Menanti Pembalasan China Setelah Huawei Diboikot Perusahaan AS

21 Mei 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko Huawei di Beijing, China. Foto: Thomas Peter/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Toko Huawei di Beijing, China. Foto: Thomas Peter/Reuters
ADVERTISEMENT
Tekanan Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan teknologi Huawei asal China, semakin keras. Kementerian Perdagangan AS memasukkan Huawei dalam daftar hitam yang membuat perusahaan teknologi itu akan sulit menjalin kerja sama dengan perusahaan AS.
ADVERTISEMENT
Huawei adalah salah satu korban perang dagang AS dan China. Google memutuskan untuk mencabut lisensi Android pada smartphone Huawei, yang membuat produk dari merek ini tidak bisa memakai layanan dan aplikasi inti dalam Android. Produk Android Huawei hanya diizinkan memakai informasi dan sumber kode Android Open Source Project (AOSP) untuk mengembangkan software antarmuka EMUI.
Apakah China akan tinggal diam?
Melihat pentingnya perusahaan Huawei di China dan kesuksesannya di mancanegara, ada banyak hal yang bisa dilakukan China untuk membalas kebijakan pemerintah AS yang merugikan mereka itu.
Misalnya, ketika terjadi penangkapan salah satu bos Huawei, Meng Wanzhou, di Kanada, atas permintaan pemerintah AS dengan tuduhan pencucian uang. Setelah penangkapan itu, China bergerak cepat melakukan pembalasan dengan menangkap dua warga Kanada dengan tuduhan spionase.
Direktur Eksekutif Dewan raksasa teknologi Cina Huawei, Meng Wanzhou menghadiri sesi Forum Investasi Modal VTB "Rusia Calling!". Foto: REUTERS / Alexander Bibik
Melawan pemboikotan Huawei oleh AS sepertinya bukanlah hal yang sulit bagi China. Beberapa hal yang mungkin dilakukan China untuk balas dendam, salah satunya ialah dengan melakukan mobilisasi konsumen berjiwa patriot.
ADVERTISEMENT
“Sudah terlihat beberapa tanda adanya mobilisasi konsumen yang berjiwa patriot, jadi mungkin kalian akan banyak melihat pemboikotan produk-produk Amerika. Saat ini sudah ada banyak. Itu balasan yang paling terlihat,” ungkap Adam Segal, Direktur Digital dan Keamanan Siber di Council on Foreign Relations, dilansir CNBC.
Beberapa waktu lalu, perusahaan Apple sudah terkena imbasnya. China menjadi salah satu pasar yang sangat penting bagi Apple dan kini, hampir semua perusahaan di China melarang karyawannya untuk menggunakan produk Apple.
Namun, China tidak akan terlalu menghajar Apple di negaranya, mengingat masih ada 1,4 juta orang China yang bekerja di pabrik Apple di Foxconn. Segal juga mengatakan bahwa jika sentimen nasionalisme terlalu tinggi, akan sulit untuk mengendalikannya di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
"Apple paling berisiko kena balasan. Tapi secara realistis, saya pikir hanya akan berdampak 3 hingga 5 persen dari iPhone yang dibeli di negara itu," sebut Dan Ives, analis dari Wedbush.
Apple iPhone 7. Foto: REUTERS/Regis Duvignau
Raksasa mesin pencari Google menjadi salah satu perusahaan yang ikut memboikot Huawei. Perusahaan itu akan membatasi penyediaan sistem operasi Android untuk smartphone Huawei dan hanya terbatas pada sistem operasi Android Open Source Project (AOSP) saja. Google juga dikabarkan akan menyetop pembaruan sistem keamanannya pada produk tersebut.
Untuk mengantisipasi itu, Huawei dilaporkan telah mengembangkan sistem operasinya sendiri yang disebut "Hongmeng" sejak 2012. Huawei memang mengembangkan prosesor sendiri untuk smartphone-smartphone mereka melalui HiSilicon Kirin. Namun, selama ini untuk sistem operasi, Huawei masih bergantung pada Android dari Google.
ADVERTISEMENT
Selain mempersulit perdagangan perusahaan Amerika di China, pemerintah China juga melakukan inspeksi dadakan kepada perusahaan-perusahaan Amerika dan membuat pertumbuhan perusahaan dari negara lain lebih mudah dibanding perusahaan Amerika.
Microsoft menjadi salah satu perusahaan AS yang sudah terkena inspeksi dadakan oleh China. “Mereka akan menggeledah pabrik Anda. Pada pukul 5 pagi, para penyidik bakal muncul dan ingin melihat buku-buku Anda,” ujar Segal.
Logo Microsoft. Foto: Mike Segar/Reuters
Perusahaan teknologi besar asal AS lainnya seperti Qualcomm diprediksi tetap aman dari ancaman China. Itu karena teknologi besutan mereka sangat penting di smartphone yang beredar di China.
“Qualcomm adalah bagian integral dari pengembangan smartphone di China,” kata Ives. “Itu seperti rantai makanan. Jika China mengincarnya, itu akan memberikan implikasi yang lebih besar untuk negara mereka sendiri ketimbang mendapatkan manfaat dari pembalasan kepada Amerika. China mengetahui itulah alasan Amerika menyerang Huawei.”
ADVERTISEMENT
Melihat spekulasi ini, sepertinya derita yang dirasakan perusahaan Amerika akibat pembalasan China tidak akan sesakit seperti yang dirasakan Huawei.
Apakah China akan terus melanjutkan pembalasannya? Atau akan mengikuti aturan main kompetisi perdagangan Amerika Serikat?