Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ketika Aplikasi Video Call Selamatkan Hidup Seorang Wanita
23 Februari 2018 9:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, aplikasi panggilan video di perangkat iOS, FaceTime, ternyata bisa membantu 'menyelematkan nyawa' seorang wanita di New York, Amerika Serikat. Wanita bernama Opokua Kwapong, merasa sangat terbantu berkat FaceTime.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana bisa FaceTime menyelamatkan nyawanya?
Awalnya, Kwapong melakukan panggilan video menggunakan FaceTime dengan saudara perempuannya, Adumea Sapong, yang tinggal di Manchester, Inggris. Dalam panggilan video tersebut, Sapong menyadari ada yang tidak beres dengan kondisi kakaknya itu.
"Adikku menatapku dan berkata dia bisa melihat wajahku tidak terlihat sehat. Dia juga mengatakan saya berbicara dengan tidak jelas, saya pikir dia hanya rewel dan saya tidak mempercayainya," kata Kwapong seperti dikutip dari BBC .
Kwapong mendapatkan saran dari adiknya untuk mengambil segelas air dan obat aspirin, tetapi ia tidak mampu melakukannya.
"Dia mencoba untuk mengambil segelas air dan tidak mampu. Kemudian saya melihat pada video call FaceTime bahwa wajahnya terkulai, saya mengatakan kepadanya bahwa dia perlu menutup telepon dan segera menemui dokter," ucap sang adik, Sapong.
Lalu, Sapong menghubungi salah satu saudara perempuan lainnya yang merupakan seorang dokter dan meminta Sapong untuk segera meminta bantuan. Atas saran saudaranya yang dokter itu, Sapong langsung menghubungi petugas darurat.
ADVERTISEMENT
Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, Kwapong didiagnosis memiliki gumpalan di otaknya. Penyakit stroke telah melumpuhkan sisi kiri tubuhnya.
Kwapong, yang bekerja sebagai ilmuwan makanan, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada FaceTime karena telah membantunya mendeteksi stroke, walau sebenarnya adiknya yang memperingatkannya.
"Jika bukan karena FaceTime, maka kita akan melakukan percakapan yang sangat berbeda saat ini. Tidak ada keraguan bahwa FaceTime menyelamatkan hidup saya. Jika saudara perempuan saya tidak memperhatikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres, maka keadaan bisa jadi sangat berbeda," ungkap Kwapong.
"Teknologi tidak hanya menyelamatkan hidup saya, sekarang juga memungkinkan saya untuk menjalani hidup saya."