Lisa Su, Sang Pengubah Nasib AMD: Perkuat Riset hingga Sukses Salip Intel

21 Desember 2024 10:38 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Advanced Micro Devices (AMD), Lisa Su.  Foto: I-HWA CHENG/AFP
zoom-in-whitePerbesar
CEO Advanced Micro Devices (AMD), Lisa Su. Foto: I-HWA CHENG/AFP
ADVERTISEMENT
Lisa Su, CEO Advanced Micro Devices (AMD), diakui sebagai pemimpin yang visioner. Tangan dinginnya berhasil mengubah nasib AMD dari perusahaan yang tidak menguntungkan menjadi salah satu pemain utama dalam industri semikonduktor, dan mengikuti tren artificial intelligence (AI).
ADVERTISEMENT
Yang terbaru, ia mendapatkan penghargaan sebagai CEO of the Year 2024 oleh majalah TIME. Penghargaan ini sangat prestisius karena kerja kerasnya membawa AMD sebagai pemimpin industri.
Berikut ini adalah perjalanan Su dalam memimpin AMD. Apa saja pencapaian yang sudah diraihnya?

Jadi CEO saat AMD Banyak Utang

Perempuan kelahiran Taiwan dan besar di New York, AS, itu memiliki pengalaman panjang di bidang teknologi. Su menghabiskan awal kariernya bekerja dengan berbagai peran di Texas Instruments dan IBM pada 1990-an, yang kala itu merupakan dua perusahaan teknologi besar.
Pada 2012, Su mulai berkarier di AMD sebagai Senior Vice President and General Manager Global Business Units, yang bertanggung jawab untuk mendorong pelaksanaan bisnis menyeluruh dari produk dan solusi AMD.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian dipercaya mengambil posisi CEO AMD per Oktober 2014, ketika perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sulit dengan utang sebesar 2,2 miliar dolar AS dan kalah bersaing dengan raksasa macam Intel dan NVIDIA.
"Saya yakin kita bisa membangun yang terbaik," kenang Su saat berbicara kepada karyawannya pada hari kedua menjadi CEO AMD, mengutip Forbes.
CEO Advanced Micro Devices (AMD), Lisa Su. Foto: I-HWA CHENG/AFP
Di bawah kepemimpinannya, AMD menjalani transformasi besar-besaran hingga berhasil membawanya keluar dari krisis. Fokus Su adalah memastikan perusahaan berinvestasi pada teknologi yang tepat, termasuk melakukan diversifikasi produk.
Dia mengambil keputusan untuk fokus pada tiga hal penting yang menurutnya harus dilakukan untuk membuat AMD lebih sehat dari sisi produk dan operasional perusahaan.
"Tiga hal (rencana), agar lebih sederhana," katanya. "Karena jika lima atau 10, itu sulit."
ADVERTISEMENT

Tiga rencana hebat disiapkan Su untuk memperbaiki AMD:

Inovasi Arsitektur Zen

Membangun chipset yang mampu menyaingi Intel kala itu bukanlah tugas mudah. Butuh waktu bertahun-tahun untuk merancang desain baru.
Su memutuskan untuk fokus pada pengembangan arsitektur cip baru bernama Zen, sebuah taruhan yang ternyata membuahkan hasil. AMD meluncurkan arsitektur Zen pada 2017 lalu, diklaim dapat menawarkan kemampuan komputasi 50 persen lebih cepat dibandingkan desain cip sebelumnya.
Zen menjadi salah satu pencapaian terbesar Su, sekaligus tonggak penting dalam kebangkitan AMD. Arsitektur ini menjadi dasar semua prosesor AMD.
Lisa Su, CEO AMD. Foto: Muhammad Fikrie/kumparan
Kesuksesan Zen tidak hanya berasal dari teknologi, tetapi juga strategi pemasaran Su yang agresif. Ia menjalin hubungan erat dengan para klien dari berbagai bidang, salah satunya data center melalui prosesor EPYC.
ADVERTISEMENT
Strategi Su adalah menandatangani kesepakatan baru dengan raksasa teknologi yang mulai membutuhkan banyak sekali CPU untuk mendukung bisnis cloud-nya yang sedang berkembang. Ia bahkan pernah menempuh badai es di Texas, AS, untuk bertemu dengan Antonio Neri, yang kini menjadi Presiden dan CEO Hewlett Packard Enterprise.
Usahanya berhasil mengubah persepsi para pemain besar, termasuk Google Cloud. Mereka kini sudah menganggap AMD sebagai mitra utama bisnis. Dengan menggandeng pembuat laptop seperti Lenovo dan raksasa game Sony untuk konsol PlayStation, ditambah Google dan Amazon dengan pusat datanya, AMD sukses mencatat pendapatan 23,6 miliar dolar AS pada 2022 dan 22,6 miliar dolar AS pada 2023.

