Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Labirin Mimpi, Seni Digital Imersif ala PluginHUMAN
29 November 2018 4:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Experience your dreams come alive. Walk in the dreams of others.
― PluginHUMAN
ADVERTISEMENT
Melihat mimpi dan memasuki alam mimpi. Itulah yang dilakukan PluginHUMAN, startup yang mengikuti program Australian Center for the Moving Image Creative Technology Accelerator (ACMI Xcel) di Melbourne, Victoria.
Racikan memikat antara teknologi digital dan seni kini membuat mimpi dapat diraba, bahkan diterobos. Melalui instalasi seni interaktif DREAM 2.2, PluginHUMAN menggunakan gelombang otak manusia untuk “melukis” mimpi dalam wujud seni audio-visual abstrak yang real time.
Pada DREAM 2.2 yang telah dipamerkan di Museum Seni Rupa Nasional Taiwan, Februari-Juni 2018, dua remaja tidur dengan headset elektroensefalografi (EEG) terpasang di kepala. Headset tersebut merekam aktivitas otak dengan mendeteksi denyut elektrik di kulit kepala.
Aktivitas otak kedua remaja itu lantas diproyeksikan ke sekeliling mereka dalam wujud warna-warni yang terus berganti dan bergerak dinamis, sehingga pengunjung instalasi merasa seperti berada dalam labirin mimpi.
ADVERTISEMENT
Labirin tersebut terbuat dari polimer termoplastik PVC (polivinil klorida) yang digantung dari langit-langit dan menjuntai ke bawah sampai lantai. Pada labirin penuh permainan warna dari gelombang otak itu, pengunjung dapat berjalan di dalamnya.
Dengan kata lain, audiens berada―dan berjalan―dalam mimpi orang lain.
DREAM 2.2 terilhami obsesi kontemporer manusia dalam mengamati kegiatan orang lain melalui media digital.
“Kami menangkap sinyal dari otak yang sangat individual. Beberapa gelombang otak menjadi lebih aktif saat kita tidur―sementara beberapa lainnya lebih aktif ketika kita berpikir. Gelombang itu merupakan data, dan kami mengambilnya lalu membentuknya menjadi audio-visual,” kata Dr Betty Sargeant, Co-Founder dan Direktur Kreatif PluginHUMAN, dalam sesi perbincangan dengan media Indonesia di ACMI X, Kavanagh St, Southbank, Victoria, Selasa (30/11).
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, “Kami tak merekam dan mencuri data itu. Data masuk, data keluar―gelombang masuk, gelombang keluar. Dan semua orang bisa melihat proses visualnya.”
“Melalui karya hibrid (hasil persilangan teknologi digital dan seni) ini, kami mendorong orang-orang untuk melampaui tahap pengamatan. Kami mengundang mereka untuk berpartisipasi, untuk menggunakan gelombang otak dari mimpi mereka guna menghasilkan seni digital real-time,” ujar Betty.
Itu sebabnya PluginHUMAN fokus menggarap instalasi seni imersif interaktif yang menggunakan teknologi canggih, serta melibatkan dan menyasar khalayak luas.
ADVERTISEMENT
Betty dan Justin juga menggarap instalasi seni digital imersif untuk sejumlah galeri dan museum di Asia dan Australia, seperti Museum Seni Rupa Nasional Taiwan, Pusat Kebudayaan Asia dan Oil Tank Culture Park di Korea Selatan, serta Questacon―Museum Teknologi dan Sains Nasional Australia di Canberra.
Dalam teknologi imersif, batasan antara dunia nyata dengan dunia digital memudar. Realitas membaur. Dunia nyata dibangun lewat simulasi digital, sehingga audiens menyatu dengan jagat digital itu.
Teknologi imersif itulah yang kemudian diterapkan pada seni kontemporer, dan melahirkan istilah digital immersive art.
Lewat seni digital imersif, PluginHUMAN ingin menghapus sekat dan membangun pengalaman indrawi mendalam bagi audiensnya.
ADVERTISEMENT
PluginHUMAN ialah satu dari tujuh startup Australia yang tergabung dalam program ACMI Xcel. Sementara ACMI X yang berlokasi di kawasan seni Melbourne, menyediakan ruang kerja bersama (coworking space) bagi para pelaku dan pengusaha digital kreatif.
Melalui ACMI Xcel, ACMI mendukung para praktisi digital kreatif mengembangkan gagasan bisnis mereka, dengan memanfaatkan jaringan pakar dan sumber daya di ACMI X yang dikurasi secara cermat.
Fase akselerator ACMI Xcel berlangsung selama 12 minggu, dan diakhiri hari ini, Kamis (29/11), dengan presentasi dan ekshibisi dari ketujuh startup di hadapan investor dan pelaku industri profesional.
Melbourne―salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di negara maju―mengalami pertumbuhan startup amat pesat. Hingga pertengahan 2018, setidaknya 1.100 startup mekar di Melbourne.
ADVERTISEMENT