Lazada Dapat Dana Rp 27,5 Triliun dari Alibaba, CEO Max Bittner Mundur

19 Maret 2018 20:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warehouse Lazada di Cimanggis, Depok. (Foto: Zahrina Yustisia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warehouse Lazada di Cimanggis, Depok. (Foto: Zahrina Yustisia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perkembangan bisnis e-commerce yang pesat di Asia Tenggara membuat Alibaba tertarik berinvestasi dalam jumlah besar di kawasan ini. Langkah terbaru mereka adalah dengan kembali mengucurkan dana segar untuk perusahaan e-commerce Lazada.
ADVERTISEMENT
Lazada kini beroperasi di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Total dana tambahan yang dikucurkan Alibaba untuk perusahaan tersebut adalah sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 27,5 triliun.
Bersamaan dengan suntikan dana baru ini, ternyata terjadi pula perubahan posisi kepemimpinan di Lazada. Max Bittner mundur dari posisinya sebagai CEO Lazada, yang bakal menempati posisi baru sebagai penasihat senior di Alibaba.
Sementara untuk posisi CEO pengganti Bittner akan diisi oleh Lucy Peng, salah satu pendiri Alibaba.
Dilansir Reuters, seorang juru bicara Alibaba mengatakan dengan adanya investasi terbaru ini, saham Alibaba akan bertambah di Lazada. Namun, nilainya tidak diketahui secara terperinci.
Aplikasi Lazada. (Foto: Lazada)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Lazada. (Foto: Lazada)
Sebelum mengucurkan dana tambahan ini, Alibaba memiliki saham 83 persen di Lazada dengan total investasi saat ini mencapai 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 55 triliun setelah investasi pertama dua tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Investor dari Singapura, Temasek Holdings, dan manajemen Lazada adalah salah dua pemegang saham lain di Lazada.
Alibaba (Foto: REUTERS/Aly Song)
zoom-in-whitePerbesar
Alibaba (Foto: REUTERS/Aly Song)
"Investasi tersebut menggarisbawahi kepercayaan Alibaba terhadap kesuksesan bisnis Lazada di masa depan dan prospek pertumbuhan pasar Asia Tenggara, sebuah wilayah yang merupakan bagian penting dari strategi pertumbuhan global Alibaba," kata Alibaba.
Alibaba telah membukukan pertumbuhan pendapatan dua digit setiap tahun sejak 2013, saat mulai menawarkan banyak pilihan barang di platform e-commerce buatannya, Taobao kepada pengguna Lazada.
Persaingan bisnis e-commerce di Asia Tenggara semakin panas
Langkah ini diambil Alibaba untuk memperluas jangkauan bisnisnya, terutama untuk melawan perusahaan e-commerce lain seperti Amazon dan JD yang mulai mencari konsumen baru di kawasan Asia Tenggara.
"Dengan populasi muda, penetrasi mobile yang tinggi dan hanya tiga persen dari penjualan yang dilakukan secara online di kawasan ini, kami merasa sangat percaya diri untuk tumbuh dua kali lipat di Asia Tenggara," ungkap Peng, yang juga salah satu dewan direksi di Ant Financial.
ADVERTISEMENT
Alibaba telah beroperasi di lebih dari 200 negara dan memiliki lebih dari 500 juta orang yang menggunakan aplikasi belanja setiap bulannya. Hal itu memungkinkan Lazada untuk memanfaatkan lebih banyak sumber daya untuk merebut pasar konsumen e-commerce.
Raksasa e-commerce asal China itu juga baru saja melebarkan bisnis cloud-nya dengan banyak berinvestasi dalam membangun infrastruktur data center di kawasan Asia Tenggara, yang memfasilitasi penyebaran layanan perdagangan dan pembayaran digitalnya.