Berhasil Salip Intel

Intel selama bertahun-tahun mendominasi pasar CPU dunia. Namun seiring berjalannya waktu, pangsa pasar Intel mulai digerus oleh AMD.
ADVERTISEMENT
Puncaknya terjadi pada Februari 2022. Nilai pasar AMD sukses melampaui Intel untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Kala itu, AMD memiliki kapitalisasi pasar mencapai 197,75 miliar dolar AS. Sementara itu, Intel memiliki kapitalisasi pasar sebesar 197,24 miliar dolar AS.
AMD Ryzen AI PRO 300 Series. Foto: AMD
Tingginya nilai pasar AMD ini turut disumbangkan oleh aksi korporasi. AMD yang dipimpin Su mengakuisisi Xilinx, produsen prosesor programable yang dapat mempercepat tugas-tugas seperti kompresi video, pada 2022.
Nilai transaksinya dilaporkan mencapai 48,8 miliar dolar AS. Angka tersebut menjadi akuisisi terbesar dalam sejarah perusahaan semikonduktor.

Masa Depan AMD di Era AI

Setelah berhasil mengubah AMD dari perusahaan yang nyaris runtuh menjadi pemain utama di industri semikonduktor, Su kini menghadapi tantangan baru: Memastikan masa depan AMD di pasar yang semakin kompetitif, terutama dalam era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi AI meroketkan permintaan terhadap prosesor canggih, terutama untuk GPU (graphic processing unit). AMD berada di titik krusial untuk mengukir jejak lebih dalam di era AI.
Namun ketika AMD tengah berjuang untuk itu, NVIDIA yang dipimpin oleh CEO Jensen Huang sudah mengokohkan posisinya sebagai penyedia utama kekuatan komputasi untuk AI. Dengan permintaan yang melambung berkat ChatGPT dari OpenAI, dan kebutuhan dari perusahaan large language model (LLM) lain, nilai saham NVIDIA mencapai rekor tertinggi, menjadikan mereka raja teknologi AI.
Jensen Huang, CEO Nvidia. Foto: Rick Wilking/Reuters
Su tidak tinggal diam. Ia berambisi menyaingi NVIDIA, terutama dengan cip AI-nya. AMD meningkatkan belanja riset dan pengembangan hampir empat kali lipat, mencapai 5 miliar dolar AS.
Salah satu proyek andalan Su adalah superkomputer di Oak Ridge National Laboratory di Tennessee, AS. Mesin canggih itu menjadi yang tercepat di dunia, dengan kemampuan memproses setidaknya 1 kuintiliun kalkulasi per detik. Superkomputer ini sekaligus menjadi etalase untuk teknologi cip AI AMD.
ADVERTISEMENT
Dengan strategi inovasi yang terus diperkuat, AMD berada di posisi yang baik untuk bersaing di pasar AI yang terus berkembang. Namun, Su menyadari betapa cepatnya keberhasilan dapat berubah menjadi kemunduran.
"Saya pikir ada fase lain untuk AMD. Kami harus membuktikan bahwa kami adalah perusahaan yang baik —dan saya pikir kami telah melakukannya. Membuktikan kembali bahwa Anda hebat, dan menciptakan warisan yang bertahan lama, itu adalah tantangan menarik bagi saya," tuturnya.