Konsumen Rela Habiskan Rp 2,5 Juta per Bulan untuk Layanan Go-Jek

22 Maret 2018 15:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan GoRide dari GoJek (Foto: Go-Jek)
zoom-in-whitePerbesar
Layanan GoRide dari GoJek (Foto: Go-Jek)
ADVERTISEMENT
Banyak yang bilang perusahaan penyedia layanan on-demand Go-Jek telah mempermudah hidup kita, dan itu terbukti dalam riset yang dibuat oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).
ADVERTISEMENT
Dalam riset terbaru LD FEB UI yang diumumkan hari ini, Kamis (22/3), konsumen dari berbagai lapisan elemen masyarakat diklaim sangat terbantu hidupnya berkat kehadiran Go-Jek. Mereka bahkan dikatakan rela menghabiskan uang sebanyak Rp 2.550.000 per bulan untuk semua layanan yang ditawarkan Go-Jek.
Riset LD FEB UI sendiri melibatkan lebih dari 3.465 responden konsumen Go-Jek di 13 wilayah Indonesia, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Bali, Balikpapan, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya. Sekitar 77 persen mereka berusia 20 sampai 39 tahun, dengan 68 persen adalah perempuan.
Gojek Memperingati Hari Pelanggan Nasional (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gojek Memperingati Hari Pelanggan Nasional (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Go-Ride menjadi layanan favorit yang sering dipakai oleh 85,80 persen peserta studi. Sebanyak 63 persen di antaranya menggunakan Go-Ride untuk keperluan pulang dan pergi kerja, kuliah, atau sekolah.
ADVERTISEMENT
Layanan berikutnya yang sering digunakan adalah Go-Food, Go-Car, Go-Pay, dan Go-Send dengan masing-masing 73,20 persen, 54,70 persen, 38,70 persen, dan 22 persen.
Khusus untuk Go-Food, layanan ini tidak hanya sekedar untuk kebutuhan pribadi saja tetapi juga keluarga. Riset LD FEB UI menunjukkan, 35 persen pengguna Go-Food harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu untuk pemesanan, dengan rata-rata konsumsi pribadi Rp 100 ribu sampai 200 ribu dan rata-rata konsumsi keluarga Rp 100 sampai 200 ribu.
Layanan Go-Food juga berimbas pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kuliner. Hampir 90 persen pengguna Go-Food memesan makanan yang diproduksi UMKM.
GoFood Festival (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
GoFood Festival (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Menurut Paksi Walandouw, salah satu anggota tim peneliti LD FEB UI, kehadiran Go-Jek pada masyarakat Indonesia akan menyebabkan disruptive force yang berdampak positif terhadap kemajuan di bidang sosial dan ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Sebagaimana semua disruptive force, akan ada pergeseran di dalam konsumsi dan ketenagakerjaan pada masa awal, namun diperkirakan pergeseran-persegeran tersebut tidak akan berlangsung lama sehingga manfaat neto keberadaan Go-Jek pada perekonomian akan terus meningkat di masa depan," kata Paksi.
Studi LD FEB UI tidak hanya terpaku pada konsumen Go-Jek. Para pengemudi roda dua dan UMKM mitra Go-Jek juga mereka teliti, dengan jumlah responden masing-masing 3.315 orang dan 806 UMKM.
Metode riset yang digunakan adalah kuantitatif dengan wawancara tatap muka yang menggunakan metode sampling pencuplikan acak murni (pure random sampling) terhadap para responden.