Karyawan Google Bersatu Demo Perintah Imigrasi Trump

31 Januari 2017 13:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
CEO Google, Sundar Pichar, ketika mempresentasikan perangkat baru Google (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Google, Sundar Pichar, ketika mempresentasikan perangkat baru Google (Foto: Reuters)
Perintah eksekutif terkait imigrasi yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus menuai kecaman dari berbagai pihak. Bahkan, karyawan Alphabet dan Google di sejumlah negara menggelar aksi demonstrasi menentang kebijakan itu.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 2.000 pegawai Google di delapan kantor di seluruh dunia melakukan aksi mogok kerja pada Senin (30/1) sebagai bentuk protes terhadap perintah eksekutif Trump yang melarang kehadiran imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim, yaitu Iran, Irak, Suriah, Yaman, Somalia, Libya, dan Sudan.
Di media sosial Twitter, para pegawai Google tersebut mengunggah berbagai foto dan video dari aksi protes ini dengan tagar #GooglersUnite. Markas Google di Mountain View, California, Amerika Serikat, menjadi salah satu lokasi protes anti kebijakan imigrasi Trump.
Protes berawal dari donasi yang dilakukan para pegawai Google sebesar 2 juta dollar AS sebagai dana krisis untuk didistribusikan ke organisasi-organisasi nonprofit yang membantu para pengungsi.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah respons langsung kami terhadap aksi imigrasi (Trump)," ujar Enzam Hossain, seorang pegawai Google di Mountain View, dilansir The Verge. "Kami ingin menjadi bagian dari hal ini, untuk mendukung kolega-kolega yang terkena dampaknya."
Google memang terlihat sangat vokal dalam melakukan penentangan ini. Sang pendiri Google, Sergey Brin, hingga CEO Sundar Pichai, mengobarkan perlawanan ini di depan para pegawainya. "Perjuangan akan terus berlanjut," ujar Pichai di lokasi protes. Sementara Brin turut mengatakan, "Ini adalah perdebatan tentang nilai-nilai fundamental."
Protes ini dilakukan oleh para pegawai, tapi didukung oleh pihak Google sendiri. Pegawai tersebut mulai merencanakan aksi ini sejak beberapa hari lalu melalui server internal.
Menurut The Verge, pemimpin aksi di Mountain View adalah Soufi Esmaeilzadeh, perempuan kewarganegaraan Kanada yang lahir di Iran dan sudah tinggal di AS selama 15 tahun. Soufi adalah manajer produk untuk perintah suara Google Assistant.
ADVERTISEMENT