Mengenal Blockchain, Terobosan Transaksi Digital yang Transparan

11 Desember 2019 17:53 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Blockchain Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Blockchain Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk China menggelar edukasi teknologi blockchain di Jakarta, Rabu (11/12). Acara ini mengundang pakar blockchain asal China, Sam Lee, yang merupakan CEO dan Founder Blockchain Global Shanghai.
ADVERTISEMENT
Menurut Duta Besar Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, edukasi ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi blockchain di Indonesia. Pasalnya, selama ini masyarakat Indonesia masih belum mengenal apa itu teknologi blockchain beserta kegunaannya.
“Kegiatan edukasi ini merupakan komitmen dari Kedutaan Besar di Beijing, China, untuk menjembatani penyebaran pemahaman teknologi blockchain kepada pelaku-pelaku bisnis di Indonesia,” ungkap Djauhari. “Kita jangan lagi mau tertinggal, karena saya sudah sering dengar bitcoin, blockchain, hyperloop, sejak enam tahun lalu," sambungnya.
Jadi, apa sih blockchain itu? Sederhananya, blockchain adalah rekaman buku besar yang terdesentralisasi. Catatan transaksi yang sudah terjadi pada sistem tersebut bisa dilihat dan dikelola oleh semua orang dan tidak dapat diubah sama sekali. Data-data ini dikumpulkan dalam sebuah jaringan dari berbagai server.
Sam Lee (tengah) bicara soal blockchain di Jakarta, Rabu (11/12). Foto: Aulia Rahman/kumparan
“Blockchain adalah sistem basis data terdistribusi yang memiliki langkah-langkah keamanan tertentu yang membuatnya tidak bisa diretas,” jelas Sam Lee, dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Lee menambahkan, pengelola catatan transaksi blockchain tidak dipegang oleh satu server saja, melainkan seluruh pemegang akun di dalam sistem blockchain. Hal inilah yang membuat blockchain menjadi teknologi pembukuan yang tidak dapat dipalsukan.
Dengan sifatnya yang sukar diretas, blockchain diklaim dapat mengamankan transaksi dari pihak ketiga, membantu meningkatkan produktivitas, dan keamanan transaksional. Bagi konsumen, kehadiran teknologi blockchain dapat menghadirkan transparansi dalam ekosistem bisnis.
“Ini adalah teknologi yang dicatat oleh forum ekonomi dunia sebagai pilar yang akan mendorong transparansi dan kepercayaan,” kata Sam.
Sam Lee, CEO dan Founder Blockchain Global Shanghai. Foto: Aulia Rahman/kumparan
Meski blockchain masih belum dipahami secara akar rumput, namun sebenarnya aplikasi dari teknologi ini sudah terwujud melalui mata uang kripto (cryptocurrency). Pasalnya, fondasi teknologi dari mata uang digital adalah blockchain. Meski demikian, penggunaan teknologi ini tak terbatas pada mata uang digital semata.
ADVERTISEMENT
“Kami menggarisbawahi satu hal yang orang Indonesia masih belum paham bahwa bitcoin memang blockchain, tapi blockchain bukan bitcoin,” tegas Sam. “Di China, ini (blockchain) digunakan di mana-mana dengan baik untuk mendorong penggunaan teknologi blockchain, (tapi) pertama-tama kita perlu memiliki orang yang memahami apa sebenarnya blockchain dan bagaimana hal itu berbeda dari itu use case cryptocurrency paling populer dan bagaimana itu dibawa ke masyarakat.”
Lantas, bagaimana keberadaan blockchain di Indonesia? Menurut Rhein Mahatma, selaku Director of Education Vexanium, salah satu platform blockchain di Indonesia, penggunaan blockchain di dalam negeri masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara lain.
“Jumlah permintaannya masih sedikit dibandingkan di negara lain. Kalau (dibandingkan) di China, mungkin blockchain kita tertinggal 5 tahun,” ungkap Rhein, saat ditemui pada kesempatan yang sama.
Ilustrasi Bitcoin. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Rhein menambahkan, ada beberapa halangan penerapan blockchain di Indonesia. Permasalahan tersebut mulai dari ketiadaan sumber daya manusia hingga tidak tertariknya investor terhadap teknologi ini.
ADVERTISEMENT
“Itu salah satu masalahnya, bahwa kita founder startup di Indonesia, bagaimana proyek blockchain-nya berkembang kalau enggak ada venture yang mau invest. Use case ada banyak nih, masalahnya use case mana yang memberikan benefit 10 kali lipat ketika menggunakan blockchain,” pungkas Rhein.