Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Meutya Hafid: Kementerian Komunikasi dan Digital Disingkat Komdigi
21 Oktober 2024 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid , menjelaskan bahwa pergantian nama nomenklatur kementerian yang dipimpinnya dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka, untuk menjawab tantangan zaman yang kini telah berbasis digital.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP Partai Golkar itu menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai Menkomdigi , menggantikan Budi Arie Setiadi yang sebelumnya menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Budi Arie kini menjabat sebagai Menteri Koperasi.
"Nama kementeriannya berubah, untuk menjawab tantangan zaman. Dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, berubah menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital. Disingkat Komdigi," ujar Meutya, kepada wartawan di Kantor Kementerian Komdigi pada Senin, 21 Oktober 2024.
Dalam kesempatan ini, ada setidaknya tiga program kerja yang disampaikan Meutya. Pertama, terkait mengamankan ruang digital dari judi online. Komdigi akan terus agresif memberantas judi online yang kerap memakan korban dari rakyat miskin.
Meutya juga menyoroti soal ruang internet yang ramah untuk publik, termasuk untuk urusan human trafficking, trafficking anak, pornografi anak, sampai kekerasan pada anak. Ini menjadi agenda penting tentang bagaimana memberi jaminan keamanan bagi anak-anak dalam mengakses internet.
ADVERTISEMENT
Pekerjaan utama lain yang disorot adalah soal infrastruktur telekomunikasi, terutama di daerah 3T. Dia berharap ketersediaan infrastruktur telekomunikasi ini bisa merata dan memberikan koneksi cepat.
Kehadiran Meutya membawa harapan baru dalam menghadapi berbagai tantangan komunikasi dan teknologi di Indonesia. Sebagai sosok perempuan pertama yang menduduki posisi ini, Meutya dihadapkan pada tugas yang tak mudah dalam menahkodai transformasi digital di Indonesia.