Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Kritik Joe Biden: AS Bisa Jadi Oligarki Miliarder Teknologi di Era Trump
21 Januari 2025 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden Joe Biden memberi peringatan tajam bahwa Amerika Serikat berpotensi jadi oligarki miliarder teknologi, yang mana itu terlihat dalam upacara pelantikan Presiden Donald Trump pada 20 Januari 2025 di Gedung Capitol, Washington, AS.
ADVERTISEMENT
"Saat ini, sebuah oligarki tengah terbentuk di Amerika dengan kekayaan, kekuasaan, dan pengaruh yang luar biasa yang benar-benar mengancam seluruh demokrasi kita, hak-hak dasar, dan kebebasan kita," katanya pada Rabu, 15 Januari 2025.
Biden, 82 tahun, membidik para taipan "sektor industri teknologi" yang menurutnya dapat memegang kekuasaan tak terkendali atas warga AS.
Biden memakai istilah oligarki untuk menyamakan berkumpulnya para miliarder perusahaan teknologi, orang-orang terkaya dunia, yang secara terang mendukung dan menghadiri pelantikan Presiden Trump .
Para miliarder teknologi mendapatkan posisi kursi eksklusif yang dekat dengan Presiden Trump saat pelantikan. Itu adalah perubahan tradisi, karena sebelumnya, kursi yang begitu dekat dengan presiden disediakan untuk keluarga presiden, mantan presiden, dan tamu kehormatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Dalam dokumentasi foto dan video saat pelantikan Trump, menunjukkan bahwa para CEO teknologi berbaur dengan orang-orang pilihan Trump, termasuk Robert F. Kennedy Jr. sebagai Menteri Kesehatan dan Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri.
Publik melihat di sana ada CEO Meta Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, berdiri di samping CEO Amazon Jeff Bezos dan tunangannya, Lauren Sánchez, bersama dengan CEO Google Sundar Pichai dan Elon Musk, salah satu penasihat terdekat Trump. Sebagai orang terkaya di dunia, Musk juga mengelola Tesla, SpaceX, dan platform media sosial X. Musk juga mendonasikan uang 200 juta dolar AS untuk mendukung pemenangan Trump pada Pemilu 2024.
Menurut laporan AP News, yang juga hadir di Gedung Capitol pada acara hari itu adalah CEO Apple Tim Cook, CEO OpenAI Sam Altman, dan CEO TikTok Shou Zi Chew. Pendiri Google Sergey Brin juga terlihat di sana.
ADVERTISEMENT
Elon Musk memiliki peran baru dalam membentuk kembali pemerintahan di era Trump. Dia dijanjikan sebagai kepala yang mengawasi efisiensi untuk menghemat pemborosan yang selama ini terjadi dalam pemerintahan.
CEO Meta Mark Zuckerberg, telah mengubah prioritas politiknya. Dia menyelaraskan diri dan telah mendekati Trump setelah Trump mengancam untuk memenjarakannya. Zuckerberg dijadwalkan menjadi tuan rumah untuk pertemuan dengan para donatur kaya dari Partai Republik pekan depan.
CEO TikTok Shou Zi Chew, jelas juga datang dalam upacara pelantikan, karena dia secara terang-terangan meminta bantuan Trump setelah Mahkamah Agung AS mendukung keputusan pemerintah untuk memblokir TikTok di AS, dan memaksa agar TikTok dijual kepada perusahaan AS.
Orang-orang superkaya telah lama memiliki peran penting dalam politik nasional AS. Beberapa miliarder membantu membiayai kampanye untuk para calon pemimpin dari Partai Republik maupun Demokrat.
ADVERTISEMENT
Presiden Joe Biden baru-baru ini memberikan Presidential Medal of Freedom kepada George Soros, seorang miliarder yang menjadi donatur untuk tujuan-tujuan liberal.
Apa itu Oligarki?
Oligarki merupakan aksi dari para segelintir elit yang dinilai mengendalikan pemerintahan atau negara.
Kata oligarki berasal dari bahasa Yunani Kuno dan secara harfiah berarti bahwa hanya sedikit yang berkuasa. Oligarki lebih erat kaitannya dengan kekayaan ketimbang para bangsawan dan garis keturunan keluarga.
Filsuf Aristoteles menulis dalam bukunya, "Politics", bahwa “demokrasi lebih aman dan lebih bebas dari pertikaian sipil daripada oligarki; karena dalam oligarki muncul dua macam pertikaian, yaitu pertikaian antara anggota oligarki yang berbeda dan juga pertikaian antara oligarki dan rakyat.”
Sejumlah negara telah dicap sebagai oligarki oleh para akademisi. Setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991, aset-aset negara dan lembaga-lembaga lainnya berada di bawah kendali para pengusaha yang semakin kaya yang kemudian dikenal sebagai oligarki miliarder.
ADVERTISEMENT
Afrika Selatan era Apartheid juga dipandang oleh beberapa akademisi sebagai oligarki ras kulit putih.