Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kemkominfo Ungkap Cara Cegah Serangan Ransomware WannaCry
14 Mei 2017 11:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Ransomware WannaCry telah menyerang jaringan komputer di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia. Virus atau program jahat itu menyerang dengan cara mengunci atau mengenkripsi semua data penting yang ada di dalam komputer.
Oleh sebab itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau warga untuk melakukan serangkaian tindakan pencegahan ransomware, terutama bagi mereka yang akan bekerja di kantor pada hari Senin pekan depan.
Untuk mengantisipasi serangan tersebut, berikut langkah sederhana yang disarankan Kemkominfo:
- Ketika menyalakan komputer Windows yang terhubung dengan server atau jaringan kantor, sebaiknya cabut kabel LAN atau dulu terkoneksi ke Wi-Fi
- Lakukan backup data ke storage terpisah. Bisa pindahkan data ke media yang tak terhubung ke Internet atau komputer dengan sistem operasi Mac OS dan Linux, karena WannaCry ini khusus menyerang Windows
- Update anti-virus
- Update security pada Windows dengan instal Patch MS17-010 yang dikeluarkan oleh Microsoft. Selengkapnya baca panduan dari Microsoft di sini
- Jangan mengaktifkan fungsi macros
- Non aktifkan fungsi Server Message Block (SMB) v1
- Block ports 139/445 & 3389
- Ulangi, selalu backup file penting di komputer Anda dan simpan data backup di tempat lain
Selain itu, Kemkominfo juga menyatakan penularan dapat terjadi lewat penyebaran file attachment di email dan link ke situs mengandung malware. Oleh karena itu, para pengguna internet patut waspada dalam membuka file atau link saat berselancar.
Sejauh ini belum ada solusi yang paling cepat dan jitu untuk mengembalikan berkas data yang sudah terinfeksi ransomware. Kemkominfo menyarankan bagi yang sudah terinfeksi untuk memutuskan sambungan Internet dari komputer agar penyebaran ransomware terhenti dan tidak menjangkit komputer lain.
Jika ada warga Indonesia yang sudah jadi korban, tim Kemkominfo menyarankan agar tidak memberi uang tebusan karena belum tentu si peretas akan memberikan akses lagi ke dokumen yang sebelumnya tersandera.
Baca juga: Tebusan untuk Ransomware WannaCry Sudah Mencapai Rp 400 Juta
Sebagai tambahan, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure atau ID-SIRTII, juga mengimbau para pekerja kantor swasta atau pemerintahan, untuk mewaspadai ancaman ini dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
- PC dan bentuk komputer personal atau jaringan lainnya, jangan dulu terhubung ke LAN dan Internet
- Terlebih dahulu lakukan backup data penting
- Pastikan software anti-virus sudah update serta melakukan pembaruan security patch terlebih dahulu yang disarankan oleh Microsoft di sistem operasi Windows
Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, meminta warga untuk tidak panik dan tetap tenang atas adanya serangan ini. Rudiantara juga mengharapkan warga segera mengikuti langkah pencegahan seperti yang diminta Kemkominfo.
"Kita harus siap-siap. Antisipasi. Backup datanya yang penting. Jadi kalau sudah backup 'kan bisa dibuka ke tempat lain," ujar Rudiantara kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (13/5).
Sejauh ini ransomware WannaCry telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Ia tercatat menyebar ke 45.000 komputer, baik rumah sakit, korporasi, universitas, hingga instansi pemerintah, di 74 negara. Rusia juga termasuk yang diserang oleh WannaCry di mana 1.000 komputer di Kementerian Dalam Negeri mereka menjadi korban serangan tersebut, walaupun para pejabatnya bersikeras berkata tak ada data yang hilang.
Serangan dilaporkan juga banyak terjadi di Inggris di mana ada 16 rumah sakit dan klinik yang terpaksa harus menolak pasien setelah mereka kehilangan akses ke komputer pada Jumat lalu.
Baca juga: Serangan Ransomware WannaCry, Apa yang Telah Diketahui Sejauh Ini?
Menurut sebuah pernyataan dari National Health Service di Inggris, ransomware yang melumpuhkan 16 rumah sakit di Inggris itu dikenal sebagai Wanna Decryptor yang juga dikenal sebagai WannaCry. Operasional rumah sakit memang telah terkena dampak dari ransomware ini, tetapi sejauh ini tidak ada indikasi bahwa data pasien telah terkena dampak dari WannaCry.
Di Indonesia, ransomware terjadi di Rumah Sakit Dharmais dan Rumah Sakit Harapan Kita yang berlokasi di Jakarta. Rudiantara berkata ada sistem antrean atau sistem pembayaran rumah sakit tersebut yang terkunci oleh WannaCry, dan membuat petugas tidak bisa membuka data.
Kemkominfo tengah berupaya membantu memulihkan sistem jaringan komputer dan server di kedua rumah sakit tersebut. Kemkominfo juga tengah bekerja sama dengan pihak lain, termasuk Kementerian Kesehatan, dalam menyelesaikan masalah ini.
"Tim Kominfo juga telah membantu rumah sakit yang terkena dampak ini untuk memulihkan sistem mereka," tutur Rudiantara.
Baca juga: Hacker Rilis Ransomware WannaCry 2.0, Segera Lindungi Komputer Anda
ADVERTISEMENT