Mengenal Biznet Gio, Cloud Provider Jagoan Startup Healthtech

22 Oktober 2021 17:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 2 November 2021 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Biznet GioCloud. Foto: Dok. Biznet
zoom-in-whitePerbesar
Biznet GioCloud. Foto: Dok. Biznet
Sebuah perusahaan rintisan atau startup dengan karakteristik pertumbuhan pengguna yang cepat perlu memiliki infrastruktur penyimpanan data yang dapat diperluas secara instan. Kalau skala infrastruktur penyimpanannya tidak fleksibel untuk ditingkatkan ketika kapasitasnya sudah penuh, layanan perusahaannya tentu bakal terganggu hingga menimbulkan kerugian.
Untuk mengatasi masalah itu, sebuah startup umumnya akan menggunakan cloud provider yang memiliki banyak cloud server dan cloud storage. Ini merupakan infrastruktur penyimpanan data secara off-premise. Artinya, hardware penyimpanan data perusahaan dikelola oleh pihak ketiga. Perusahaan hanya perlu meminta tambahan gudang penyimpanan data, jika kapasitasnya dirasa mendesak untuk ditingkatkan.
Salah satu startup yang merasakan dampak kemudahan dari cloud provider adalah ProSehat. Perusahaan yang bergerak di bidang healthtech tersebut mengandalkan cloud provider Biznet Gio sejak Juli 2021 untuk menyimpan data perusahaan.
Sama seperti layanan healthtech pada umumnya, ProSehat mengalami lonjakan pengguna selama pandemi COVID-19. Founder sekaligus CEO ProSehat, dr. Gregorius Bimantoro, menyebut bahwa pada awal pandemi di tahun 2020, pihaknya mendapat pertumbuhan pengguna hingga 15 kali lipat jika dibanding tahun sebelumnya.
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan pengguna startup healthtech umumnya fluktuatif. Setelah awal pandemi, misalnya, pertumbuhan pengguna mulai melandai dan melonjak kembali saat program vaksinasi digelar dan kemunculan gelombang kedua COVID-19 di Indonesia pada pertengahan 2021.
dr. Gregorius Bimantoro, Founder dan CEO ProSehat. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Peningkatan pengguna tersebut pada akhirnya mendorong ProSehat untuk mencari Cloud Provider dengan skalabilitas yang dapat diandalkan. ProSehat sendiri sebelumnya sudah memakai cloud provider dari luar negeri. Namun, efisiensi jadi tantangan mereka.
“Skalabilitas itu juga bicara efisiensi, cost benefit. Kalau dari segi cloud provider kami sebelumnya, (kalau terjadi peningkatan) itu ya kita naikkan (kapasitasnya). Terus kalau ada kebutuhan atau saat-saat yang dikira penting, itu dibikin otomatis naik. Tapi, itu berdampak besar pada biaya yang kita keluarkan," kata pria yang akrab disapa dr. Bimo itu, dalam sebuah wawancara dengan kumparanTECH, Senin (11/10).
Dengan dorongan peningkatan penyimpanan data, serta pertumbuhan pengguna yang melonjak 10 kali lipat pada 2021 jika dibanding tahun sebelumnya, ProSehat memilih Biznet Gio sebagai penyedia layanan cloud.
Pihaknya memilih Biznet Gio karena skalabilitasnya yang efisien. Infrastruktur Biznet Gio dapat secara fleksibel mengikuti kebutuhan ProSehat yang terus mengalami pertumbuhan.
“Yang paling jelas saat ini kami rasakan adalah biaya dengan kapasitas yang kurang lebih sama seperti provider sebelumnya, itu efisiensinya sudah sekitar 30 persen,” ungkap dr. Bimo.

Skalabilitas, keamanan, dan integrasi cloud

Efisiensi yang didapat ProSehat tidak terlepas dari jenis layanan Cloud Provider yang mereka gunakan. ProSehat menggunakan produk bernama NEO Virtual Compute — salah satu solusi cloud computing dari Biznet Gio yang dibanderol dengan rentang harga Rp 170.000 hingga Rp 6.000.000 per bulan.
NEO Virtual Compute merupakan layanan cloud server dari Biznet Gio dengan nilai jual fleksibilitas yang dapat disesuaikan dengan pertumbuhan bisnis klien dan kemudahan pembayaran dengan metode “pay-as-you-go”. NEO Virtual Compute juga menyediakan sistem keamanan CIS Hardened Images dan akses langsung ke software cloud computing OpenStack Horizon.
“ProSehat itu maunya maintain infrastruktur yang efisien. Dalam arti, dengan resource komputasi sekian, mereka bisa dapat hasil yang maksimal,” kata Cornelius Hertadi, Vice President Sales Marketing Biznet Gio Cloud, dalam sebuah wawancara virtual, Selasa (12/10).
Cornelius Hertadi, VP Sales & Marekting Biznet Gio. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Cornelius berkata, Biznet Gio memiliki diversifikasi produk bagi berbagai jenis pelanggan, mulai dari konsumen individu, UMKM, startup, hingga perusahaan besar.
Untuk mempermudah klien menentukan produk yang cocok dengan kebutuhannya, Biznet Gio menyediakan tim pendukung untuk menghitung kebutuhan produk yang sesuai. Tujuannya untuk efisiensi biaya bagi pihak konsumen.
Ketika nantinya pengguna mau meningkatkan kapasitas server, mereka cukup menghubungi tim dukungan teknis Biznet Gio yang beroperasi selama 24 jam.
“Kami penyedia layanan cloud yang sangat scalable. Dalam arti, kalau tiba-tiba terjadi lonjakan pelanggan, mereka (klien) bisa tambah resource atau jumlah server yang dibutuhkan,” tutur Cornelius.
Selain aspek efisiensi dan skalabilitas, ProSehat sebenarnya juga mempertimbangkan aspek kualitas dan keamanan ketika memilih Biznet Gio. Menurut dr. Bimo, keamanan data Biznet Gio telah dijamin oleh sertifikat yang telah dimilikinya. Jadi, ProSehat enggak perlu khawatir dengan data yang disimpan di Cloud Provider Biznet Gio.
Sebagai cloud service provider di Indonesia Biznet Gio memiliki segambreng sertifikat keamanan. Beberapa sertifikat yang mereka punya termasuk ISO 27001 untuk keamanan data (audit setahun sekali oleh eksternal),dan PCI DSS (sertifikat keamanan penyimpanan data), hingga SOC2 Type 2 (standar keamanan untuk menjamin privasi data dalam internal organisasi).
dr. Bimo juga merasa bahwa Biznet Gio memberikan dukungan yang lebih baik ketimbang provider cloud yang dipakai ProSehat sebelumnya. Tim Biznet Gio selalu tersedia membantu tim IT ProSehat dalam mengembangkan web perusahaan.
Layanan cloud dari Biznet Gio didasarkan pada tiga data center mereka di Indonesia. Ketiga data center tersebut telah memiliki platform yang terhubung satu sama lain dalam jaringan tertutup.
Dengan interkoneksi tersebut, pengguna Biznet Gio dapat mendesain sistem mereka menjadi multi zone. Desain ini bermanfaat untuk back up sistem sehingga meminimalisasi downtime jika terjadi gangguan.
“Kami punya fitur multi availability zone. Kita punya beberapa zona sistem layanan cloud di beberapa lokasi data center yang berbeda,” kata Cornelius. “Jadi, misalnya ada gangguan, enggak pernah khawatir. Sistem di zona lain bisa cover sistem mereka di zona lain.”