Mengenal Manus, Agentic AI China yang Bisa Kerjakan Tugas Sendiri Sampai Tuntas

17 Maret 2025 3:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi AI. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi AI. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah perusahaan teknologi di China kembali membuat gebrakan dengan menciptakan Agen AI otonom pertama. Agen AI tersebut diberi nama Manus, diluncurkan pekan lalu dan dengan cepat menjadi topik hanya di kalangan pemerhati AI.
ADVERTISEMENT
Dilansir Business Insider yang mengutip beberapa sumber, Manus dibangun oleh startup asal China, Monica, yang merupakan anak perusahaan Butterfly Effect. Kebijakan privasi Manus menyebut Butterfly Effect adalah entitas yang terdaftar di Singapura.
Tidak seperti kebanyakan chatbot lain yang memerlukan beberapa perintah manusia untuk menyelesaikan tugas, Manus dapat menyelesaikan tugas kompleks secara mandiri dari awal hingga akhir hanya dengan memasukkan perintah awal dari pengguna.
Dalam video peluncurannya memperlihatkan bagaimana Manus AI beraksi dengan menyortir resume, memberi peringkat kepada kandidat, dan memformat data ke dalam spreadsheet dalam hitungan detik.
“Ini bukan sekadar chatbot biasa. Ini adalah Agentic AI yang sepenuhnya otonom yang menjembatani kesenjangan antara konsepsi dan eksekusi,” ujar Yichao Peak Ji, salah satu pendiri Manus dalam sebuah video sebagaimana dikutip Business Insider.
ADVERTISEMENT
Perusahaan juga menyebut, Manus dapat menganalisis tren saham, mengambil data dari web, bahkan membuat situs web interaktif. Aplikasi ini berjalan di cloud, artinya aplikasi ini tetap berfungsi bahkan saat pengguna keluar dari sistem.
Mereka bahkan mengklaim Manus lebih baik daripada model Deep Research milik Open AI berdasarkan standar GAIA, sebuah alat untuk membandingkan model. Saat ini, Manus bisa diakses secara terbatas, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menggunakan.

Bagaimana Manus tercipta?

Ji mengatakan, saat ini basis Manus menggunakan Claude 3.5 Sonnet v1 dan model AI Qwen milik Alibaba yang telah disempurnakan.
“Kami menggunakan Claude dan Qwen-finetunes yang berbeda,” papar Ji dalam sebuah posting-an di X. “Dulu ketika kami mulai membangun Manus, kami hanya memiliki Claude 3.5 Sonnet v1, jaid kami membutuhkan banyak model tambahan. Sekarang Claude 3.7 terlihat sangat menjanjikan, kami sedang menguji secara internal.”
ADVERTISEMENT
Ilustrasi generator gambar AI. Foto: Shutterstock
Beberapa orang mencoba membandingkan Manus dengan DeepSeek, model AI China yang sebelumnya juga menggemparkan industri teknologi dunia. Meski keduanya menawarkan kemampuan AI canggih, Manus lebih unggul dengan sistem yang seutuhnya otonom dan kemampuan menjalankan tugas kompleks tanpa panduan manusia.
Kini Manus menjadi pusat perhatian dengan kemampuan otonomnya. Ini membawa narasi bahwa China memang serius ingin bersaing dengan AS dalam perlombaan mengembangkan AI.
“Salah kalau kita membandingkan Manus dengan DeepSeek. DeepSeek bertujuan untuk meniru kemampuan yang telah diciptakan oleh perusahaan-perusahaan Amerika. Manus sebenarnya sedang memajukan batas. Komputer paling canggih yang menggunakan AI kini berasal dari perusahaan China, titik,” kata Dean Ball, Seorang Peneliti kebijakan AI.
Sejumlah ahli memuji Manus atas potensinya yang revolusioner. Sementara yang lain mengkritik karena Manus dinilai rentan membuat kesalahan serta kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data. Salah satunya adalah Kyle Wiggers dari TechCrunch.
ADVERTISEMENT
Sementara peneliti AI Luiza Jarovsku menyuarakan kekhawatirannya tentang privasi dan keamanan data karena kepemilikan Manus tidak transparan.
“Di mana server-nya berada? Apakah data pengguna dikirim ke China?” kata Jarovsky.
Bagaimanapun, Manus adalah Agentic AI pertama yang menerobos batas teknologi saat ini. Agentic AI sendiri adalah entitas AI yang dirancang untuk mengambil keputusan secara mandiri berdasarkan parameter yang telah ditentukan.
Jika Generative AI hanya bertugas untuk menciptakan sesuatu seperti teks, gambar, atau video, maka Agentic AI memiliki tugas lebih kompleks dengan mengambil tindakan atau keputusan yang berdampak langsung di dunia nyata.
Ini adalah pengembangan dan gabungan dari Gen AI, machine learning, dan deep learning, dalam satu sistem AI yang dirancang untuk menjalankan tugas-tugas khusus. Artinya, Agen AI memiliki kemampuan untuk bertindak tanpa instruksi manual dari manusia. Teknologi ini berpotensi menghadirkan solusi inovatif di berbagai bidang, mulai dari otomatisasi industri hingga asisten pribadi yang lebih cerdas.
ADVERTISEMENT
Seperti apa Manus akan berkembang di masa depan? Patut kita tunggu.