Ini Lokasi Posko Pengungsian Korban Gempa Palu di Google Maps

1 Oktober 2018 16:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana dampak dari Gempa di Palu (Foto: ANTARAFOTO/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana dampak dari Gempa di Palu (Foto: ANTARAFOTO/Muhammad Adimaja)
ADVERTISEMENT
Sekelompok mahasiswa alumni SMA Madani Palu melakukan upaya pengumpulan data lokasi posko atau titik kumpul masyarakat Palu korban gempa dan tsunami. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pengiriman bantuan untuk lokasi posko yang lebih akurat.
ADVERTISEMENT
Proyek sukarela ini merupakan inisiasi dari para mahasiswa yang merupakan warga asli Palu, Sulawesi Utara, yang melanjutkan kuliah di luar kota. Mereka menyebarkan tautan Google Form untuk diisi masyarakat yang mengetahui alamat dan titik koordinat lokasi pengungsian.
Hasilnya, mereka telah mendapatkan banyak data lokasi pasti titik pengungsian, posko, serta rumah sakit, yang memanfaatkan platform peta digital Google Maps. Kalian bisa membuka hasil kerjanya di tautan ini: http://bit.ly/PetaPersebaranPoskoMandiriGempaPalu
Bagi publik yang ingin membantu mendata lokasi pengusian serta posko, bisa memasukkan alamat detailnya lewat tautan Google Form berikut ini: http://bit.ly/PoskoMandiriGempaPalu
Titik lokasi pengungsian dan posko di Palu (Foto: Mahasiswa Alumni Kartografi & Penginderaan Jauh, Fak. Geografi UGM)
zoom-in-whitePerbesar
Titik lokasi pengungsian dan posko di Palu (Foto: Mahasiswa Alumni Kartografi & Penginderaan Jauh, Fak. Geografi UGM)
Proyek pengumpulan data lokasi ini salah satunya dijalankan oleh seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada jurusan Geografi, Sry Handini Puteri, yang juga merupakan alumni SMA Madani Palu. Ia mendapatkan bantuan untuk proses pemetaan spasialnya tersebut dari Lab. Sains Informasi Geografi, Fakultas Geografi UGM.
ADVERTISEMENT
"Semua temen temen saya yang anak Palu yang sedang di luar kota, semuanya khawatir. Sehingga alumni SMA Madani Angkatan 6 ini, kami mencoba untuk membuat Google Form. Lalu, karena saya adalah mahasiswi Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi UGM, jadinya saya mencoba untuk mengajak teman-teman saya untuk mentranslasikan data tabulasi itu menjadi point dengan koordinat yang akurat," jelas Sry kepada kumparan.
Data yang telah dikumpulkan lewat Google Form tersebut nantinya akan dispasialkan menggunakan GoogleMyMaps karena dinilai mudah untuk diakses masyarakat dan langsung terhubung dengan Google Maps. Sry juga mengatakan bahwa siapapun dapat membantu memasukkan data lokasi sesuai pengetahuan masing-masing.
“Di dalam Google Form-nya itu masyarakat bisa mengisi lokasi titik pengungsian, koordinat, dan narahubung. Kami berharap data ini dapat digunakan oleh semua relawan baik dari pemerintah maupun LSM untuk menyalurkan bantuannya,” jelas Sry.
ADVERTISEMENT
Sry pun tak henti mengajak rekan sejurusannya untuk membantu proyek mulianya tersebut, sehingga bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak. Dari 6 orang saja, sekarang bantuan pendataan itu telah didukung oleh dari Tim Web GIS (TF-PDS) Palu, Lab SIG - PUSPICS, Departemen SaIG Fakultas Geografi UGM dan Alumni Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM.
Kesulitan Mendapatkan Akurasi Lokasi
Sry mengakui kesulitannya untuk mendapatkan titik lokasi posko yang akurat. Kebanyakan dari masyarakat yang meng-input data lokasi pengungsian hanya menuliskan alamat tanpa titik koordinat, sehingga akurasi menjadi kurang sempurna.
“Untuk akurasinya tergantung dari koordinat yang dimasukkan oleh masyarakat. Kebanyakan masyarakat memasukkan lokasi tanpa koordinat (hanya alamat saja), sehingga akurasinya menjadi lebih kecil. Tapi itu dapat diakali dengan menghubungi narahubung di setiap titik. Jika masyarakat sudah menginput koordinatnya sendiri, maka akurasinya akan sangat tinggi,” tambah Sry.
Gambar satelit menunjukkan Kota Palu, pada 25 September 2018 (atas) dan pada 29 September 2018 (bawah). (Foto: Planet Labs Inc/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar satelit menunjukkan Kota Palu, pada 25 September 2018 (atas) dan pada 29 September 2018 (bawah). (Foto: Planet Labs Inc/Handout via REUTERS)
Jumlah data titik pengungsian terus bertambah dengan cepat. Berdasarkan update terakhir yang diunggah Sry lewat Instagram Stories, data lokasi posko yang telah terkumpul hingga sekitar pukul 22.00 WIB hari Minggu (30/9) telah mencapai 182 lokasi posko. Di hari Senin (1/10) pukul 13.09 WIB, Sry mengkonfirmasi data yang terkumpul sudah ada 291 titik.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini ke-291 titik tersebut telah berhasil dispasialkan dalam bentuk peta digital. Dalam gambar yang diunggah, terdapat keterangan bahwa kebutuhan di setiap posko mungkin berbeda-beda. Jadi, para relawan bisa lebih spesifik dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk masing-masing posko.
Warga korban gempa di tenda darurat akibat gempa bumi di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga korban gempa di tenda darurat akibat gempa bumi di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Untuk Kampung Halaman
Satu hal yang mendorong mereka untuk melakukan proyek mulia dan sukarela ini adalah rasa rindu dan takut akan apa yang terjadi kepada orang tuanya. Sry menjelaskan bahwa ini adalah satu-satunya hal yang bisa ia lakukan dengan maksimal untuk menolong handai tolan dan keluarga di kampung halaman.
Gambar dari udara kondisi di tepi pantai kota Palu setelah terkena gempa dan tsunami. (Foto: AFP/JEWEL SAMAD)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dari udara kondisi di tepi pantai kota Palu setelah terkena gempa dan tsunami. (Foto: AFP/JEWEL SAMAD)
Sry berkisah sekarang dia sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga di Palu yang disebutnya semua dalam keadaan selamat dan sehat. Keluarga Sry saat ini mengungsi di halaman rumah untuk mengantisipasi jika ada gempa susulan.
ADVERTISEMENT
"Karena keluarga saya sedang kesulitan di sana. Pada saat gempa, saya tidak bisa mengontak keluarga saya sama sekali, sehingga saya bingung harus melakukan apa. Oleh karena itu, saya mencoba untuk membuat sesuatu dalam kapasitas saya. Apa saja yang bisa saya lakukan," ujar Sry.
Hingga saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB) sudah total korban tewas akibat gempa di Palu dan Donggala, mencapai 844 orang. Sedangkan korban luka berat mencapai 184 orang dan korban hilang yang saat ini tengah dicari, sebanyak 46 orang.