Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kembali melakukan upaya guna menghalau berita palsu alias hoaks yang berkeliaran di platform aplikasi pesan. Upaya terbaru mereka adalah dengan meluncurkan layanan Chatbot Anti Hoaks.
ADVERTISEMENT
Peluncuran software yang dirancang untuk menjawab semua pertanyaan sesuai dengan fakta ini, menyusul distribusi hoaks yang semakin meningkat menjelang Pemilihan Umum yang bakal segera digelar pada 17 April mendatang.
Dengan adanya chatbot ini, masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan fakta dari informasi yang masih dipertanyakan kebenarannya. Sebagai contoh, pengguna bisa bertanya mengenai Pemilihan Umum atau politik untuk mengecek kebenaran dari informasi yang beredar.
Direktur Jenderal Aptika Kominfo, Semuel A. Pangerapan, menjelaskan bahwa kehadiran Chatbot Anti Hoaks menjadi opsi masyarakat untuk memverifikasi hoaks di platform chatting. Untuk mengembangkan chatbot ini, pemerintah bekerja sama dengan sebuah startup pengembang natural language processing alias Pemrosesan Bahasa Alami bernama Prosa.
“Alat ini untuk memberikan channel,” jelas Semuel. “(Verifikasi) diambil dari database dari Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), jurnalis apalagi masyarakat yang meragukan informasi yg diterima dari chatting platform. Itu kan database juga.”
ADVERTISEMENT
Saat ini, Chatbot Anti Hoaks kini sudah beroperasi di aplikasi pesan instan Telegram melalui akun @chatbotantihoaks. Pengguna bisa menanyakan informasi yang belum terbukti kebenarannya di akun tersebut.
CEO Prosa Teguh Budiarto menjelaskan bahwa teknologinya sendiri menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang diajarkan berbagai informasi dari media terpercaya sehingga membentuk database verifikator. Saat ini, media yang telah tergabung menjadi fact checker untuk Chatbot Anti Hoaks adalah media yang tergabung dalam GDP Venture.
“Ada juga forum diskusi bersama fact checker untuk memastikan kebenaran sebuah berita. Maka dari itu kita butuh manusia yang ngecek ke lapangan, seperti jurnalis dan detektif yang lain. Informasi itu akan dimoderasi,” jelas Teguh.
Lalu bagaimana cara memverifikasi berita lewat akun Chatbot Anti Hoaks di Telegram?
ADVERTISEMENT
Pertama, ketik @chatbotantihoaks di kolom pencarian aplikasi Telegram. Kemudian, setelah akun resmi chatbot muncul, tekan akun tersebut untuk masuk ke jendela obrolan.
Ketik pertanyaan yang ingin kamu ketahui atau informasi yang kamu ragukan kebenarannya. Kemudian, chatbot akan menjawab dengan memberikan link berita terkait informasi yang kamu butuhkan.
Kamu juga bisa menyalin artikel atau mem-forward pesan yang kamu terima di aplikasi chatting. Dengan kemampuan analisis bahasa Prosa, chatbot juga bisa langsung memberikan link media faktual terkait artikel tersebut.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan teknologi dan masyarakat ini diharapkan bisa berkontribusi besar untuk menanggulangi kehadiran hoaks yang beredar di dunia maya. Ayo, jangan malas verifikasi berita ya!