Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Fitur Kilas Balik GO-JEK: Mengolah Big Data dalam Seminggu
8 Februari 2018 9:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Awal tahun 2018, perusahaan on-demand berbasis aplikasi, GO-JEK , menghadirkan sebuah fitur bernama KEJ-OG. Ya, kamu tak salah baca. Nama fiturnya memang KEJ-OG yang merupakan kebalikan dari nama GO-JEK itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Fitur apa itu sebenarnya?
Bagi kamu yang menggunakan GO-JEK, kamu pasti pernah mendapatkan pemberitahuan dari GO-JEK melalui email atau di dalam aplikasi mengenai hadirnya fitur KEJ-OG. Apa sih KEJ-OG?
Fitur ini adalah fitur kilas balik yang dihadirkan oleh GO-JEK. KEJ-OG membawa penggunanya untuk bernostalgia melihat bagaimana penggunaan layanan GO-JEK mereka selama tahun 2017, dari 1 Januari sampai 31 Desember.
Pengguna bisa melihat bagaimana 'pencapaian' mereka dalam menggunakan layanan GO-JEK di dalam aplikasinya, mulai dari GO-RIDE, GO-CAR, GO-FOOD, GO-SEND, GO-PAY, dan lainnya.
Bagaimana cara kerja dan ide awal dari GO-JEK dalam menciptakan fitur ini?
Tim kumparan (kumparan.com) berkesempatan duduk bareng dengan dua orang yang bertanggungjawab menggarap fitur tersebut, yaitu Hardi Saputra, Head of Analytics GO-JEK dari divisi Business Intelligence, dan Bahari Chandra, Creative Director GO-JEK, dari divisi Marketing.
ADVERTISEMENT
Kedua divisi ini berkolaborasi dalam menggarap fitur KEJ-OG, yang hebatnya hanya dikerjakan dalam waktu seminggu saja.
"Kita brainstorming berdua. Intinya, kita mau provide year end campaign. Kita mau membuat sesuatu yang berbeda. Walau saat itu waktunya sebenarnya mepet banget," kata Hardi.
Tidak Ingin Biasa Saja
Awalnya, arah dari fitur itu sederhana, hanyalah sebuah pesan ucapan selamat tahun baru dari GO-JEK untuk pengguna. Tapi, sebagai perusahaan teknologi, Hardi dan Bahari merasa harus membuat sesuatu yang berbeda, tak hanya sesederhana itu.
"Kita harus bikin sesuatu yang lebih kelihatan tech, lebih canggih. Akhirnya kita kolaborasi, kita mau membangun seperti creative driven campaign," ucap Bahari.
Pekerjaan mereka untuk menyelesaikan fitur ini memang sangat mepet, hanya seminggu saja. Dan mereka mengaku baru mendapatkan ide mengenai fitur ini ketika memasuki pekan ketiga bulan Desember 2017.
ADVERTISEMENT
Selama satu minggu itu, keduanya terus duduk berdua dan curah pikiran untuk mencari ramuan terbaik dalam mengembangkan fitur tersebut. Tentunya, Hardi yang berada di dalam divisi Business Intelligence mendukung dari sisi teknologi dan data, sementara Bahari menggarap kontennya di situs KEJ-OG.
Mereka bercerita, proses brainstorming bisa memakan satu sampai dua hari untuk membangun materi desain dan kreatifnya, kemudian sisanya adalah mengembangkannya hingga selesai dan siap diedarkan kepada para pengguna.
Lihat saja hasilnya, fitur kilas balik tersebut menampilkan sejumlah data menarik dari para pengguna GO-JEK selama 2017. Data itu seperti seberapa sering kamu menggunakan suatu layanan GO-JEK, hingga berapa uang yang dihemat berkat memakai GO-PAY, atau berapa banyak waktu yang tersimpan berkat memakai GO-JEK.
ADVERTISEMENT
Di balik data-data yang jumlahnya bisa mencapai jutaan ini, pastinya ada pengolahan data yang rumit yang dilakukan tim Business Intelligence GO-JEK. Namun, Hardi menjelaskan matriks yang digunakan sebenarnya simpel, hanya ringkasan penggunaan layanan GO-JEK selama 2017.
"Intinya, walau data itu simpel, tapi ketika sudah dikombinasikan dengan teknologi dan kreatifitas, lihat saja hasilnya luar biasa. Jadi, kita tidak perlu benar-benar menggunakan model yang advance. Kita simpel data saja, dengan kreatifitas, dan juga sisi emosional yang dibangun tim kreatif," jelas Hardi.
Makna di Balik KEJ-OG
Nama KEJ-OG memang menarik. Karena pengucapannya terbilang mudah apabila sudah terbiasa.
Menurut Bahari, makna di balik nama KEJ-OG itu sederhana, yaitu sekadar kilas balik. Oleh karena itu, nama fiturnya pun hanya membalikkan nama GO-JEK menjadi KEJ-OG. Makna dari kata yang dibalik ini menandakan sebuah kilas balik, apa saja yang sudah dilalui pengguna selama tahun 2017.
ADVERTISEMENT
"Kita memikirkan ide kreatifnya bagaimana supaya orang tertarik, kedua bagaimana supaya orang bisa ingat campaign-nya, makanya kita buat namanya KEJ-OG bukan GO-JEK Kilas Balik. Supaya lebih stick in people's head," jelasnya.
Konsep dari fitur ini dibuat sesuai dengan ciri khas GO-JEK, hanya saja dibuat terbalik agar lebih menarik dan berbeda.
Rahasia Kej-Og Jadi Viral
Saat fitur itu hadir, KEJ-OG langsung viral dan banyak pengguna yang membagikan data-data menarik mereka dalam menggunakan GO-JEK selama 2017 ke media sosial. Ini menandakan apa yang dituju oleh GO-JEK lewat KEJ-OG telah tercapai. Target mereka memang membuat KEJ-OG menjadi viral dan sebagai bentuk apresiasi kepada para pengguna.
Strategi yang dibuat untuk membuatnya viral adalah dengan berfokus pada dua hari pertama fitur itu diluncurkan. Alasannya? Karena agar tidak kehilangan momen Tahun Baru 2018.
ADVERTISEMENT
"Kita targetnya memang dua hari. Karena kita tidak akan dapat viral kalau itu ga deliver dalam satu-dua hari. Jadi, dalam dua hari itu kita targetin jutaan customer harus udah buka aplikasi. Dan betul, begitu kita achieve target itu jadi viral," jelas Hardi.
Ke depannya, GO-JEK disebut bakal menghadirkan sejumlah fitur baru lagi yang belum bisa mereka ungkapkan karena ingin menjadi sebuah kejutan. Fitur KEJ-OG sendiri belum diketahui apakah akan dilanjutkan untuk tahun 2018 atau dibuat lagi sesuatu yang berbeda.
Yang pasti, Bahari menegaskan GO-JEK sebagai perusahaan teknologi tidak akan menghadirkan yang 'begitu saja'.
"Salah satu bukti kita sebagai tech company yang inovatif itu kita meng-utilize data untuk sesuatu yang positif," ujar Bahari.
ADVERTISEMENT