Mengenal JD.id, Startup Unicorn Indonesia Keenam

28 Februari 2020 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Drone pengirim barang dari JD.ID  Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Drone pengirim barang dari JD.ID Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
JD.id baru saja meraih status startup unicorn dengan valuasi yang mencapai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,1 triliun. Ini membuat JD.id menjadi penghuni baru daftar startup unicorn Indonesia, yang sebelumnya ada Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo.
ADVERTISEMENT
Dengan nama JD, yang kita kenal juga sebagai raksasa e-commerce di China sana, membuat orang beranggapan JD.id juga bukan berasal dari Indonesia.
Sejatinya, startup JD.id pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015. Terbentuknya JD.id merupakan prakarsa dari JD.com yang bermitra dengan Provident Capital.
Bagi yang belum tahu, JD.com adalah salah satu perusahaan e-commerce terbesar di China. JD.com menjual barang-barang yang langsung dikirimkan dari gudang sendiri (direct sales). JD.com didirikan oleh Richard Liu pada Juni 1998.
Mengunjungi JD.id Toko Tanpa Kasir Pertama di Indonesia PIK Avenue lantai 3, di Jl. Pantai Indah Kapuk Boulevard, Jakarta Utara, Minggu (2/9/2018). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Sementara itu, Provident Capital adalah perusahaan investasi yang didirikan oleh Winato Kartono dan Hardi Wijaya Liong. Investasi Provident Capital tersebar di berbagai sektor termasuk telekomunikasi, infrastruktur, pertambangan, real estat, perkebunan, dan biofuel.
Provident Capital juga terlibat dalam pendanaan fase pertama dari putaran pendanaan Seri F Gojek yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Saat ini, JD.id dipimpin oleh Zhang Li yang telah menjabat sejak 2015. Di bawah kepemimpinannya bisnis JD.id berkembang sangat pesat. Berdasarkan data crunchbase, jumlah produk dari 10 ribu pada tahun 2015, menjadi sekitar 100 ribu pada akhir 2016. JD.id juga menyediakan layanan pengiriman yang mencapai 365 kota di seluruh Indonesia dengan ribuan armada yang siap mengirimkan langsung ke pelanggan mereka.
President International JD.com Soon Sze Meng (tengah) dan CEO JD.ID Zhang Li (kanan), serta CFO Gojek Thomas Husted (kiri) dalam peresmian kantor baru JD.id. Foto: JD.id
JD.id memiliki setidaknya 12 kategori pilihan produk untuk dijual yang akan terus bertambah seiring dengan perkembangan usahanya di Indonesia. Ragam kategori produknya bervariasi mulai dari ibu dan anak, smartphone, perangkat elektronik, hingga luxury.
JD.id juga melakukan banyak inovasi yang dilakukannya di Indonesia. Seperti membuka toko offline pertama mereka bernama JD.id X dengan konsep tanpa kasir berkat penerapan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
ADVERTISEMENT
Selain itu, JD.id sudah menguji teknologi pengiriman paket menggunakan drone sejak awal tahun 2019. Uji coba tersebut menandai untuk pertama kalinya JD.com menguji drone miliknya di luar China. Sebelumnya, mereka telah menerapkan metode pengiriman menggunakan drone ini di China.

Jalan menjadi startup unicorn

JD.id memang tertutup soal status unicorn dan nilai valuasi yang dimiliknya. Kabar raihan status unicorn saja datang dari laporan DailySocial.
Manajemen JD.id akhirnya membenarkan, bahwa valuasi perusahaan mereka telah mencapai 1 miliar dolar AS sejak tahun 2019 lalu. Namun, JD.id tidak menyebut rincian valuasi perusahaan saat ini.
Pada awal 2019, memang ada rumor soal joint venture yang diadakan oleh JD.id untuk pendanaan selanjutnya. Gojek disebut masuk dalam pendanaan tersebut. Namun, pada saat itu JD.id tidak mengkonfirmasi rumor tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Google, Bain, dan Temasek, soal ekonomi digital Asia Tenggara, pasar e-commerce di Indonesia akan terus tumbuh hingga 82 miliar dolar AS pada 2025 mendatang. Persaingan di dalamnya terbilang sengit. JD.id harus berhadapan dengan pemain besar lain seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, hingga Blibli.