Ketika Whatsapp dan Popularitasnya Mulai Ditinggalkan Para Pengguna

15 Januari 2021 9:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengunduh aplikasi chat Whatsapp. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Mengunduh aplikasi chat Whatsapp. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Para pengguna WhatsApp perlahan mulai meninggalkan platform chatting nomor satu di dunia tersebut. Hal ini dipicu oleh kehadiran kebijakan baru yang membuat para pengguna khawatir soal keamanan privasi mereka.
ADVERTISEMENT
Diketahui, WhatsApp meluncurkan kebijakan baru yang menuntut pengguna untuk menyetujui pembagian data pribadi ke Facebook. Pembaruan kebijakan privasi ini hanya berlaku untuk percakapan dengan akun Bisnis yang menggunakan WhatsApp  Business API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp.
WhatsApp berulang kali menegaskan bahwa Facebook tidak akan bisa mengakses chat atau percakapan antar akun maupun grup pribadi para pengguna. Namun kebijakan baru tersebut tampaknya cukup membuat banyak penggunanya ilfeel dengan aplikasi chatting tersebut.
Berdasarkan laporan Sensor Tower, ranking WhatsApp di daftar aplikasi populer menurun untuk wilayah Inggris Raya dan Amerika Serikat. Di AS, WhatsApp menempati ranking 38 untuk jumlah download dan 10 di Inggris.
Sementara itu, aplikasi chatting pesaing WhatsApp, Telegram dan Signal, justru mengalami lonjakan jumlah donwload. Di beberapa negara, bahkan jumlahnya melampaui total download WhatsApp.
Ilustrasi Telegram. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sensor Tower melaporkan bahwa pada 7 Januari, pertama kali kebijakan baru WhatsApp diberlakukan, jumlah download aplikasi Telegram meningkat hingga 1,7 juta dan Signal sebesar 1,2 juta. Sementara WhatsApp yang biasanya mendominasi industri platform chatting hanya meraih angka 1,3 juta.
ADVERTISEMENT
Jumlah perangkat yang menginstal WhatsApp juga menurun hingga 13 persen ke angka 10,3 juta di awal minggu 2021.
“Diketahui bahwa aplikasi ini tidak bisa dipakai kecuali Anda setuju mungkin bukan cara terbaik karena orang merasa dipaksa memberikan datanya," cetus Jake Moore, pakar keamanan siber di ESET.
"Kita mungkin saja menemukan banyak orang yang pindah dari aplikasi itu ke aplikasi yang lebih fokus ke privasi dan melindungi data kita," tambahnya.
"Sangat penting bahwa pengguna bisa melakukan semua yang mereka bisa untuk melindungi informasi pribadi mereka. Mereka juga harus menyadari betapa hal itu bisa merusak seandainya jatuh ke tangan yang salah," tegasnya Moore.
Peraturan baru WhatsApp tidak berlaku di Inggris dan Eropa. Berdasarkan laporan Irish Times, WhatsApp memang sedang memproses kebijakan baru di Eropa, namun persetujuan tersebut tidak termasuk pembagian data ke Facebook.
Ilustrasi Facebook. Foto: Dado Ruvic/Reuters
"Tidak ada perubahan pada praktik berbagi data WhatsApp di wilayah Eropa yang timbul dari persyaratan layanan dan kebijakan privasi yang diperbarui. Untuk menghindari keraguan, WhatsApp tidak membagikan data pengguna WhatsApp wilayah Eropa dengan Facebook untuk tujuan Facebook menggunakan data ini untuk meningkatkan produk atau iklannya," kata seorang juru bicara.
ADVERTISEMENT
Facebook mengatakan bahwa mereka tidak melakukan hal tersebut untuk pasar Eropa dan Inggris karena ada negosiasi dengan kebijakan data pribadi. Ini adalah sebuah keberhasilan bagi Eropa dan Inggris yang terus meningkatkan keketatan peraturan soal privasi.
Facebook memberikan dirinya akses ke semua data-WhatsApp kami kecuali jika Anda tinggal di Eropa. Itulah mengapa perlindungan data penting,” kata Anggota Parlemen Eropa, Paul Tang, dilansir BBC.