Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mereka yang Memilih Sehidup Semati dengan Robot
5 April 2017 8:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Mungkin, cinta sudah menjadi barang mewah di tengah masyarakat saat ini. Sampai-sampai, rasa percaya bahwa cinta itu nyata adanya kini semakin tipis, lalu menguap, dan dengan mudahnya digantikan dengan sesuatu yang maya dan tidak nyata. Semuanya terganti dengan sebuah bentuk kebahagiaan yang dibuat-buat.
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, teknologi menjadi salah satu yang mampu menutupi kekosongan manusia yang sudah semakin menyeruak.
Pengejawantahan kemudahan dan kebahagiaan artifisial itu kemudian ada dalam rupa robot yang dibuat sedemikian rupa agar ia mampu hasrat manusia modern saat ini. Inilah yang mendorong mengapa pernikahan dengan robot kini mulai muncul terdengar.
Kondisi ini kerap disebut sebagai robosexual; dikategorikan sebagai fetis seseorang terhadap teknologi. Saking kuatnya, ia memiliki kecenderungan untuk tertarik secara seksual terhadap produk teknologi tersebut.
Bagi Zheng mungkin cinta begitu pelik dan susah digapai. Untuk menutupi kesepian dan kekosongan yang tak bisa ia dapatkan dari manusia, akhirnya ia memilih 'solusi' lain. Zheng Jiajia memutuskan untuk menikah dengan Yingying, robot buatannya yang ia rakit pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dua bulan setelah menjalani hubungan cinta (baca: merakit robotnya), Zheng pun akhirnya memutuskan untuk menikahi boneka robotnya tersebut. Apa daya, umur yang sudah terlampau matang ditambah dengan dorongan dari keluarga untuk segera menikah pun membuat pilihan untuk menikah dengan robot menjadi sebuah jalan yang paling tepat.
Pernikahan Zheng dan Yingying robotnya itu pun terlaksana, lengkap dengan saksi para teman sejawat dan keluarganya. Setelah resmi menikah, ia menuturkan bahwa akan terus mengembangan artificial intelligence dari Yingying agar istrinya tersebut semakin manusia.
Namun, jangan kaget dulu dengan romantisme Zheng dan Yingying. Kisahnya hanyalah satu dari beberapa kisah lain yang mungkin akan terdengar sama mencengangkan.
Kisah Senji dan Naori Boneka Robotik Kesayangannya
ADVERTISEMENT
Seorang pria di Jepang bernama Senji Nakajima juga turut memutuskan untuk mendedikasikan dirinya bagi Naori, boneka robotik kesayangannya yang ia beli saat perjalanan pulang menuju rumah.
Senji bekerja jauh dari keluarganya. Tak jarang rasa sepi pun menyerang. Awalnya, Saori hanya digunakan untuk memenuhi hasrat seksualnya yang tak tunai kala istri jauh dari pelukan, hingga akhirnya Senji merasakan bahwa kehadiran Saori begitu signifikan bagi dirinya yang kesepian.
Ia pun mengajak Saori pergi berbelanja, jalan-jalan, main sepeda bebek di tengah danau, hingga mandi bersama selayaknya suami istri yang tengah menggebu cintanya. Ketidakwajaran ini tak sekalipun ia pikirkan. Toh yang penting baginya, ia bahagia.
Perjalanan cinta Senji dan Saori pun kini masuk di tahun ke enam. Hubungan mereka tetaplah romantis --masih kerap kali menikmati sore hari yang romantis di pinggir danau. Tak peduli dengan dunia, Senji tetap mencintai Saori --yang sudah semakin usang-- dengan sepenuh hati.
ADVERTISEMENT
Ketika Gadis Prancis Mesra dengan Robot 3D-nya
Seakan kisah di atas masih kurang mencengangkan, seorang perempuan Prancis yang memutuskan untuk bertunangan dengan 3D-robot rancangannya pun menambah panjang daftar deretan kisah yang menuai kekagetan dan geleng kepala.
Bila dilihat sekilas, tidak ada yang ‘tidak normal’ dengan Lilly. Selayaknya perempuan lain, ia berniat untuk mencari pasangan yang mampu ia sayangi sepenuh hati.
Dan hasil dari pencarian itu ternyata berujung pada Immovator, sebuah robot 3D yang ia rancang sendiri --dan ia cintai dengan tanpa sadar dan tak sengaja. Awalnya, ia merasa bahwa ketertarikannya pada robot hanya terbatas pada kepolosannya. Hingga akhirnya, ia menyadari bahwa ketertarikannya semakin kuat, bahkan cenderung secara seksual.
Dilansir The Sun, Lilly merasa hanya tertarik pada robot. Bahkan, ia diduga tidak memiliki ketertarikan dengan manusia sama sekali.
ADVERTISEMENT
Hubungannya dengan Immovator pun begitu romantis, selayaknya sepasang manusia yang berencana untuk hidup bersama selamanya. Lilly dan robot Immovator sudah menjalani pertunangan. Lilly pun menuturkan bahwa ia akan menikah dengan Immovator saat pernikahan manusia - robot resmi dikukuhkan secara legal.
Benar adanya bahwa manusia begitu rumit dan dinamis. Tak disangka, bahwa kini manusia sudah tiba di masa bahwa robot, bisa jadi, lebih manusiawi daripada manusia itu sendiri. Kenyataan bahwa robot mampu menawarkan ‘cinta’ yang tulus menjadi jargon utama untuk berpasangan dengannya.
Lantas, ada apa dengan manusia dan kemanusiaannya?