Ini Asal-usul Teori Konspirasi Vaksin Corona Microchip yang Gegerkan Dunia

11 Juni 2021 7:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin covid mengandung microchip. Foto: Maxim Shemetov/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin covid mengandung microchip. Foto: Maxim Shemetov/REUTERS
ADVERTISEMENT
Salah satu teori konspirasi terkait virus corona yang paling menarik dan sempat bikin geger dunia adalah, munculnya vaksin yang mengandung microchip, untuk menghentikan pandemi. Rupanya jejak kemunculan teori ini, dapat dilacak dan faktanya cukup mengejutkan.
ADVERTISEMENT
Dikutip The Verge, kemunculan teori konspirasi vaksin microchip muncul pada saat awal pandemi covid terjadi di Amerika Serikat atau sekitar bulan Maret 2020. Ketika itu berita kemunculan tentang penyakit misterius di China mulai mewabah ke berbagai negara termasuk AS.
Pada tanggal 18 Maret 2020, Bill Gates membuka sesi diskusi di situs forum Reddit untuk menjawab pertanyaan tentang pandemi. Dalam obrolan tersebut, Gates memprediksi bahwa suatu hari nanti, kita semua akan membawa paspor digital untuk catatan kesehatan kita.
Bill Gates divaksin corona Foto: Twitter Bill Gates
Gates menyarankan bukan microchip, tetapi semacam kartu e-vaksin atau sertifikat digital yang dapat digunakan semua orang sebelum kembali beraktivitas, mulai dari sekolah hingga menjalankan bisnis lagi.
Keesokan harinya, sebuah situs asal Swedia yang berisi penuh meme tentang biohacking membahas komentar Gates agar dapat memodifikasi tubuh menggunakan teknologi agar lebih sehat. Administrator situs tersebut yang menggunakan nama CyphR, termasuk orang yang mengadvokasi microchip dapat ditanamkan pada manusia, merasa senang dengan komentar Gates.
ADVERTISEMENT
"Ini dia! Tiba-tiba, implan chip juga merupakan kebutuhan medis yang mendesak,” kata CyphR dalam email dikutip The Verge.

Komentar Bill Gates yang disalahartikan

Para blogger pun akhirnya menghubungkan pernyataan Gates dengan berbagai proyek penelitian yang didukung oleh yayasan yang dimilikinya, yaitu Bill & Melinda Gates Foundation. Ada satu studi yang terjadi pada Desember 2019, mengenai eksplorasi tanda khusus pada kulit manusia seperti tato yang tak terlihat sebagai tanda seseorang telah divaksin.
Jadi dalam penelitian itu, akan ada jarum mikro yang dapat larut dan mengirimkan pola partikel mikro pemancar cahaya inframerah ke kulit. Pola partikel tidak terlihat oleh mata, tetapi dapat dicitrakan menggunakan smartphone yang dimodifikasi.
Studi tersebut langsung dimainkan oleh CyphR dan membuat pernyataan yang menyarankan cara terbaik untuk menerapkan ide Gates adalah melalui microchip yang dapat ditanamkan ke tubuh.
ADVERTISEMENT
“Kami melakukan apa yang terbaik dan mencoba membuat meme biohack ini menjadi arus utama,” tulis CyphR.
CyphR pun memberi judul memenya itu dengan kalimat seperti ini "Bill Gates akan menggunakan implan microchip untuk melawan virus corona."
Ilustrasi forum biohacking. Foto: Shutter Stock

Video YouTube yang ikut sebar vaksin microchip untuk lawan covid

Dua hari kemudian, setelah CyphR mem-posting memenya itu, Adam Fannin, seorang pendeta dari Jacksonville, Florida, menemukannya. Fannin menjadi aktor penting yang turut menyebarkan hoaks vaksin microchip ini.
Fannin sendiri memiliki latar belakang sikap yang skeptis terhadap Gates dan cenderung membencinya. Setelah menemukan meme yang memuat nama Bill Gates, Fanin terpancing membuat video untuk channel YouTube-nya.
Video berdurasi sembilan menit itu dimanfaatkan untuk menyebarluaskan teori konspirasi bahwa Gates--melalui bisnis dan filantropinya--sedang mencoba untuk "mengurangi" planet Bumi ini. Fanin bahkan memberi judul video tersebut, “Bill Gates – Implan Vaksin Microchip untuk Melawan Virus Corona.”
ADVERTISEMENT
Ada tambahan kata penting pada judulnya, yaitu vaksin. Dari sini berkembang teori konspirasi vaksin microchip untuk melawan virus corona. Video itu dengan cepat menyebar dan sampai mendapat 1,6 juta views.
Kemudian teori konspirasi menyebar. Posting-an vaksin microchip mulai muncul di mana-mana bahkan sampai tersebar di platform media sosial lain yang sedang populer saat ini, yaitu TikTok.
Ilustrasi Vaksin. Foto: Shutter Stock

Eks penasihat Donald Trump dan New York Post ikut jadi aktor penyebar teori konspirasi

Pada 13 April 2020, teori konspirasi vaksin microchip menemukan superspreader yang ditunggu-tunggu. Saat itulah mantan penasihat politik Donald Trump, Roger Stone, tampil sebagai tamu pada acara The Joe Piscopo Show di AM 970, New York.
Stone melancarkan serangan kepada Bill Gates dengan mempertanyakan perannya dalam menciptakan virus corona yang sampai saat ini telah memakan korban jiwa jutaan orang di hampir seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
"Apakah Bill Gates memainkan peran tertentu dalam penciptaan dan penyebaran virus ini? Terbuka untuk perdebatan sengit," kata Stone. “Dia dan globalis lainnya pasti menggunakannya dalam upaya mewajibkan vaksinasi dan menanamkan microchip ke orang-orang.”
Di hari yang sama, media New York Post menurunkan artikel, dengan judul utama, "Roger Stone: Bill Gates mungkin telah menciptakan virus corona untuk menanamkan microchip ke orang-orang."
Ilustrasi ibu menolak pemberian vaksin. Foto: Shutter Stock
Segera, artikel NYPost dan video pendeta Fanin masing-masing memiliki lebih dari satu juta interaksi di Facebook. Sejak itu, kebohongan terus menyebar dan bermutasi ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sampai saat ini teori konspirasi soal vaksin COVID-19 mengandung microchip magnetik terus saja menyebar luas. Bahkan akhir Mei lalu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito lagi-lagi harus membantah bahwa vaksin virus corona mengandung magnet.
ADVERTISEMENT
Wiku memastikan, kabar yang menyebut vaksin memiliki kandungan magnet adalah hoaks. Penjelasan mengenai beredarnya informasi bahwa medan magnet muncul pada kulit yang menerima suntikan vaksin Covid, bisa saja menempel di kulit manusia karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit dan gaya gesek lainnya.