Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Mahasiswa Kanada Ciptakan Alat Murah Pendeteksi Kanker Kulit
24 November 2017 15:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kembali memberikan sebuah kabar gembira. Sebuah tim riset yang terdiri dari empat orang mahasiswa McMaster University, Kanada, berhasil menciptakan alat pendeteksi kanker kulit yang murah.
ADVERTISEMENT
Dilansir Futurism , Jumat (24/11), atas keberhasilan tersebut, tim riset itu dianugerahi James Dyson Award, penghargaan internasional bergengsi di bidang desain.
Selain memenangkan James Dyson Award, mereka juga menerima hadiah uang tunai sebesar 40 ribu dolar AS atau sekitar Rp 540 juta sebagai dana untuk mengembangkan penelitian mereka.
Tak hanya itu, pada kompetisi Forge’s Student Start-up Pitch yang digelar Maret lalu mereka juga berhasil mendapatkan hadiah uang sebesar 10 ribu dolar AS atau sekitar Rp 135 juta.
Selama ini, kanker kulit hanya bisa dideteksi melalui inspeksi visual atau biopsi, pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium. Cara ini terhitung cukup mahal sehingga tidak semua orang bisa melakukannya.
Untuk membuat mengidentifikasi sel-sel kanker ini menjadi lebih murah dan mudah, tim riset yang terdiri dari Michael Takla, Rotimi Fadiya, Prateek Mathur, dan Shivad Bhavsar itu kemudian merakit alat pendeteksi kanker kulit dengan 16 termistor yang dapat melacak tingkat kenaikan suhu akibat sengatan dingin dari kantung es.
ADVERTISEMENT
Prinsip yang mereka pakai adalah bahwa kanker mempengaruhi tingkat metabolisme sel-sel kulit. Akibatnya, sel-sel kanker kulit memanas lebih cepat daripada sel-sel lain yang sehat bila mengalami kejutan suhu dingin.
Alat pendeteksi sel kanker kulit yang menggunakan prinsip termal itu kemudian mereka namakan sKan.
"Dengan menggunakan komponen-komponen yang tersedia dan murah, sKan memungkinkan pendeteksian kanker kulit melanoma lebih mudah diakses oleh banyak orang," ujar pendiri James Dyson Award dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan kemenangan tim pencipta sKan tersebut.
"Ini alat yang sangat cerdas dengan potensi menyelamatkan manusia," imbuhnya lagi.
Prateek Mathur, salah satu anggota tim dari McMaster University itu mengatakan timnnya terinspirasi untuk menciptakan sKan karena melihat teknologi untuk mendeteksi kanker kulit melanoma yang ada saat ini masihlah mahal.
ADVERTISEMENT
"Kami menemukan penelitian yang menggunakan sifat-sifat termal dari jaringan kanker kulit untuk mendeteksi melanoma. Akan tetapi, ini dilakukan dengan menggunakan peralatan laboratorium yang mahal,” tutur Mathur dikutip dari laman McMaster University.
Mathur mengatakan, "Kami mulai menerapkan penelitian ini dan menemukan cara untuk melakukan pemeriksaan yang sama menggunakan solusi dengan biaya yang lebih efektif."
Ke depan, tim sKan berharap dapat segera menciptakan prototipe yang lebih canggih agar alat tersebut dapat mulai digunakan dalam uji praklinis.
Alat itu tentulah memberikan harapan baru yang besar dalam dunia kedokteran. Sebab, WHO pernah menyatakan kanker kulit melanoma merupakan penyakit kanker ketujuh yang paling banyak ada di dunia. Ada 132.000 kasus melanoma ditemukan setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT