Kisah Linda Wijaya Bangun Aplikasi SehatQ dari Nol

26 September 2019 7:19 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder and CEO SehatQ, Linda Wijaya. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Founder and CEO SehatQ, Linda Wijaya. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kaum perempuan sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Dengan keahlian dan kemampuan yang mumpuni, kini banyak kita jumpai perempuan-perempuan yang menjadi pemimpin.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Linda Wijaya, pendiri sekaligus CEO SehatQ yang merupakan startup di bidang kesehatan. Ia baru saja meluncurkan aplikasi SehatQ yang berada di bawah naungan Sinar Mas pada Rabu (25/9).
Linda, yang merupakan lulusan Master Industrial Engineering dari University of Michigan, mulai mengembangkan aplikasi besutannya itu sejak November 2018 lalu. Dalam kurun 10 bulan, ia bersama tim gencar melakukan ekspansi layanan dalam aplikasinya dan melakukan peluncuran resmi pada 25 September 2019.
CEO dan Pendiri SehatQ, Linda Wijaya. Foto: Novianti Rahmi Putri/kumparan
Bukan tanpa alasan, SehatQ lahir dari kerisauan Linda yang juga merupakan ibu dari tiga anak. Ia merasakan bagaimana rumitnya birokrasi layanan kesehatan. Kala itu, anak sulungnya terkena demam tinggi saat ia hamil besar. Ia harus diminta berbagai hal sebelum akhirnya mendapatkan pelayanan.
ADVERTISEMENT
“Ketika saya hamil anak kedua saya 8 bulan, anak pertama saya, dia demam tinggi, 40-an derajat. Jadi kami buru-buru ke rumah sakit. Tapi apa yang saya alami waktu itu benar-benar menyiksa, saya harus menunggu sampai 5 jam. Itu sudah malam, sudah gitu hamil gede, sudah capek. Saya enggak tahu kenapa proses berobat itu birokrasi banget. Padahal kan malam-malam udah enggak ada orang, tapi prosesnya lama sekali,” cerita Linda, kepada kumparan.
Tak dipungkiri bahwa itu menjadi tantangan setiap pasien rumah sakit di Indonesia. Mereka harus terlebih dahulu melengkapi berbagai administrasi sebelum akhirnya bisa melakukan pemeriksaan dengan dokter.
“Saya harap saya bisa menyediakan sesuatu yang lebih simpel, enggak terlalu ribet begitu and punya banyak waktu untuk mengurus keluarga kita,” ujarnya. “Dengan SehatQ, layanan kesehatan is just one-click-away.”
Founder and CEO SehatQ, Linda Wijaya (kiri). Foto: Dok. SehatQ
Kehadiran SehatQ sendiri akan meramaikan persaingan di kalangan startup kesehatan seperti Halodoc, Alodokter, Klikdokter, dan DokterSehat. Meski masih sangat baru, namun Linda yakin perusahaan buatannya itu mampu berkompetisi dengan mereka yang telah lebih dahulu eksis.
ADVERTISEMENT
I think one or two players won't actually benefit the patients daripada monopolize gitu,” ujarnya. “Kita prioritaskan pasien. Semuanya tergantung apapun yang dibutuhkan pasien, kami berusaha menyediakannya and begitu, kita bilang kita akan bikin open platform.”
Linda bahkan mengungkap, sejak pertama kali dikembangkan, SehatQ sudah memiliki 3,1 juta pengguna. Pertumbuhan itu cukup tinggi hanya dalam waktu 10 bulan. Ia menargetkan angka 6 juta pengguna hingga akhir 2019.
Fitur andalan SehatQ
Layaknya aplikasi kesehatan pada umumnya, SehatQ menawarkan layanan konten kesehatan valid bagi pasien yang membutuhkan informasi soal self-medication. Tetapi yang spesial, SehatQ juga memiliki dua fitur andalan, yaitu Chat Dokter dan Booking Dokter.
Sesuai dengan namanya, Chat Dokter memungkinkan pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter yang telah terdaftar di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan telah memiliki Surat Tanda Teregistrasi (STR), lewat chat di aplikasi. Konsultasi ini tidak dipungut biaya.
ADVERTISEMENT
Seluruh data percakapan di Chat Dokter akan secara otomatis terekam dalam sistem SehatQ dan menjadi catatan medis berbentuk digital. Apabila nantinya dibutuhkan oleh pengguna, mereka dapat memeriksa langsung dari aplikasi.
Aplikasi SehatQ. Foto: Astrid Rahadiani/kumparan
Sementara dengan Booking Dokter, pengguna bisa menemukan informasi terkait jadwal dokter di rumah sakit atau klinik sekitar. Dengan fitur ini, pengguna bisa menyesuaikan jadwal periksa dengan kebutuhan tanpa perlu menunggu lama.
Meski telah memiliki layanan yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi kesehatan, Linda menegaskan bahwa kehadiran SehatQ tidak untuk menggantikan peran dokter. Ia bahkan mengharapkan kerja sama dari berbagai pihak terkait untuk mempermudah masyarakat Indonesia mendapatkan layanan kesehatan.
In my mind ada holy trinity gitu ya, ada pasien, ada players seperti asuransi dan segalanya, ada satu lagi yang menyediakannya yaitu Faskes (fasilitas kesehatan). Jadi saya harus memperhatikan ketiga kategori ini,” jelas Linda.
ADVERTISEMENT
Keamanan data dan keselamatan pengguna
Sebagai pengembang aplikasi kesehatan, secara otomatis membuat SehatQ dihadapkan dengan tantangan keamanan data. Menanggapi soal itu, Linda menjamin data pengguna mereka terenkripsi dan akan menjaga kepercayaan pengguna dengan menjaga keamanan data kesehatannya.
“Layanan kami sangat terenkripsi, jadi apapun yang Anda masukan di sana dijamin aman. Because we understand the minute you have leakage is bad for everyone,” jelas Linda.
Sama seperti aplikasi chatting lainnya, obrolan pasien dengan dokter di fitur Chat Dokter tidak akan bisa diakses oleh siapapun. Percakapan tersebut hanya bisa dibaca kembali oleh pasien dan dokter yang menangani konsultasi tersebut.
Aplikasi SehatQ. Foto: Astrid Rahadiani/kumparan
Selain itu, dokter juga dilarang untuk memberikan resep obat apapun serta mendiagnosis pasien secara online. Selain karena penyakit tidak bisa didiagnosis secara online, belum ada regulasi yang mengatur perizinan soal periksa kesehatan secara online.
ADVERTISEMENT
“Lewat Chat Doctor, kita cuma bisa konsultasi, not even a diagnosis. And we believe that it’s not the right time yet, because the government hasn’t allowed us to do,” jelas Linda.
Di sisi lain, orang-orang yang cenderung melakukan konsultasi dengan dokter secara online, adalah orang-orang yang menderita penyakit ringan yang bisa disembuhkan dengan self-medication. Menurut data Nielsen, pengguna SehatQ juga didominasi oleh pasien yang tidak membutuhkan resep obat, sebanyak 60 hingga 70 persen.
Aplikasi SehatQ. Foto: Astrid Rahadiani/kumparan
Hingga saat ini, aplikasi SehatQ sudah memiliki 12 dokter pekerja penuh untuk melayani Chat Dokter dan akan terus ditambah hingga mencapai target sebanyak 40 dokter hingga akhir 2019. Sementara untuk jumlah dokter yang terintegrasi di Booking Dokter, totalnya sudah mencapai lebih dari 8.000 di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Aplikasi SehatQ telah tersedia untuk diunduh baik di perangkat Android maupun iOS.