Kemenangan Donald Trump Bikin Elon Musk ‘Full Senyum’, Ini Alasannya

8 November 2024 8:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Tesla dan pemilik X Elon Musk menghadiri kampanye Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu (5/10/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tesla dan pemilik X Elon Musk menghadiri kampanye Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu (5/10/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
ADVERTISEMENT
Nama Elon Musk belakangan lekat berkaitan dengan pemenang pemilu Amerika Serikat 2024, Donald Trump. Saking dekatnya, Musk bahkan pernah menggelontorkan lebih dari 118 juta dolar AS untuk kampanye pemilu Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Elon Musk bisa saja masuk ke lingkaran pemerintahan Donald Trump. Seperti prediksi sebelumnya, Musk kemungkinan besar bakal jadi penasihat Trump dalam urusan efisiensi pengeluaran pemerintah.
Kemenangan dan kedekatan dengan Trump bisa jadi angin segar buat gurita bisnis Elon Musk. Pria berusia 53 tahun itu bisa saja mendorong kebijakan AS ke arah yang menguntungkan kepentingan finansialnya.
Perusahaan besutan Musk itu bisa mendapat manfaat dalam hal regulasi seperti:
“Seperti yang dikatakan Presiden Trump, Elon Musk adalah seorang jenius, seorang inovator, dan telah benar-benar membuat sejarah dengan membangun sistem yang kreatif, modern, dan efisien,” kata penasihat senior kampanye Trump Brian Hughes, dilansir NBC News.
ADVERTISEMENT
Trump sebelumnya juga, telah berjanji untuk mendukung keinginan Musk untuk mengirim roket ke Mars. "Saya suka Elon Musk," kata Trump dalam sebuah kampanye di bulan Juli.
"Kita harus membuat kehidupan menjadi lebih baik bagi orang-orang pintar kita dann dia adalah orang paling pintar yang pernah ada."
Di sisi lain kedekatan hubungan Trump dan Elon Musk dikhawatirkan sejumlah anggota parlemen. Mereka khawatir bahwa Musk dapat melemahkan tujuan AS untuk mencegah China memperoleh akses ke teknologi canggih yang dapat digunakan untuk membangun kemampuan militer dan intelijennya. Kenapa?
Tesla, sangat bergantung pada China sebagai basis produksi dan pasar penting bagi kendaraan listrik mereka. Selama kunjungan ke China awal tahun ini, Musk sempat menyuarakan kembali pernyataan Beijing tentang Taiwan, dengan menggambarkannya sebagai "bagian integral" dari China.
Ilustrasi pabrik Tesla. Foto: Shutter Stock
Belum lagi, Donald Trump juga punya rencana menerbitkan aturan yang tak ramah bagi produsen kendaraan listrik di AS. Padahal, Musk juga punya andil dalam bisnis kendaraan listriknya, Tesla.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Verge, Trump berencana mencabut seluruh anggaran yang tak terpakai dalam UU Pengurangan Inflasi era Joe Biden. Regulasi ini mencakup upaya pemerintah dalam memberi insentif pada produksi kendaraan listrik di AS.
Trump kemungkinan akan menghentikan insentif di atas. Rinciannya mulai dari keringanan pajak kendaraan listrik hingga insentif untuk pabrik baterai dan pertambangan.
Penghapusan keringanan pajak dan insentif ini akan membuat kendaraan listrik lebih mahal untuk dibeli bagi banyak orang di AS. Hal ini kemungkinan akan berimbas pada penurunan penjualan kendaraan listrik.
Para produsen mobil juga tampaknya akan melobi pemerintah lebih untuk mendapatkan kepastian regulasi, apakah Trump akan memperhatikannya? Belum diketahui hingga saat ini.