Media Asing Soroti Aksi Foto Selfie WNI di Lokasi Tsunami Selat Sunda
ADVERTISEMENT
Bencana alam tsunami yang menerjang kawasan pesisir Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) menimbulkan duka bagi Indonesia dan dunia. Korban jiwa berjatuhan akibat tsunami tersebut, sekaligus meluluhlantakkan infrastruktur di lokasi terdampak.
ADVERTISEMENT
Di balik bagaimana dampak mematikan dan begitu destruktifnya bencana tersebut, media asing The Guardian menyoroti aksi sejumlah warga yang mengambil foto selfie di lokasi kejadian.
The Guardian melihat ada sejumlah warga yang mengabadikan foto selfie mereka dengan latar belakang 'pemandangan' lokasi yang hancur diterjang tsunami .
Dalam artikel yang dipublikasikan pada Rabu (26/12) itu, The Guardian mewawancarai warga yang rela menempuh perjalanan jauh untuk ke lokasi bencana dengan salah satu tujuannya mendapatkan foto selfie.
Dapat banyak 'Like'
Salah seorang wanita yang mengambil foto selfie di lokasi itu adalah Solihat (40), yang mengaku menempuh perjalanan dua jam dari kota Cilegon. Ia datang bersama teman-temannya untuk memberikan bantuan berupa sumbangan pakaian untuk orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat tsunami.
ADVERTISEMENT
Solihat menjelaskan bahwa foto selfie yang ia ambil di sana untuk menunjukkan betapa hancurnya lokasi tersebut pasca diterjang tsunami.
"Foto itu ada di Facebook sebagai bukti bahwa kita benar-benar di sini dan memberikan bantuan," katanya, kepada The Guardian.
"Ketika orang-orang melihat foto kehancuran mereka sadar mereka ada di tempat yang lebih baik. Gambar kehancuran akan mendapatkan lebih banyak 'like'. Mungkin karena itu mengingatkan orang untuk bersyukur," tambahnya.
Hingga Selasa (26/12) pukul 13.30 WIB, menurut laporan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 429 orang, 1485 luka-luka, 154 menghilang, dan 16.082 orang mengungsi.
Ketika ditanya The Guardian soal apakah pantas mengambil foto selfie di lokasi bencana di mana kemungkinan banyak jasad masih belum ditemukan, Solihat menjawab semua itu tergantung pada niat.
ADVERTISEMENT
"Jika Anda mengambil foto selfie untuk pamer, maka jangan lakukan itu. Tetapi jika Anda melakukannya untuk berbagi kesedihan dengan orang lain, tidak apa-apa," ungkapnya.
Foto yang unik memang akan berpotensi mendapatkan like yang banyak saat mempostingnya di media sosial. Seperti yang dilakukan oleh Valentina Anastasia (18) asal Jawa Tengah yang ditemui The Guardian.
Ia tidak kecewa dengan keputusannya meninggalkan Jakarta tempat dia berlibur dan melakukan perjalanan tiga jam dengan mobil ke Banten.
"Saya ingin melihat kehancuran (akibat tsunami) dan orang-orang yang terkena dampaknya," katanya.
Ketika ditanya berapa banyak foto selfie yang dia ambil di daerah itu dia tertawa. "Banyak! Untuk media sosial, grup WhatsApp ... ".
Sementara itu, korban selamat bernama Bahrudin (40), seorang kepala serikat petani lokal mengaku tidak tertarik dengan turis yang datang hanya sekedar foto selfie. Ia berulang kali mengucapkan rasa kekecewaannya ketika ditanya apa pendapatnya tentang aksi turis selfie tersebut.
ADVERTISEMENT
Terlebih, ketika itu ada seorang perempuan yang mencoba mengambil foto selfie dan tampak berusaha lebih dekat dengan mobil SUV milik Bahrudin yang hancur akibat tsunami .