Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Alat Perekam FDR dan CVR di Black Box Pesawat, Apa Bedanya?
5 November 2018 16:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan pencarian selama empat hari, black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh akhirnya ditemukan pada Kamis (1/11) lalu. Anggota Taifib Marinir Sertu Hendra mengangkat black box tersebut di kedalaman 30 meter di bawah permukaan laut kawasan Tanjung Karawang.
ADVERTISEMENT
Black box merupakan bagian penting dari sebuah pesawat karena dapat mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan. Perangkat yang berwarna oranye ini (bukan hitam seperti namanya) menyimpan percakapan yang terjadi antara pilot dengan krunya atau menara pengawas.
Selain itu, black box juga bisa menyimpan berbagai informasi yang didapat dari banyak sensor di pesawat terkait masalah yang bisa jadi penyebab kecelakaan. Nantinya, informasi yang terekam di black box akan dijadikan petunjuk oleh pihak berwenang untuk mengungkap misteri penyebab kecelakaan.
Tapi, tahukah kamu kalau dalam setiap pesawat terdapat dua bagian black box yang memiliki fungsi berbeda? Iya, di dalam kotak hitam yang berwarna oranye tersebut terdapat perangkat CVR (Cockpit Voice Recorder) dan FDR (Flight Data Recorder), apa itu?
ADVERTISEMENT
CVR (Cockpit Voice Recorder)
CVR adalah bagian black box yang memiliki fungsi merekam percakapan antara awak pesawat dan suara lain dalam kokpit. Mikrofon di area kokpit biasanya terletak di panel bagian atas antara pilot dan co-pilot.
Selain percakapan, CVR juga mampu merekam berbagai suara lain yang ada di dalam kokpit, seperti misalnya suara mesin, peringatan bahaya dan bunyi-bunyi lain. Dari semua suara yang terekam ini, nantinya akan digunakan oleh tim penyelidik untuk menentukan apa yang terjadi pada pesawat sebelum dan saat kecelakaan terjadi.
Tim penyelidik rekaman kokpit ini juga tidak sembarangan. Di antaranya adalah National Transportation Safety Board (NTSBA), Federal Aviation Administration (FAA), operator pesawat, pembuat pesawat, pembuat mesin, dan persatuan pilot.
Mereka nantinya bertugas untuk melakukan trankrip audio rekaman. FAA menggunakan rekaman lalu lintas udara dan kode waktu untuk membantu menentukan waktu standar lokal dari satu atau lebih peristiwa selama urutan terjadinya kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Transkrip rekaman CVR akan dipublikasikan setelah diseleksi. Meski begitu, transkrip rekaman tidak akan secara gamblang dipublikasikan mengingat komunikasi verbal yang bersifat sensitif di dalam kokpit. Namun, Dewan Keselamatan memastikan bahwa transkrip yang dipublikasikan telah relevan bagi publik.
FDR (Flight Data Recorder)
Tugas FDR ialah menyimpan seluruh rekaman data penerbangan. Untuk pesawat produksi baru, perangkat FDR pada black box mampu memantau hingga 88 parameter penerbangan penting seperti waktu, ketinggian, kecepatan udara, arah, hingga keadaan serta perilaku pesawat.
Selain itu, beberapa FDR dapat merekam status lebih dari 1.000 karakteristik dalam penerbangan lainnya yang dapat membantu penyelidikan. Hal-hal yang dipantau dapat berupa apa saja mulai dari posisi lepas landas hingga mode auto-pilot atau bahkan alarm kebakaran.
Dengan data yang diambil dari FDR, NTSBA dapat membuat sebuah rekonstruksi video animasi komputer dari suatu penerbangan. Tim akan menganalisis posisi dan perilaku yang tidak wajar dari pesawat dan menggambarkannya secara visual.
ADVERTISEMENT
Baik CVR maupun FDR memiliki fungsi yang begitu penting dalam proses penyelidikan tragedi kecelakaan sebuah pesawat. Dengan menggunakannya secara bersamaan, tim penyelidik dapat memperoleh kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat secara lebih akurat.
Tim SAR baru temukan FDR black box
Setelah empat hari pencarian, tim SAR berhasil menemukan separuh dari bagian black box yakni bagian yang memiliki fungsi FDR. Saat ini, black box tersebut masih dalam proses pembersihan untuk diambil memory card-nya.
Karena sudah berada beberapa hari di dalam air, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut residu garam tersebut bisa menjadi kendala. Setelah proses pembersihan, KNKT bisa langsung men-download rekaman di dalamnya.
Untuk CVR black box sendiri masih dalam pencarian. Sejauh ini, tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, dan KNKT masih terus mencari keberadaan perangkat tersebut.
ADVERTISEMENT