Mengenal Skimming, Penyebab Rekening Tiba-tiba Terkuras

8 November 2021 13:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tarik tunai di kartu ATM. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tarik tunai di kartu ATM. Foto: Shutterstock.
Nasabah perbankan perlu mengantisipasi risiko pencurian informasi akun rekening melalui mesin ATM (card skimming). Sebab skimming kartu ATM selama ini jadi salah satu modus kejahatan yang paling sering menimpa nasabah perbankan.
Skimming sendiri diartikan sebagai kejahatan penggandaan kartu ATM. Meski teknologi perbankan semakin canggih dan berlapis, masih saja ada nasabah yang menjadi korban skimming. Uang di rekening bank mereka tiba-tiba berkurang bahkan raib. Hal ini pun menimpa Atikah (bukan nama sebenarnya).
Atikah tidak menyangka rekeningnya tiba-tiba terkuras tak tersisa. Ia kaget saat melihat saldo rekeningnya tinggal Rp 50 ribu melalui BCA mobile. Atikah mengingat-ngingat kembali apa yang telah ia lakukan dengan rekeningnya selama seminggu terakhir. Ia ingat betul terakhir kali transaksi dengan rekeningnya yaitu mengambil uang di mesin ATM dekat rumahnya. Ia pun melaporkan hal ini kepada pihak BCA.
“Terakhir saya bertransaksi itu tarik uang tunai di ATM minimarket dekat rumah saya. Selebihnya saya enggak pakai apa-apa. Saya kaget dong, masa iya tinggal segini saya datang tuh ke kantor cabang BCA terdekat,” cerita Atikah.
Sesampainya di bank, Pihak BCA pun menginformasikan kepada Atikah detail transaksi terakhirnya. Dari situ Atikan menyadari bahwa ada yang menarik uangnya di ATM. Pihak bank pun curiga bahwa Atikah menjadi korban skimming.
“Saya enggak ngerasa ambil duit lagi di ATM soalnya. Terus pihak bank bilang kalau saya jadi korban skimming dan saya gak paham apa itu,” lanjutnya
Sebagai nasabah yang awam, Atikah pun menanyakan kepada pihak bank apa itu kejahatan skimming. Pihak BCA menjelaskan, skimming adalah tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara ilegal. Strip magnetik ini merupakan tempat tersimpannya informasi mengenai kartu tersebut.
Ilustrasi penjahat skimming. Foto: Shutterstock
Pihak bank mengimbau kepada Atikah untuk segera mengganti ke kartu ATM berbasis chip yang lebih aman untuk mencegah modus skimming terjadi lagi. Sebab, data yang berada dalam chip terenkripsi sehingga tidak dapat dibaca saat kartu melalui skimmer.
“Pihak bank saranin saya buat segera ganti kartu ke chip, katanya supaya aman. Tapi saya juga diimbau untuk tetap berhati-hati saat tarik tunai di ATM, terutama saat memasukan password,” kata Atikah.
Petugas menyarankan Atikah dua pilihan untuk mengganti kartunya. Pertama melalui layanan CS Digital BCA atau menghubungi Halo BCA di 1500888. Atikan pun memilih untuk pulang dan menghubungi Halo BCA untuk pergantian kartu.
Sesampainya di rumah, Atikah langsung menghubungi Halo BCA dan mengikuti instruksi customer service. Tak butuh lama, Atikah hanya perlu menunggu sampai kartunya tiba dan ia hanya dikenakan biaya ongkos kirim. Untuk pergantian kartunya sendiri, BCA tidak memungut biaya sepeser pun alias gratis.

Lebih Aman dengan Kartu Debit Chip

Kartu Debit Chip BCA. Dok. BCA.
Apakah di antara kamu ada yang masih menggunakan Kartu Debit Non Chip seperti Atikah? Jika iya, kamu harus segera menggantinya. Sebab Bank Indonesia mengumumkan akan memblokir kartu stip magnetik per 1 Desember 2021. Bila tidak segera diganti, maka kartu kamu tidak akan bisa digunakan untuk bertransaksi lagi.
Selain gratis dan lebih aman, mengganti kartu debit non chip ke kartu debit chip BCA juga banyak keuntungannya. Salah satunya bisa menggunakan fasilitas transaksi debit online di BCA mobile. Tanpa kartu kredit, kamu bisa bayar belanja online, berlangganan streaming musik/film, sampai beli voucher game di berbagai platform yang menyediakan pembayaran dengan Mastercard, menarik bukan?
Yuk, segera ganti dan nikmati fasilitas BCA mobile!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan BCA