” ujar Siti.
Ia menambahkan, pasar untuk paket teranyar IndiHome ini memang sangat unik, mulai dari segi harga dan fasilitas. Harga paket 1 Gbps dibanderol Rp 17,5 juta per bulan dengan sejumlah peningkatan fasilitas.
Adapun fasilitas yang dihadirkan meliputi akses ke 230 channel televisi, tambahan STB (Set Top Box), dan PLC, yang merupakan extend jaringan tanpa kabel.
ADVERTISEMENT
Selain itu, paket 1 Gbps ini berbeda dengan paket-paket IndiHome sebelumnya. Pelanggan akan dimintai sejumlah keterangan terkait tujuan pemasangan internet. Hal ini untuk menghindari potensi fraud, semisal paket internet tersebut dijual kepada pihak lain.
“Jadi inilah yang kita tangkap, selected customer yang benar-benar membutuhkan. Jadi kita enggak akan buka dengan mudah. Artinya saat dia minta 1 giga (bits per second), kita akan tanya buat apa, jangan sampai nanti dipakainya buat jualan,” ujar Siti.
Sementara itu, VP Planning and Resource Management Telkom , Soewiyarso, mengatakan paket layanan internet 1 Gbps ini sudah bisa dinikmati masyarakat di 18 kota/kabupaten, dari seluruh wilayah Indonesia kecuali Papua.
“Karena Papua backbone-nya masih belum siap. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, 2020, sudah siap untuk di Papua,” ujarnya.
ADVERTISEMENT