Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah UMKM Dimsum 49 Sukses Berkat E-commerce, Omzet Melejit saat Pandemi
22 September 2021 11:36 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Ketika pelaku usaha di berbagai sektor, termasuk kuliner, merasakan dampak negatif dari pandemi COVID-19, Dimsum 49 justru masih mampu meraih cuan. Pemanfaatan platform digital dengan e-commerce Tokopedia menjadi alasan mengapa bisnis kuliner Dimsum 49 tetap bisa meroket.
ADVERTISEMENT
Pemilik Dimsum 49, Muhammad Kautsar, bercerita pandemi tidak membuat bisnis kulinernya mengalami penurunan. Ia bahkan mengakui bisnisnya mengalami pertumbuhan tiga kali lipat dan dapat membantu karyawan yang terkena PHK dan ibu-ibu rumah tangga untuk tetap bisa mendapatkan penghasilan.
“Dampak pandemi bagi Dimsum 49 sendiri positif. Kami grow hampir tiga kali lipat. Karena tentunya saat di awal pandemi, kami langsung shifting strategi. Saat pandemi kan terjadi banyak PHK karyawan dan ibu rumah tangga banyak mencari pendapatan tambahan. Kami bantu mereka menjadi reseller Dimsum 49,” kata Kautsar kepada kumparan, Sabtu (18/9).
Menilik ke belakang, Kautsar memulai bisnis Dimsum 49 pada Januari 2018. Sebelumnya, ia pernah menjajal usaha kuliner lainnya, yakni siomai sejak 2015. Kautsar melihat ada potensi dalam bisnis dimsum yang akan tumbuh besar ke depannya.
ADVERTISEMENT
Pandangannya itu bukan datang tanpa sebab. Sebelumnya, Kautsar telah melakukan riset dan membaca potensi bisnis dimsum melalui platform marketplace, salah satunya Tokopedia.
“Di tahun 2017, saya banyak melihat potensi di online, khususnya di Tokopedia, apa yang menjadi kebutuhan dan pasarnya ada di online gitu. Di situ saya dapatkan dimsum, saya ambil yang masih berhubungan dengan siomai,” jelasnya.
Arti nama Dimsum 49 dan pahit-manisnya bisnis kuliner
Pemilihan nama Dimsum 49 ternyata memiliki arti dan makna tersendiri bagi Kautsar. Ia yakin nama adalah doa dan harapan agar usaha yang dilakukannya dapat membantu orang lain.
"Saya ini kan SMA-nya ini di pesantren. Di situ saya pernah membawakan suatu khutbah menjelaskan surat 4 (An-Nisa) ayat 9 yang artinya kita supaya tidak meninggalkan generasi yang lemah. Setelah lulus SMA selalu terngiang dalam pikiran saya. Kalau saya hanya berbicara, tidak bertindak, maka saya jadi orang yang tidak bermanfaat," ungkap Kautsar.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ia memilih nama 49 sebagai wujud implementasinya dalam membangun bisnis yang bermanfaat bagi orang lain. Kautsar mulai berbisnis dengan modal Rp 500 ribu saat berjualan siomai. Namun usaha miliknya kini, Dimsum 49, mampu mempekerjakan 300 karyawan.
Dimsum 49 didirikan tidak dengan modal besar dan mempekerjakan karyawan profesional. Kautsar mengaku sempat mengalami hambatan dalam merintis usahanya di awal, karena tidak memiliki sumber daya manusia yang mumpuni. Model bisnis Dimsum 49 juga langsung online dan berkonsep supplier dimsum.
Bisnis Dimsum 49 juga dimulai dari hanya menyewa rumah seluas 200 meter untuk produksi dengan jumlah 120 kilogram per minggu. Setelah berkembang penjualannya secara online, kini Kautsar memiliki dua pabrik dengan jumlah produksi mencapai 5-6 ton per hari dan lebih dari 1.000.000 dimsum diproduksi setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Sejak 2019, Dimsum 49 juga sudah menjadi perusahaan dengan nama PT Empat Sembilan Nusantara Muda. Kemudian, saat ini sudah ada 4.000 reseller yang terbagi dari 56 agen yang tersebar di 20 kota di Indonesia. Produk dari Dimsum 49 pun sudah mencapai kota Medan sebagai wilayah pemasaran terjauhnya.
