Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kisah Pria Kecanduan Uang Kripto Terpaksa Harus Rehabilitasi
7 Februari 2022 6:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Tak hanya narkoba yang bahaya bagi kesehatan mental, uang kripto macam bitcoin juga bisa mengganggu mental seseorang, bahkan membuat orang harus direhabilitasi.
ADVERTISEMENT
“Saya menghabiskan puluhan ribu jam menganalisis kripto selama 6 tahun. Saya kehilangan pemahaman tentang kenyataan,” ucap Steven, seorang pria yang kecanduan uang kripto .
Steven adalah pasien di Castle Craig, pusat rehabilitasi di Skotlandia yang menangani semua jenis kecanduan, termasuk sedih berlebihan, trauma, gangguan makan, dan menyakiti diri sendiri. Steven datang ke Castle Craig untuk dirawat karena kecanduan judi dan uang kripto hingga membuatnya ingin bunuh diri.
Awalnya, pria berusia 50 tahun itu terobsesi untuk menganalisis pasar saham pada 2009 dan mulai menghasilkan uang setelah banyak membaca buku. Obsesi dan analisis ini perlahan semakin tumbuh dan tak terkendali. Steven mulai membuat analisisnya sendiri. Selama beberapa tahun ia membangun karir dan menghasilkan 85.000 poundsterling atau setara Rp 1,6 miliar dalam setahun.
Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai mengalami kerugian. Kerugian itu hadir saat Steven menyimpan banyak saham ke rekening yang berbeda sehingga tak bisa mengelolanya dengan baik. Ia mengaku telah kehilangan logika dan kemampuan analisisnya.
ADVERTISEMENT
Hartanya mulai menipis. Bagaimana tidak, dalam satu jam dia bisa kehilangan uang senilai 10.000 poundsterling.
Pada tahun 2015 ia pindah ke dunia cryptocurrency. Steven mulai melacak, membeli, dan menyimpan bitcoin. Ia juga mengaku telah menghabiskan 100 jam dalam seminggu selama 6 tahun hanya untuk melihat bitcoin.
“Pada 2020 saya mulai melihat uang kripto lain, namun tidak ada yang lebih menarik dari Bitcoin. Bitcoin hampir seperti anak bagi saya. Saya akan menyimpan bitcoin, bicara padanya, memperdagangkannya, membelinya dan menjual dengan cepat," ujar Steven.
Kegilaan Steven pada uang kripto sangat jelas bagi keluarganya. Karena telah sangat mengganggu hidup Steven, dia memutuskan untuk direhab di Castle Craig pada 2021. Setelah menghabiskan banyak waktu di sana, kini Steven mengaku sudah lebih baik dan mulai bisa mengatasi kecanduannya.
Castle Craig sendiri telah merawat lebih dari 100 orang dengan masalah terkait uang kripto dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Itu tidak berarti bahwa setiap orang telah kecanduan uang kripto,” kata Anthony Marini, psikolog senior di pusat rehabilitasi Castle Craig. “Tetapi tentu saja banyak dari mereka punya obsesi mental dengan cryptocurrency.”
Anthony yakin, tren ini akan terus naik. Sebab, kata Anthony, setiap kali seseorang berinvestasi dan begadang demi uang kripto, mereka sebenarnya sedang berjudi.
“Itu tidak terlihat seperti sedang berjudi dan orang-orang mengira mereka begadang, bukan bertaruh. Akan lebih banyak orang bertaruh lewat internet karena tidak terasa seperti uang sungguhan,” ujar Anthony. “Secara langsung ada perbedaan dalam pikiranmu: ‘Saya berinvestasi uang, saya tidak berjudi’.”
Anthony menekankan, salah satu masalah terbesar cryptocurrency seperti Bitcoin adalah kurangnya regulasi–sesuatu yang mendorong perilaku adiktif. Dengan tidak adanya aturan atau regulasi, maka tingkat kriminal akan semakin tinggi dan membuat orang lebih berisiko kehilangan banyak uang.
ADVERTISEMENT