Menkominfo: Indonesia Butuh 600.000 Talenta Digital Setiap Tahun

17 Desember 2019 14:23 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Johnny G Plate di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Johnny G Plate di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan World Bank tahun 2016, Indonesia masih kekurangan 9 juta sumber daya manusia di bidang digital. Hal itu merujuk pada kesiapan negara menghadapi era industri 4.0 dan bonus demografi pada tahun 2035.
ADVERTISEMENT
Indonesia akan mengalami bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibanding penduduk usia tidak produktif pada tahun 2030-2035. Hingga saat itu, Indonesia masih memiliki waktu selama 15 tahun untuk menghadirkan 600.000 sumber daya digital setiap tahunnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, sejak lama telah berupaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas talenta digital Indonesia. Kali ini, Kominfo kembali menghadirkan ajang Digital Talent Scholarship (DTS) 2020 alias pencarian bakat di bidang digital dari seluruh Indonesia. Ini adalah tahun ketiga Kominfo menggelar ajang beasiswa untuk digital talent.
“Saya diinformasikan sampai 2035 Indonesia kekurangan 9 juta talenta digital. Karena kalau kita bagi rata-rata setiap tahun sekurang-kurangnya kita harus menyiapkan 600.000 SDM per tahun,” ungkap Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika (17/12).
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate melakukan rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Komplek Parlemen. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Program ini didukung oleh 54 perguruan tinggi yang sebelumnya juga sudah bekerja sama di DTS 2019. Ke depannya akan ada penambahan 34 Perguruan Tinggi mitra baru untuk penyelenggara DTS.
ADVERTISEMENT
Untuk DTS 2020 nanti, Kominfo menargetkan akan memberi beasiswa kepada 60.000 orang peserta. Meski itu hanya 10 persen dari total SDM digital yang dibutuhkan negara, namun menurutnya itu adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengejar ketertinggalan ketersediaan talenta digital di Indonesia.
“Kominfo sudah mengambil bagian 26.000 untuk beasiswa student dan memberikan sertifikasi sebanyak 17.500. Jadi kekurangan masih sangat besar. Kalau tahun depan ada DTS yang menyiapkan sebanyak 60.000, itu saja baru 10 persen,” ungkap Johnny G. Plate.
Johnny menegaskan bahwa DTS 2020 juga menerima andil dari asosiasi bisnis dan profesi, startup lokal, dan perusahaan teknologi global. Program ini merupakan sinergi yang diharapkan bisa mengombinasikan infrastruktur digital dan pelatihan digital untuk mewujudkan Indonesia digital.
ADVERTISEMENT
“Saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dalam penyelenggaraan DTS 2020. DTS bukan semata program Kementerian Kominfo. DTS adalah sebuah ekosistem triple helix, di mana dunia akademik, mitra-mitra swasta, dan pemerintah bersinergi dalam harmoni. Dengan tujuan yang sama untuk menghasilkan talenta digital yang unggul,”
Selain itu, Johnny meminta berbagai pihak lainnya untuk turut bekerja sama membantu akselerasi talenta digital di Indonesia.
“Saya juga minta local telco company untuk bersama-sama menghasilkan talenta digital yang dibutuhkan Indonesia. Kita tidak bisa bertahan hidup di era offline. Kita sudah beranjak ke era online,” lanjutnya.