Jack Dorsey Blak-blakan Ungkap Penyesalan Terbesar soal Twitter

29 Agustus 2022 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan CEO Twitter, Jack Dorsey. Foto: Joshua Roberts/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Mantan CEO Twitter, Jack Dorsey. Foto: Joshua Roberts/Reuters
ADVERTISEMENT
Pendiri dan mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, buka-bukaan mengungkap penyelesannya tentang Twitter. Dorsey mengaku menyesal platform media sosial itu menjadi sebuah perusahaan.
ADVERTISEMENT
Penyesalan Dorsey terungkap ketika menjawab pertanyaan salah satu pengguna Twitter terkait perjalanan perusahaan kini masih sesuai dengan rencana awal saat didirikan atau tidak. Ia kemudian merespons Twitter semestinya menjadi seperti email saja, bukan dimiliki oleh negara atau perusahaan.
Dikutip Reuters, Dorsey mengatakan bahwa Twitter harus menjadi “protokol” dengan si medsos beroperasi seperti email, yang berarti ia tidak dikendalikan oleh satu entitas terpusat. Dan sama seperti email, orang-orang yang menggunakan email masih bisa berkomunikasi satu sama lain.

Ikut terseret kasus dengan Elon Musk

Dorsey sendiri ikut terseret dalam drama antara Elon Musk dan Twitter di meja hijau, usai CEO Tesla itu membatalkan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS
ADVERTISEMENT
Tim pengacara Musk memanggil Jack Dorsey untuk memberikan barang bukti di persidangan yang rencananya akan digelar pada 17 Oktober 2022 mendatang. Dorsey sendiri mundur dari posisi CEO Twitter pada November 2021 lalu, dan menyerahkan posisinya ke Parag Agrawal.
Parag Agrawal, CEO Twitter baru. Foto: Twitter
Dorsey kemudian melanjutkan kariernya dengan menjadi bos di platform ciptaan dia yang lain, Square dan Block. Pria 45 tahun itu diduga mendorong Musk untuk mengakuisisi lewat pesan pribadi, menurut laporan The Verge.
Sulit untuk mengetahui informasi macam apa yang bisa diberikan Dorsey ke Musk lewat pesan pribadi tersebut. Namun uang miliaran dolar dipertaruhkan, tim pengacara Musk tampaknya akan mengerahkan semua cara untuk mendukung argumen mereka di persidangan.