Ketika Wabah Virus Corona Jadi Berkah untuk Bisnis Teknologi

6 Februari 2020 8:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona China buatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC. Foto: Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona China buatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC. Foto: Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa pekan ini, penyebaran virus corona terus menjadi perhatian. Virus corona telah menyebabkan 536 orang meninggal dunia dan menginfeksi lebih dari 28 ribu, hingga Kamis (5/2) pagi.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan KrAsia, ketakutan terhadap penyebaran virus corona membuat jutaan orang China tetap di rumah, tak lama setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Situasi tersebut memberi tekanan pada sebagian besar bisnis ritel, restoran, jasa, industri pariwisata, dan lainnya.
Tetapi, apakah semua orang terkena dampak negatif dari wabah virus?
Di balik penyebaran novel coronavirus (2019-nCoV) ini, ternyata ada berkah untuk perusahaan dan penggiat di bidang teknologi. Bagi mereka, krisis wabah virus corona memang memiliki risiko, tapi juga bisa mendatangkan peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Industri game

Selama merebaknya virus corona membuat orang-orang di China terkurung di rumah. Satu industri yang diuntungkan dengan keadaan ini adalah developer game.
Berdasarkan indeks Baidu, pencarian keyword "game" mencapai rekor tertinggi sejak awal krisis terjadi. Volume yang dicari dari kata kunci itu melambung 60 persen di atas angka tertinggi mingguan sebelumnya. Bahkan, aplikasi terlaris yang paling banyak di-download adalah Game For Peace and Honor of Kings.
Game Plague Inc. Foto: Ndemic Creations
Selain itu, game Plague Inc. menjadi salah satu yang paling menarik perhatian karena virus corona. Game itu memungkinkan pemain untuk menyebar dan mengembangkan wabah mematikan.
ADVERTISEMENT
Meskipun Plague Inc. tampak tidak sensitif untuk situasi sekarang, tapi game ini berhasil meroket ke puncak App Store China, dan menempati peringkat sebagai aplikasi berbayar teratas selama 10 hari terakhir.
Influencer game juga mendapat keuntungan besar. Sebagian dari mereka mendapatkan pertumbuhan dari jumlah pengikut selama beberapa minggu terakhir. MaoQi, seorang influencer game, mengalami peningkatan hampir 1 juta pengikut selama bulan lalu.

Aplikasi kebugaran

Salah satu langkah pertama yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah penularan virus corona adalah penutupan tempat kebugaran atau gym di seluruh China. Hal ini meningkatkan jumlah penetrasi aplikasi kebugaran.
Misalnya, aplikasi Keep berada di peringkat 260 di Apple App Store China sebelum Imlek. Kini, posisinya naik hingga peringkat 79, dan terus meningkat setiap hari.
ADVERTISEMENT
Fitur live streaming di aplikasi TikTok versi China yang bernama Douyin juga menjadi tempat kelas online untuk tetap berolahraga. Seorang instruktur senam bisa menggunakannya untuk melatih olahraga bagi pengguna.
Ilustrasi Fisik di Gym. Foto: Shutter Stock/kumparan
Walau kelas yang dibuat bebas untuk ditonton, instruktur tetap meminta audiens untuk mengikuti akun, berkomentar, dan menyukai streaming. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk monetisasi akun.
Selain itu, alat fitness ring dari Nintendo Switch juga laris manis. Alat tersebut dijual seharga sekitar 550 yuan. Tetapi, reseller sekarang menjualnya lebih dari 800 yuan, kadang-kadang bahkan lebih dari 1.500 yuan, dan mereka masih mengumpulkan ribuan pesanan.

Layanan kesehatan online

Secara alami, salah satu segmen yang terkena dampak positif adalah layanan kesehatan online. WeChat baru-baru ini menambahkan segmen kesehatan ke menu WeChat Wallet.
ADVERTISEMENT
Bagian kesehatan ini, mencakup kemampuan untuk melacak secara real-time data epidemi virus corona di setiap provinsi. Layanan ini juga memungkinkan pengguna untuk konsultasi online dengan dokter. Ahli virologi jadi yang paling dicari dalam momen ini, dilansir KrAsia.
Menurut Technode, layanan telemedicine dari Ping'an, JD, dan Alibaba juga mengalami peningkatan pengguna saat virus corona menyebar di China.

Aplikasi kolaborasi

Libur Tahun Baru Imlek akan segera berakhir, dan beberapa dari warga di China harus kembali bekerja. Namun, sebagian besar perusahaan telah menetapkan kebijakan kerja jarak jauh atau remote untuk menghindari kontaminasi virus corona di antara para pekerjanya.
Hal ini adalah kesempatan bagus untuk aplikasi kolaborasi perusahaan untuk memfasilitasi kerja jarak jauh. Ding Talk dari Alibaba meroket ke puncak Apple App Store dalam beberapa hari.
ADVERTISEMENT
WeChat Work, aplikasi komunikasi perusahaan dari Tencent, baru saja merilis serangkaian fitur baru yang khusus ditujukan untuk memfasilitasi pekerjaan jarak jauh selama periode kritis coronavirus.
Pegawai Apple dan pelanggan mengenakan masker wajah terlihat di dalam sebuah toko Apple di Beijing, Kamis (30/1). Foto: NICOLAS ASFOURI / AFP

Influencer

Epidemi virus corona juga telah menciptakan gelombang dukungan bagi Wuhan dan seluruh China. Beberapa influencer yang secara aktif mendukung upaya pembuatan antivirus mengalami peningkatan dalam engagement dan pertumbuhan pengikut mereka.
Banyak influencer yang sedang tren di Douyin berbagi informasi tentang wabah coronavirus. Salah satu influencer yang paling populer adalah Tu Lei, yang telah berbagi berita harian, komentar, dan video inspirasional tentang virus corona selama beberapa minggu terakhir. Tu Lei memperoleh hingga 3 juta pengikut setiap hari.

E-commerce

App Annie menunjukkan bahwa dua dari lima aplikasi yang paling sering dipakai di China belakangan ini adalah aplikasi e-commerce. Dua aplikasi, Omall dan Haitunjia, mendapatkan peningkatan yang tinggi di Apple App Store.
ADVERTISEMENT
Omall melompat dari posisi 161 menjadi 2 pada kategori belanja di Apple App Store China. Hal itu terjadi dalam waktu kurang dari dua minggu. Sementara, Haitunjia naik dari posisi 23 mejadi 5 hanya dalam 12 hari.
Salah satu alasan booming-nya pembelian online adalah karena banyak warga China mencari pasokan seperti masker wajah, yang sekarang sulit didapatkan. Produk-produk semacam itu mendapat ratusan ribu pesanan pada platform e-commerce selama beberapa minggu terakhir.