Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dampak buruk dari penggunaan HP yang tidak tepat bisa menyebabkan anak kecanduan game online hingga terpapar konten-konten yang tidak cocok untuk usianya. Sebenarnya, boleh saja membiarkan anak sesekali bermain smartphone untuk mengisi waktu. Namun, itu bisa memicu dampak yang tidak baik jika dilakukan terlalu dini dan sering.
Psikolog anak dan remaja, Alzena Masykouri, mengatakan bahwa penggunaan HP yang tidak sesuai dengan usia anak bisa sangat merugikan. Itu dapat mengganggu perilaku hingga kesehatan dan juga mental anak.
"Untuk penggunaan gawai dengan segala aktivitasnya, memang seharusnya diatur dengan ketat untuk anak dan remaja. Alasan utamanya adalah karena mereka belum memiliki kendali diri dan masih lebih bermanfaat aktivitas non gawai pada usia perkembangan mereka," kata Alzena kepada kumparan, Selasa (6/10).
Lebih lanjut Alzena menjelaskan, tahapan pengguna HP yang baik untuk anak-anak di bawah usia 18 tahun. Ia pun memberikan sedikit saran kapan waktu yang tepat untuk Si Kecil bisa menggunakan HP.
ADVERTISEMENT
0 sampai 5 tahun: Tidak memberikan HP
Saat usia 0-5 tahun, Alzena menyarankan untuk tidak memberikan HP atau tablet kepada anak, kecuali jika terjadi kondisi darurat. Itu pun harus dilakukan pendampingan. Anak di rentang usia ini harus aktif bermain dan berinteraksi dengan orang lain.
"Yang termasuk kondisi darurat adalah kondisi di mana anak harus duduk tenang dalam waktu lebih dari 30 menit dan tidak memungkinkan bagi anak untuk bergerak bebas," jelasnya.
6 sampai 10 tahun: Bisa dikenalkan gadget untuk menunjang produktivitas, tetapi harus didampingi ketat
Usia 6-10 tahun adalah waktu yang tepat untuk memberi dan mengenalkan HP kepada anak untuk penunjang produktivitas mereka. Alzena mengingatkan meski sudah bisa diberikan ponsel, perlu pendampingan yang ketat untuk penggunaannya.
ADVERTISEMENT
Di usia sekolah, anak mungkin memerlukan HP untuk sarana di belajar dan menghasilkan sesuatu. Batas pemakaian HP juga perlu diatur dan tidak boleh lebih dari satu jam per hari.
11 sampai 18 tahun: Bertanggung jawab atas penggunaan HP
Kemudian di usia 11-18 tahun, sudah saatnya anak berlatih bertanggung jawab atas diri dan tindakannya, termasuk penggunaan ponsel. Mereka harus dilatih menjaga perangkat dan membiayai aktivitasnya. Orang tua juga tak lupa membuat aturan khusus untuk waktu aktivitas mereka dengan HP.
Hati-hati kecanduan game online
Penggunaan HP yang berlebihan bisa saja disebabkan oleh Kecanduan game online. Fenomena kecanduan game online di kalangan anak dan remaja di Indonesia sudah semakin umum terjadi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak 2018 lalu telah menetapkan adiksi game online sebagai salah satu bentuk gangguan mental dan disebut dengan istilah gaming disorder. Ini termasuk dalam kategori kecanduan non zat atau kecanduan perilaku, seperti hanya juga adiksi gadget, judi online, media sosial, porno, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
“Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Untuk penggunaan gawai dengan segala aktivitasnya, memang seharusnya diatur dengan ketat untuk anak dan remaja. Alasan utamanya adalah karena mereka belum memiliki kendali diri dan masih lebih bermanfaat aktivitas non-gawai pada usia perkembangan mereka,” jelas Alzena.
Dampak negatif dari kecanduan game online tampaknya telah dirasakan oleh China. Negeri Tirai Bambu itu hingga memaksa pemerintah setempat mengambil langkah ekstrem dengan membatasi jam bermain game bagi anak di bawah umur.
Pemerintah China mengatur anak di bawah usia 18 tahun hanya boleh main game 3 jam per minggu, mulai dari pukul 20.00 hingga 21.00 pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Sementara bocah-bocah di China juga boleh bermain game pada hari libur nasional, dengan batasan waktu sama seperti akhir pekan. Selain itu, China juga mewajibkan perusahaan pengembang game untuk membatasi produk mereka dimainkan bocah di luar jam tersebut.
ADVERTISEMENT
Game online pun bisa menjadi ajang belajar buat anak, asal orang tua memenuhi ketentuan ini agar mereka tidak kecanduan. Ini juga yang menjadi landasan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum memilih mengeluarkan kebijakan pembatasan game online di Indonesia, seperti layaknya China.
"Kominfo memahami bahwa pengaturan waktu bermain game online serta pengawasannya merupakan bagian dari kegiatan pengasuhan dan pendidikan di rumah oleh para orang tua dan didukung oleh kebijakan Pemerintah yang adaptif," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi kepada kumparan, Rabu (6/10).
Dedy menambahkan salah satu sosialisasi pembatasan game online pada anak yang dijalankan oleh Kominfo bersama Sahabat Keluarga Kemendikbudristek adalah mengeluarkan buku panduan bagi orang tua yang menginformasikan pentingnya peranan orang tua dalam pengawasan pemanfaatan game bagi putra dan putrinya.
ADVERTISEMENT