Mark Zuckerberg: Masih Terlalu Dini Menilai Dampak Investasi AI karena DeepSeek

30 Januari 2025 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 6 Februari 2025 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Meta Mark Zuckerberg (tengah) bersama istrinya, Priscilla Chan, menghadiri pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump di Rotunda U.S. Capitol, Senin (20/1/2025). Foto: Chip Somodevilla/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
CEO Meta Mark Zuckerberg (tengah) bersama istrinya, Priscilla Chan, menghadiri pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump di Rotunda U.S. Capitol, Senin (20/1/2025). Foto: Chip Somodevilla/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
CEO Meta Mark Zuckerberg mengonfirmasi bahwa perusahaan akan terus berinvestasi besar-besaran dalam teknologi AI, meskipun pasar dikejutkan oleh AI DeepSeek yang bisa menghasilkan kecerdasan dengan skor baik, dengan investasi yang tidak terlalu besar.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan dengan investor pada Rabu, 29 Januari 2025, Zuckerberg meyakinkan investor bahwa rencana Meta untuk menginvestasikan miliaran dolar AS untuk mengembangkan AI dalam jangka panjang tetap tidak berubah.
Meta menganggarkan lebih dari 60 miliar dolar AS pada tahun 2025, terutama untuk membangun dan meningkatkan pusat data guna mendukung infrastruktur AI-nya. Langkah ini dipandang sebagai kunci strategi jangka panjang Meta.
Ketika ditanya apakah kemajuan DeepSeek dapat memengaruhi pengeluaran Meta untuk AI, Zuckerberg mengatakan perusahaan akan terus berinvestasi dalam AI, melihatnya sebagai keuntungan besar, terutama karena Meta melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Ilustrasi DeepSeek. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Zuckerberg tampaknya memandang DeepSeek sebagai pesaing baru di bidang AI. Dia berkata, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah inovasi DeepSeek akan memperlambat permintaan chip GPU, yang merupakan infrastruktur kunci AI.
ADVERTISEMENT
Ia yakin bahwa GPU akan tetap penting untuk menjalankan tugas AI seperti pemrosesan data. Basis pengguna Meta yang besar membutuhkan infrastruktur AI yang kuat untuk menangani skala operasinya, dan Zuckerberg yakin bahwa berinvestasi di bidang ini akan memberi Meta keunggulan kompetitif.
Bagian penting dari strategi AI Meta adalah pengembangan model AI berikutnya, Llama 4. Model ini akan dirancang untuk bersaing dengan model AI teratas seperti ChatGPT milik OpenAI. Llama 4 diharapkan memiliki fitur-fitur canggih, seperti kemampuan untuk mengerjakan tugas sendiri (AI agen) dan menangani berbagai jenis masukan (kemampuan multimodal).
“Tujuan kami dengan Llama 3 adalah membuat model AI open source yang kompetitif dengan model tertutup, dan dengan Llama 4, kami ingin memimpin,” kata Zuckerberg.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan bahwa Llama 4 dapat menetapkan standar baru di dunia AI dan membantu Meta menjadi pemimpin dalam AI open source.
Zuckerberg baru-baru ini berbicara tentang visinya untuk tahun 2025, menyebutnya sebagai tahun penting bagi pengembangan AI. Ia menyatakan bahwa pada tahun 2025, AI di Meta dan perusahaan teknologi lainnya dapat secara efektif menggantikan engineer tingkat menengah yang saat ini menulis kode. Ini akan menjadi perubahan besar dalam cara perusahaan teknologi mendekati pengembangan perangkat lunak.
CEO Meta, Mark Zuckerberg. Foto: Chris Delmas/AFP
Meta juga berfokus pada perluasan asisten AI-nya, Meta AI, yang diharapkan Zuckerberg akan menjangkau lebih dari satu miliar pengguna pada akhir tahun.
Pendekatan Meta terhadap artificial intelligence difokuskan pada personalisasi, menawarkan pengalaman kepada pengguna sesuai dengan preferensi, minat, dan budaya masing-masing. Zuckerberg yakin sentuhan personal inilah yang akan membedakan Meta dari para pesaingnya.
ADVERTISEMENT
"Kami percaya bahwa tidak semua orang ingin menggunakan AI yang sama. Orang ingin AI mereka dipersonalisasi sesuai konteks, minat, kepribadian, dan budaya mereka," katanya.