Meta Tanggapi Rencana Menkomdigi Batasi Usia Anak Main Media Sosial

Ilustrasi media sosial Facebook dan Instagram. Foto: Top_CNX/shutterstock

Pemerintah RI melalui Kementerian Komunikasi dan Digital berencana menerbitkan aturan membatasi akses media sosial untuk anak di bawah umur. Meta, induk perusahaan Instagram dan Facebook, mengaku akan mengikuti kebijakan yang akan diterbitkan, namun dengan beberapa catatan.

Meta berpendapat bahwa pembatasan sebaiknya fokus pada diferensiasi jenis akun yang dipakai oleh seseorang di bawah 18 tahun dan orang dewasa, bukan blokir total.

Untuk akun remaja, misalnya, platform punya kewenangan memberi batasan, menangkal aktivitas hingga konten negatif seperti perjudian, ketelanjangan, bullying hingga kekerasan.

Direktur Kebijakan Publik untuk Asia Tenggara di Meta, Rafael Frankel, sepakat bahwa perlu ada regulasi yang mengatur aktivitas anak-anak dalam berselancar di media sosial demi menjaga keamanan dan keselamatan.

"Meta sangat setuju dengan Pemerintah RI dan (keterlibatan) orang tua, perlu ada regulasi yang kuat mengatur keamanan mereka dalam (menggunakan) media sosial," kata Frankel, dalam wawancara bersama sejumlah media di Kantor Meta, Jakarta, Selasa (18/2).

"Regulasi ini perlu fokus pada keseluruhan ekosistem, sehingga menciptakan lingkungan daring yang nyaman untuk anak muda Indonesia, termasuk di dunia," tambahnya.

Direktur Kebijakan Publik, Meta Asia Tenggara, Rafael Frankel. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan

Kementerian Komdigi diketahui tengah menyusun regulasi pembatasan usia penggunaan media sosial bagi anak di bawah umur. Aturan itu untuk saat ini bakal mengacu pada UU ITE.

Regulasi ini disiapkan untuk melindungi anak di bawah umur di ruang digital sehingga dapat mengontrol akses dan memberi perlindungan mereka terhadap dampak negatif konten di media sosial termasuk internet.

Menkomdigi Meutya Hafid, sebelumnya mengatakan bahwa peraturan ini bisa berada di level UU. Berhubung pembahasan UU akan memakan waktu panjang, dirinya berencana untuk menjembatani hal itu dengan merilis Peraturan Pemerintah terlebih dahulu.

Meta berpendapat bahwa, aturan itu nantinya harus mengatur keterlibatan orang tua dalam mengontrol aktivitas anak di bawah umur di media sosial. Hal ini sebenarnya sudah diterapkan oleh Meta, jauh sebelum rancangan PP dibahas. Mereka pernah merilis fitur Parental Supervision Tools pada Instagram untuk mengontrol aktivitas mereka.

Frankel berharap ada pertemuan lanjutan dengan Meutya Hafid untuk membahas rancangan aturan baru hal ini. Perusahaan mengaku bakal terbuka serta berkolaborasi dengan Pemerintah RI agar nanti aturan yang terbit bisa mengakomodir semua pihak.

"Kami berharap bisa berkolaborasi dengan Kementerian Komdigi, unsur pemerintah lainnya, komunitas hingga orang tua, ini penting. Kita (juga) berharap bisa berdiskusi lagi dengan pemerintah, memastikan regulasi yang terbit sesuai arah yang mampu membantu kami menciptakan pengalaman positif dan aman untuk anak muda, sehingga RI bisa jadi contoh di level regional," kata Frankel.

Akun IG khusus remaja

Teen Account Instagram. Foto: Instagram

Meta telah meluncurkan fitur Teen Account untuk pengguna anak di bawah umur. Jenis akun ini berbeda dengan akun biasa yang dipakai orang dewasa.

Tipe akun ini mengatur dan memproteksi seseorang berusia di bawah 18 tahun untuk beberapa poin penting. Semua mode ini akan aktif secara default saat remaja membuat akun, seperti:

Seseorang berusia 13-17 tahun wajib di-supervisi dan akan membutuhkan persetujuan dari orang tua saat mengubah setting-an di atas. Orang tua dapat mengatur screen time mereka secara sepihak.

Seseorang berusia 16-17 tahun bisa mengubah setting-an ini sendiri tanpa perlu persetujuan orang tua. Mereka yang telah membuat akun sebelumnya, akan mendapatkan notifikasi dari Meta dan secara default tipe akun akan berubah menjadi Teen Account.