Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Laporan AwanPintar.id: Serangan Siber ke RI Naik Signifikan di Semester II 2023
6 Februari 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 28 Agustus 2024 15:52 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hasil menunjukkan bahwa jumlah total serangan siber yang masuk ke dalam negeri selama semester II 2023 sebanyak 685.772.501 serangan. 10 jenis serangan siber terbanyak ke dalam negeri meliputi:
AwanPintar.id telah menambah jumlah detector di berbagai jaringan internet di Indonesia. Ini dilakukan untuk menajamkan validitas angka serangan yang masuk ke tanah air.
AwanPintar.id juga menghitung jumlah serangan siber yang masuk ke dalam negeri. Serangan tersebut ternyata berasal dari beberapa daerah di dalam negeri.
Dari peringkat 5 besar, Jakarta menjadi wilayah di mana serangan siber berasal dengan jumlah serangan mencapai 80,97 persen. Urutan kedua ditempati oleh Bekasi dengan jumlah serangan muncul dari sini sebanyak 6,09 persen.
ADVERTISEMENT
Beberapa daerah juga disebut di urutan ketiga yakni Depok (5,69 persen), Bandung (3,67 persen) dan disusul Semarang (3,58 persen).
“Hasil penjaringan data melalui detector-detector tersebut diketahui bahwa ancaman terbesar dari dalam negeri masih datang dari Jakarta dengan jumlah serangan mencapai 80,97% yang mendominasi ancaman daerah di seluruh Indonesia,” tulis AwanPintar.id.
“Di Indonesia tidak bisa dipungkiri jika pulau Jawa memiliki infrastruktur internet terbaik dibanding dengan pulau lain di Indonesia, sehingga tidak mengejutkan jika 5 ancaman terbesar dari dalam negeri semua berasal dari kota-kota yang ada di pulau Jawa dan didominasi oleh kota-kota yang berada dalam kisaran Jabodetabek.”
Angka ini meningkat dari semester I 2023 di mana jumlah serangan siber yang berasal dari Jakarta saat itu ada di angka 67,42 persen.
Bekasi masuk jadi daerah baru diikuti oleh Bandung dan Semarang sebagai daerah penyerang yang masuk dalam 5 besar teratas. Ini menjadi salah satu faktor tambahan bagi kerentanan keamanan siber di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Ini berarti potensi ancaman domestik meluas ke daerah-daerah lain, menjadi indikasi potensi banyak aset di daerah kemungkinan dikuasai oleh pelaku dari negara lain,” sebut AwanPintar.id.