Ini Alasan Chess.com Blokir Akun Catur Pak Dadang Dewa Kipas

12 Maret 2021 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dadang Subur Veteran Catur si Dewa Kipas. Foto: dok. Ali Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Dadang Subur Veteran Catur si Dewa Kipas. Foto: dok. Ali Akbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Chess.com akhirnya mengungkap alasan utama mengapa akun catur Dewa_Kipas milik Dadang Subur diblokir. Platform catur online itu menegaskan, Dewa_Kipas telah melakukan kecurangan dalam pertandingan di layanan mereka.
ADVERTISEMENT
Akun Dewa_Kipas milik Pak Dadang diblokir setelah menang dalam sebuah pertandingan catur melawan YouTuber GothamChess yang dihelat 2 Maret 2021.
“Algoritma dan tim ahli kami meninjau lusinan game dan ratusan gerakan untuk menentukan temuan kami, dan tidak ada apa pun tentang penutupan yang dibuat dengan tergesa-gesa atau tanpa melalui proses peninjauan standar, teruji, dan sangat menyeluruh kami,” kata Director of Fair Play Chess.com, Sean Arn, dalam sebuah pernyataan resmi kepada kumparanTECH, Jumat (12/3).
“Buktinya jelas bahwa pemain tersebut menggunakan bantuan dari luar untuk meningkatkan kinerja catur mereka, dan kami akan melakukan penutupan yang sama setiap kali disajikan dengan data ini,” sambung Arn.
Sebelumnya, Chess.com pernah nge-tweet soal situasi Dewa_Kipas dan GothamChess, namun mereka tidak mengungkap detail isunya. Dalam tweet itu, platform catur online itu menautkan link atau tautan ke halaman kebijakan perusahaan terkait kecurangan pemain, tanpa menjelaskan duduk perkara mengapa akun itu diblokir.
ADVERTISEMENT
Dalam pertandingan 10 menit lawan GothamChess, Dadang berhasil menang setelah 35 langkah. Akurasi bidak caturnya mencapai 90 persen dan hanya sekali blunder, menurut catatan pertandingan.
Ali menolak tudingan bahwa ayahnya telah berbuat kecurangan. Dia menyebut akurasi ayahnya itu disebabkan oleh seringnya Dadang bermain catur lawan AI.
“Bapak saya selalu latihan catur melawan Komputer. Komputer yang digunakan itu Shredder Chess,” kata Ali kepada kumparanTECH, Kamis (4/3). “Nah, setiap hasil pertandingannya selalu dicatat hingga dibukukan.”
Ali menyebut dalam posting di Facebook pada 3 Maret 2021 bahwa akun catur milik ayahnya telah diblokir Chess.com setelah di-report fans GothamChess. Pertandingan itu disiarkan langsung oleh GothamChess lewat platform streaming video Twitch.
Pada 8 Maret 2021, Ali kemudian mengklarifikasi lewat posting-an di Facebook bahwa yang report akun Dadang adalah GothamChess, dan bukan fans-nya.
Levy Rozman alias GothamChess, pemain catur online sekaligus YouTuber dan Streamer. Foto: Instagram @gothamchess
Chess.com memang menyebut semua member di platform mereka bisa melaporkan akun lain yang terindikasi melakukan kecurangan. Dalam emailnya, Arn menyebut algoritma di Chess.com akan menentukan apakah pemain tersebut benar melakukan kecurangan atau tidak.
ADVERTISEMENT
“Sayangnya, saya dapat berbagi dengan Anda bahwa kasus seperti itu biasa terjadi. Kami melakukan penutupan akun seperti ini ratusan kali per bulan,” kata Arn.
“Algoritma kami dirancang untuk melihat keterampilan pemain sebelumnya dan sebagai gantinya menetapkan kepastian bahwa bantuan dari luar digunakan, terlepas dari menang dan kalah,” sambungnya.
Arn menambahkan bahwa kasus kecurangan online bisa dilakukan pemain manapun, termasuk bahkan mereka yang telah memiliki gelar di dunia catur.
Dari cheater atau pemain curang yang Chess.com deteksi hingga saat ini, 46 (12,6 persen) adalah grandmaster, delapan di antaranya (17,4 persen) punya Elo rating 2600+. Sebanyak 80 orang cheater (22 persen) adalah master internasional, dan 118 (32,4 persen) adalah Master FIDE. Secara total, 95,43 persen cheater di Chess.com adalah laki-laki dan 4,57 persen adalah perempuan.
ADVERTISEMENT
“Kami secara rutin menerima pengakuan dari para pemain yang ditutup (akunnya) itu,” kata Arn.
Arn mengatakan algortima di Chess.com telah diverifikasi oleh pihak ketiga yang independen. Salah satunya adalah Natesh S. Pillai, profesor di Departemen Statistik Universitas Harvard.
Dalam keterangan resminya, Pillai menyebut algoritma Chess.com dapat diandalkan untuk mendeteksi pemain curang.
“Saya menjabat sebagai konsultan independen, menganalisis metode statistik yang digunakan oleh perusahaan Chess.com untuk deteksi kecurangan online. Saya menemukan metode mereka berada di sisi konservatif, artinya jika metode mereka menemukan seseorang curang, kemungkinan besar orang tersebut mencari bantuan dari komputer,” kata Pillai dalam keterangan resmi yang diterima kumparanTECH, Jumat (12/3).
“Ini hanya menguntungkan para pemain karena mereka sering mendapat keuntungan dari keraguan. Saya selanjutnya memverifikasi hasil mereka dengan menjalankan tes skala besar pada contoh kecurangan yang diketahui, dan metode yang digunakan oleh Chess.com menemukan sebagian besar ‘penipu yang mengerikan’,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT