Induk Facebook Jual Rugi Giphy ke Shutterstock, Dipaksa Otoritas Inggris

30 Mei 2023 11:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ilustrasi Facebook. Foto: Thomas White/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Facebook. Foto: Thomas White/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Induk Facebook, Meta, resmi menjual Giphy ke Shutterstock dengan harga 53 juta dolar AS atau sekitar Rp 793 miliar. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan ketika perusahaan membelinya pada tiga tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Shutterstock sendiri telah menandatangani perjanjian dengan Meta untuk membeli Giphy pada Selasa (23/5). Penyedia layanan bank foto itu memperkirakan kesepakatan akan rampung pada bulan depan, dengan Meta juga menandatangani perjanjian komersial untuk bisa terus mengakses konten Giphy di seluruh rangkaian produknya.
"Giphy memungkinkan pengguna sehari-hari untuk mengekspersikan diri mereka dengan cara yang berkesan dengan konten GIF dan stiker, sekaligus memungkinkan brand untuk menjadi bagian dari percakapan santai ini," kata Chief Executive Shutterstock, Paul Hennessy, yang sangat bersemangat dengan akuisisi Giphy ini, seperti dikutip BBC.
Giphy merupakan platform pembuat dan berbagi Graphics Interchange Format (GIF) terbesar di dunia. Mereka pemasok utama GIF ke banyak media sosial, mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, hingga TikTok.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Giphy. Foto: rafapress/Shutterstock
Penjualan Giphy terpaksa dilakukan Meta atas perintah regulator anti-monopoli Inggris, The Competition and Markets Authority (CMA). Bahkan, CMA sudah meminta Meta menjual Giphy sejak akhir 2021
Meta mengakuisisi Giphy dengan harga 400 juta dolar AS atau sekitar Rp 6 triliun pada Mei 2020 lalu. Pembelian ini memperkuat integrasi GIF di platform milik Meta: Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Ketika mengakuisisi Giphy, Meta mengatakan konten gambar bergerak dari Giphy juga bakal tersedia secara 'terbuka' untuk media sosial lainnya. Namun investigasi CMA menemukan pembelian tersebut akan membahayakan persaingan di media sosial dan periklanan.
CMA memutuskan memblokir kesepakatan itu pada November 2021, dengan Meta mengajukan banding pada September 2022. Namun Meta berubah pikiran dengan memilih menerima keputusan CMA pada Oktober 2022.
ADVERTISEMENT