Kominfo Telusuri Isu Jual Data Pengguna Aplikasi Muslim Pro ke Militer AS

18 November 2020 17:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi aplikasi Muslim Pro. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aplikasi Muslim Pro. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Aplikasi Muslim Pro sedang menjadi sorotan karena dikabarkan menjual data lokasi penggunanya ke militer Amerika Serikat (AS). Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun menanggapi serius kasus yang terjadi pada aplikasi Muslim Pro yang populer di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, menjelaskan pihaknya akan menelusuri kasus yang terjadi pada aplikasi Muslim Pro yang dikabarkan menjual data lokasi penggunanya. Meski begitu, Kominfo menanggapi baik klarifikasi dari Muslim Pro.
“Muslim Pro telah melakukan klarifikasi pada laman resminya dan menjamin bahwa data penggunanya dikelola dengan aman. Saat ini, kami perlu penelusuran lebih lanjut terkait kebenaran pemberitaan penjualan data sehingga terkait dampak, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan,” katanya dalam keterangan yang diterima kumparan, Rabu (18/11).
Ilustrasi logo Kominfo. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
Dedy menambahkan, Kominfo mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap pemanfaatan data pribadi yang dikelola oleh platform digital. Masyarakat harus secara cermat memahami syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi, kebijakan privasi, serta memastikan data pribadi mereka digunakan oleh penyedia aplikasi sesuai dengan apa yang dijanjikannya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan rancangan undang-undang perlindungan data pribadi (RUU PDP) yang nantinya dapat memproteksi penyalahgunaan data pribadi dan memberi wewenang pemerintah untuk menjaga kedaulatan data Indonesia.

Klarifikasi Muslim Pro soal jual data pengguna

Dalam keterangan resminya Muslim Pro membantah kabar bahwa mereka menjual data lokasi pengguna ke militer AS melalui pihak ketiga. Pihaknya menjamin bahwa data pengguna tetap aman dan meminta maaf atas kekhawatiran yang ditimbulkan.
"Laporan media beredar bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunanya ke Militer AS. Ini SALAH dan TIDAK BENAR. Muslim Pro berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi pengguna kami. Ini adalah masalah yang kami tangani dengan sangat serius," tulis Musim Pro di situs resminya.
ADVERTISEMENT
Muslim Pro mengaku punya pengaturan keamanan standar industri dan langkah-langkah perlindungan untuk menjaga data pengguna tetap aman. Perusahaan juga telah menghentikan kerja sama dengan semua partner data, termasuk X-Mode yang dilaporkan sebagai pihak ketiga menjual data ke militer AS.
Aplikasi Muslim Pro. Foto: Muslim Pro
Menurut laporan Vice Motherboard, Muslim Pro adalah satu dari ratusan aplikasi smartphone yang menghasilkan uang dengan menjual data lokasi pengguna ke broker atau pihak ketiga. Militer AS membeli data Muslim Pro melalui salah satu broker data pihak ketiga tersebut.
Laporan itu tidak menyebutkan penggunaan data Muslim Pro oleh Militer AS. Namun X-Mode mengatakan bahwa bisnisnya dengan kontraktor militer terutama difokuskan pada tiga kasus penggunaan: kontra-terorisme, keamanan siber, dan prediksi hotspot COVID-19 di suatu lokasi.
ADVERTISEMENT
Aplikasi Muslim Pro sendiri dibuat oleh startup asal Singapura, Bitsmedia. Aplikasi ini meminta akses lokasi untuk memberikan informasi, seperti jadwal salat dan penunjuk lokasi kiblat. Selain itu ada juga fitur notifikasi azan, Al-Qur’an digital lengkap dengan terjemahan, kalender hari raya Islam, hingga pencarian masjid dan restoran halal.