Usaha Dimsum 49 meroket lewat Tokopedia
Kautsar menjelaskan, Tokopedia tidak hanya menjadi tempat risetnya untuk memulai usaha Dimsum 49 secara daring, namun juga membawa keuntungan yang besar bagi bisnisnya. Ia mengatakan, mulai menjadi seller atau mitra Tokopedia sejak 2017, pertama berjualan siomai, kemudian Dimsum 49 di 2018.
"Peran Tokopedia membantu bisnis Dimsum 49 dalam cakupan market. Jadi banyak sekali mendapatkan reseller-reseller dari sana. Kami usaha dari tempat yang kecil hingga dapat reseller capai 4.000 ini berkat Tokopedia," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dimsum 49 sendiri bergabung dalam Tokopedia Nyam, yaitu sebuah program dari Tokopedia khusus bagi Seller yang berjualan makanan dan minuman untuk berjualan secara online dan menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan bergabung di Tokopedia Nyam, pelaku usaha bisa mendapatkan berbagai keuntungan, seperti tampil di halaman utama, mendapatkan penawaran bebas ongkir, kampanye khusus, dan berbagai promo eksklusif lainnya.
Kautsar mengakui dari Tokopedia bisnisnya meroket. Dimsum 49 kini mampu mendapatkan penjualan per harinya mencapai 100 transaksi dari Tokopedia. Toko Dimsum 49 di Tokopedia sendiri menyajikan 80 varian produk.
Untuk meningkatkan transaksi dan juga brand awareness, Kautsar menerapkan beberapa fitur yang tersedia di Tokopedia bagi seller. Mulai dari Top Ads, Broadcast Chat, voucher cashback, hingga ikut kampanye-kampanye dari program Tokopedia Nyam.
ADVERTISEMENT
"Kami banyak menggunakan di Top Ads dengan kata kunci yang baik. Lalu, pakai Broadcast Chat juga. Kalau misalkan kami launching produk enggak perlu bingung, kami pakai Broadcast Chat yang sudah tertarget langsung dan mendapatkan feedback dari followers kami," terang Kautsar.
Tidak hanya itu, Kautsar juga sering melihat Seller Dashboard untuk mengelola usaha dimsumnya. Di sana seller dapat menganalisis karakter pembeli produk, baik dari usia, gender, hingga wilayah pembelian. Sehingga seller dapat menentukan strategi promosi untuk meningkatkan penjualan dan meraih pelanggan baru.
Kiat sukses bisnis UMKM di Tokopedia
Menjalankan bisnis kuliner di platform digital tentu harus punya strategi khusus. Kautsar punya sedikit saran untuk para pelaku usaha kuliner lain, agar bisa menumbuhkan usahanya di marketplace, seperti Tokopedia, sehingga menjangkau wilayah yang luas, dan mampu menarik pelanggan baru lebih banyak.
ADVERTISEMENT
“Sudah menjadi keharusan UMKM bisnis kuliner memanfaatkan platform digital. Selain itu, UMKM kuliner ini juga harus bisa meramu produknya agar bisa dibuat massal dan cocok masuk kepada platform digital, seperti Tokopedia,” ucapnya.
Untuk membantu meningkatkan penjualan UMKM, Tokopedia sendiri juga punya inisiatif Hyperlocal sebagai bentuk komitmen dari perwujudan misi untuk melakukan pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia. Program ini memastikan bahwa setiap UMKM dapat menjadi raja di kotanya sendiri dan memiliki pasarnya masing-masing dengan menghadirkan kampanye lokal. Salah satu program di bawah inisiatif Hyperlocal adalah program Kumpulan Toko Pilihan (KTP) yang hadir di tujuh kota, yakni Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang dan Makassar.
Ada juga program TokoMart yang juga diikuti oleh Dimsum 49. Program ini bekerja sama dengan sejumlah UMKM lokal dari berbagai industri. Kehadiran TokoMart dapat membantu para pegiat usaha menjangkau masyarakat dengan lebih tepat, karena menggunakan inovasi geo-tagging yang dapat memprioritaskan penjual terdekat dari domisili pembeli. Setiap penjual pun menjadi lebih mudah memaksimalkan penjualannya.
ADVERTISEMENT