Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mengenal Aplikasi Dakwah Online Populer di Indonesia, SalingSapa
27 Desember 2017 7:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Hari Minggu pagi (17/12), saya dan kakak memutuskan untuk pergi bersama dengan tujuan berbeda. Saya hendak pergi ke kantor di daerah Pasar Minggu, Jakarta, sementara kakak saya menuju Stasiun Juanda untuk ikut aksi bela Palestina di Monas.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan di Commuter Line, saya tidak sengaja melihat kakak saya membuka aplikasi di smartphone-nya yang mungkin terasa asing bagi saya. Ketika dilihat, ternyata ia membuka aplikasi bernama SalingSapa.
Saya langsung teringat obrolan saya dengan pendiri aplikasi tersebut, yaitu Yan Harlan. Belakangan ini, SalingSapa mulai merambah saluran media lain untuk menyebarkan konten-konten kebaikan ke masyarakat, mulai dari website, televisi satelit, aplikasi mobile, hingga radio on-demand.
Awal mula lahirnya SalingSapa
Obrolan saya dengan Yan Harlan dimulai dengan bahasan untuk mengenal platform SalingSapa yang mulai berkembang sejak didirikan 7 tahun lalu sebagai sarana dakwah online. Awalnya, SalingSapa hadir dalam bentuk website terlebih dulu beralamat SalingSapa.com, sebelum meluas ke saluran lain.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Yan ini menjelaskan secara menyeluruh apa itu SalingSapa.com, yang merupakan situs jejaring sosial Muslim dan sarana syiar dakwah islam yang berdiri sejak tahun 2010. SalingSapa.com didirikan dengan semangat memberikan kebaikan kepada semua orang melalui saluran internet.
"SalingSapa ini sebenarnya semacam spirit. Spirit bagaimana kebaikan-kebaikan itu dihubungkan. Kita meng-endorse sebuah tagline namanya connecting the goodness," ujarnya, saat diwawancarai kumparan (kumparan.com).
Ia tidak sendiri dalam membangun SalingSapa. Bersama anak dan teman-teman dekatnya, ia mulai membangun ekosistem SalingSapa yang tidak hanya menyediakan situs saja, tetapi mulai menghadirkan layanan lain seperti aplikasi mobile, radio on-demand dan juga televisi berbasis satelit.
SalingSapa didirikan memang untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas sehingga dipilih jalur online untuk menyampaikan dakwahnya. Dari segmentasi SalingSapa, Yan mengatakan bahwa tidak terlalu memikirkan target dan segmentasi yang menjadi target SalingSapa, terlebih ia juga tidak membatasi konten-konten yang masuk dalam tema tertentu.
ADVERTISEMENT
SalingSapa diketahui baru 3 bulan ini meluncurkan sebuah aplikasi baru yang berisi layanan streaming audio bernama SalingSapa Radio. Aplikasi ini disebut mengalami pertumbuhan pesat sampai sekitar lebih dari 400 persen dan sudah digunakan oleh 14 ribu orang pasca diluncurkan.
Hadirnya layanan itu memang menjadi primadona karena lebih hemat kuota dan dapat didengarkan sambil melakukan aktivitas lain layaknya mendengarkan lagu.
"Saya coba naik Commuter Line atau busway gitu, atau dalam perjalanan akses ke radio SalingSapa (Radio) ini nyaman digunakan dalam perjalanan kita pakai earphone di Commuter Line. Kita mungkin berdesakan tetapi dalam perjalanan kita masih bisa mendengarkan tokoh-tokoh atau inspirasi dari radio Salingsapa," ungkapnya.
Ribuan konten, beragam tema
Konten-konten yang disajikan oleh SalingSapa pada intinya adalah dakwah. Namun seiring berkembangnya platform, SalingSapa juga menghadirkan konten inspirasi yang bersifat umum.
ADVERTISEMENT
Berbagai konten itu berasal dari sekitar 200 orang yang berkontribusi mengisi konten di SalingSapa, baik itu berupa artikel, audio, ataupun video. Sementara dari jumlah konten ada kurang lebih 5 ribu video dan 9 ribu lebih audio yang ada dalam database SalingSapa.
Dari sekian banyak konten di dalam platform-nya, ternyata konten soal keluarga menjadi yang paling digemari masyarakat. Yan mengatakan konten-konten yang berhubungan dengan anak, keluarga, dan hubungan suami-istri menjadi konten favorit di SalingSapa.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, di sisi narasumber ada Aa Gym dan ustaz Yusuf Mansyur yang merupakan narasumber dengan materi yang paling sering dikonsumsi oleh pengguna SalingSapa.
Masa depan SalingSapa jangkau khalayak global
Ke depannya, Yan berharap SalingSapa nanti tidak akan keluar dari visi dan cita-citanya menjadi konektor kebaikan.
"Kami ingin menjadi konektor kebaikan, dalam artian, di sini ada masyarakat, ada umat, di sini ada tokoh-tokoh ulama, tokoh inspirator, pada guru, para pendidik. Perlu adanya suatu media yang mengantarkan, menyambungkan ilmu mereka kepada masyarakat, kepada siapa saja di mana saja yang ingin mengakses ilmu tersebut. Nah, dari itu, kami selalu melakukan semacam pengembangan-pengembangan platform apalagi yang bisa kita buat ke depannya," jelas bapak tiga anak ini.
Menurut Yan, SalingSapa akan membuka pintu untuk bekerja sama dengan pihak lain, terutama kolaborasi konten seperti menghadirkan kajian-kajian dari syekh di Mekah dan Madinah serta tempat lainnya dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Kemudian ada kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan, seperti pesantren atau perguruan tinggi, bisa menambah jenis-jenis konten yang dihadirkan oleh SalingSapa.
"Lembaga pendidikan secara mandiri menggunakan platform ini dalam kanal pribadi mereka. (Pesantren) Gontor misalnya, ketika mereka sudah menggunakan platform kita, itu seluruh majelis ilmu yang ada di Gontor itu bisa didengarkan di seluruh dunia. Jadi kita di mana saja, ke mana saja bisa menyebarkan pesan-pesan ilmu dan inspirasi itu dengan mudah," ungkapnya.
Kembali ke perjalanan saya bersama kakak saya. Kami pun berpisah di Stasiun Manggarai untuk berpindah kereta dan saya lihat ia masih mendengarkan ceramah ustaz Abi Makki di SalingSapa Radio. SalingSapa menjadi definisi aplikasi dakwah online yang bisa dipelajari secara mobile.
ADVERTISEMENT