Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Kisah Para Pendiri Instagram yang Memilih Keluar dari Facebook
25 September 2018 17:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Memiliki seni di dunia teknologi telah tertanam dalam diri Kevin Systrom sejak dini. Sejak kecil, pendiri aplikasi Instagram ini telah memiliki kemampuan pemrograman. Kemampuan itu berkembang seiring dengan pendidikan yang ditempuhnya di jurusan Management Science and Engineering di Stanford University.
ADVERTISEMENT
Di sana, ia meramu berbagai macam formula untuk membuat sebuah inovasi hingga akhirnya ia berhasil menciptakan Instagram. Seperti dilansir The Famous People , ia mendapatkan hobi dalam dunia teknologi berkat obsesinya terhadap game Doom 2.
Permainan itu yang memicunya untuk terus belajar dunia komputer. Lebih dari separuh masa kecil Systrom dihabiskan hanya untuk mengutak-atik program komputer .
Beruntung bagi Systrom, ia datang dari keluarga yang selalu mendukung dirinya untuk berkarya di bidang yang dicintainya. Dukungan tersebut membantunya terus menciptakan hal inovatif dan visioner.
Semasa kuliah, Systrom selalu menunjukkan performa di atas rata-rata teman sebayanya. Tak heran jika ia ditunjuk oleh pihak universitas untuk ambil bagian dalam kegiatan Mayfield Fellows Program.
Mayfield Fellows Program adalah program yang memberikan pendidikan tentang wirausaha berbasis teknologi . Systrom merupakan satu dari 12 mahasiswa yang terpilih dalam program ini.
ADVERTISEMENT
Pernah berkarier di Google
Partisipasinya di program tersebut membawa Systrom menerima kesempatan magang di perusahaan teknologi bernama Odeo. Perusahaan ini berafiliasi dengan jejaring sosial Twitter.
Setelah lulus kuliah pada 2006, Systrom langsung mengemban karier di Google yang dikenal dengan sistem seleksi karyawan terketat di dunia. Hanya segelintir orang yang bisa diterima bekerja di perusahaan itu. Namun, Systrom hanya bertahan selama dua tahun di sana.
Lulus dari Google, Systrom kemudian mengikuti jejak rekannya seperti Adrian Graham, Charles Lin, dan Carl Sjogreen untuk mendirikan perusahaan bernama Nextstop, aplikasi penunjuk lokasi. Perusahaan ini diakuisisi oleh Facebook pada September 2010.
Sayang, akibat tak sanggup bersaing dengan Foursquare, Systrom pun menyerah dan kembali dengan inovasi lain. Alhasil ia melahirkan Burbn (sekarang Instagram) bersama dengan Mike Krieger, yang juga lulusan Stanford University, pada tahun 2010.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan Krieger, duo jenius ini akhirnya mendatangkan keberuntungan bagi perusahaan yang mereka dirikan. Pada 2011 atau satu tahun setelah Instagram diluncurkan, Apple mengganjar aplikasi mereka sebagai App of the Year.
Pertemuan dengan Mike Krieger
Michel 'Mike' Krieger adalah pengusaha dan teknisi software asal Sao Paulo, Brasil. Sama seperti Systrom, Krieger telah menunjukkan rasa cintanya terhadap teknologi sejak umur 4 tahun.
Pada tahun 2004, Krieger pindah ke California untuk belajar di Stanford University jurusan Computer Science. Ia meraih gelar master jurusan Human-Computer Interaction fakultas Symbolic Systems di Stanford University pada tahun 2008.
Dengan pengalaman magang di Microsoft pada 2006, Foxmarks pada 2007, dan tutor selama kuliah di Stanford University, Krieger mendapat kesempatan bekerja di Meebo, perusahaan teknologi di Mountain View, California, per Januari 2009 selama 17 bulan.
Ketika bekerja untuk Meebo, Krieger bertemu dengan Systrom yang masih menjadi pegawai Google. Pertemuan ini menguntungkan Systrom karena ia tengah mengalami masalah dengan Burbn, kala itu masih proyek sampingannya, yang tak kunjung mendapat daya tarik dari pengguna.
ADVERTISEMENT
Krieger yang spesialis interaksi manusia dan komputer percaya bahwa kebiasaan manusia lebih penting daripada algoritma. Melihat kecerdasan dan prinsip teknologinya, Systrom mengajak Krieger untuk berhenti bekerja dan mulai membangun Burbn bersama, yang kelak bernama Instagram.
Setelah menganalisis kebiasaan pengguna, Systrom dan Kriger mengadopsi layanan situs web pada aplikasi smartphone . Mereka menghapus fitur yang tak terpakai dan menciptakan platform berbagai foto yang sederhana untuk smartphone.
Mereka juga meminta bantuan para tokoh ternama seperti CEO Twitter Jack Dorsey dan artis Selena Gomez untuk membantu menaikkan popularitas platform-nya.
Akuisisi oleh Facebook
Selama lima tahun berjalan sendiri, Instagram akhirnya mengalihkan semua perusahaannya untuk bergabung ke dalam keluarga besar Facebook. Facebook mengakuisisi Instagram bersama 13 karyawannya senilai 1 miliar dolar AS dalam bentuk tunai dan saham pada April 2012. Saat itu, Facebook berjanji Instagram akan tetap dikelola secara independen.
ADVERTISEMENT
Instagram kala itu hanya memiliki 30 juta pengguna, tanpa pendapatan. Seiring berjalannya waktu, Instagram kini memiliki lebih dari 600 juta pengguna dan banyak analis meyakini bahwa layanan tersebut akan segera menjadi bisnis iklan miliaran dolar.
Kini, baik Systrom maupun Krieger, keduanya telah berhenti mengayomi perusahaan yang telah mereka besarkan. Mereka mengumumkan mundur dari jabatannya sebagai CEO dan Chief Technology Officer Instagram pada Senin (24/9) waktu setempat.
Berkat keberhasilan membangun Instagram, Systrom memiliki kekayaan sebesar 1,4 miliar dolar AS, sementara kekayaan Kriger mencapai 500 juta dolar AS pada tahun 2017.