Ini Kata Dirut Telkom soal Merger XL Axiata dan Smartfren

16 Desember 2024 14:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Ririek Adriansyah dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Fairmont, Selasa (30/5/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Ririek Adriansyah dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Fairmont, Selasa (30/5/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, buka suara soal merger antara XL Axiata dan Smartfren. Ririek mengatakan bahwa langkah ini membuat Indonesia memiliki tiga pemain besar di industri telekomunikasi.
ADVERTISEMENT
Tiga operator yang dimaksud adalah Telkomsel (anak usaha Telkom), Indosat Ooredoo Hutchison, dan yang terbaru XLSmart, entitas baru hasil penggabungan bisnis XL Axiata dan Smartfren.
“Dengan merger ini semoga baik untuk industri (telekomunikasi). Ini kan sekarang ada tiga pemain besar, dan ada persaingan juga, meskipun tiga,” kata Ririek saat ditemui di Kantor Telkom Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (16/12).
XL Axiata dan Smartfren mengumumkan kesepakatan merger dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari Rp 104 triliun pada Rabu (11/12). XL Axiata akan menjadi entitas yang bertahan, sedangkan Smartfren dan SmartTel akan menggabungkan diri menjadi bagian dari XLSmart.
Vivek Sood, Group Chief Executive Officer Axiata Group, memaparkan kesepakatan merger XL dan Smartren. Foto: Aditya Panji/kumparan
Axiata Group Berhad (Axiata) dari Malaysia, dan kelompok konglomerat Sinar Mas dari Indonesia, akan menjadi pemegang saham pengendali bersama. Masing-masing memegang 34,8 persen saham XLSmart dengan pengaruh yang sama untuk arah dan keputusan strategis perusahaan.
ADVERTISEMENT
Pada saat selesainya transaksi, pemerataan kepemilikan saham akan menghasilkan Axiata menerima hingga senilai 475 juta dolar AS. Setelah transaksi ditutup, Axiata akan menerima 400 juta dolar AS, beserta tambahan 75 juta dolar AS di akhir tahun pertama, tergantung pada pemenuhan syarat-syarat tertentu.
Merger ini diharapkan menghasilkan sinergi biaya yang signifikan, dengan estimasi sinergi sebelum pajak sebesar 300-400 juta dolar AS setelah selesainya proses integrasi jaringan strategis serta optimalisasi sumber daya.
XLSmart akan memanfaatkan jaringan, keahlian, dan sumber daya dari para pemegang saham, untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia. Dengan total pelanggan seluler gabungan XL dan Smartfren sebanyak 94,51 juta dan pangsa pasar 27 persen, XLSmart akan menghasilkan pendapatan proforma sebesar Rp 45,4 triliun (2,8 miliar dolar AS) dan EBITDA senilai lebih dari Rp 22,4 triliun (1,4 miliar dolar AS).
ADVERTISEMENT