Misteri Hacker Robin Hood: Curi Uang Perusahaan untuk Amal

21 Oktober 2020 8:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hacker. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hacker. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah kelompok hacker bernama Darkside berhasil membingungkan para ahli keamanan siber karena tingkah mereka. Layaknya tokoh Robin Hood yang legendaris di cerita rakyat Inggris, Darkside mencuri uang dari perusahaan-perusahaan untuk dibagikan ke badan amal.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan BBC, Darkside diketahui hendak membagikan bitcoin curian senilai 20.000 dolar AS untuk badan amal The Water Project dan Children International. Donasi ini Darkside sampaikan langsung pada sebuah blog dark web, di mana kelompok hacker tersebut mem-posting dua tanda terima untuk masing-masing badan amal tersebut dengan bitcoin senilai 10.000 dolar AS.
Menurut laporan BBC, donasi Darkside itu dilakukan melalui platform donasi bitcoin dan cryptocurrency The Giving Block. Platform donasi tersebut pun sempat mengumumkan amal yang diberikan Darkside melalui akun Twitter pada 14 Oktober 2020, namun tweet itu sekarang dihapus.
Bitcoin atau mata uang kripto (cryptocurrency) memang sering digunakan oleh penjahat siber untuk memeras korban mereka. Sebab, transaksi mata uang kripto itu bersifat semi-anonim.
ADVERTISEMENT
Mata uang kripto biasanya dipakai kelompok hacker pencuri seperti Darkside yang beroperasi melalui serangan ransomware. Dalam serangan tersebut, file korban yang dikunci (dienkripsi) oleh pelaku hanya dibuka jika bitcoin atau mata uang kripto lainnya dibayarkan kepada peretas.
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Para hacker di Darkside sendiri telah mengembangkan ransomware mereka yang selama Agustus 2020, menurut laporan Bleeping Computer. Dalam sebuah rilis saat itu, DarkSide mengatakan kalau mereka ingin "menjadikan dunia tempat yang lebih baik". Mereka juga mengklaim telah memeras jutaan dolar dari perusahaan.
"Kami pikir adil jika sebagian dari uang yang telah dibayarkan perusahaan akan disumbangkan," tulis DarkSide di sebuah entri blog tanggal 13 Oktober, menurut BBC.
"Tidak peduli seberapa buruk menurut Anda pekerjaan kami, kami senang mengetahui bahwa kami membantu mengubah hidup seseorang," sambung mereka.
ADVERTISEMENT
Children International telah mengonfirmasi kalau mereka tidak akan menerima donasi dari pencurian yang dilakukan Darkside. "Jika donasi itu terkait dengan peretas, kami tidak berniat menyimpannya," kata juru bicara Children International.
Donasi dari uang peretasan pun membingungkan para analis keamanan siber. Menurut ahli, motivasi di balik sumbangan Darkside sulit dipahami.
“Apa yang ingin dicapai para penjahat dengan memberikan sumbangan ini sama sekali tidak jelas,” kata Brett Callow, Analis Ancaman di perusahaan keamanan siber Emsisoft.
“Mungkin itu membantu meredakan rasa bersalah mereka? Atau mungkin karena alasan egois, mereka ingin dianggap sebagai karakter mirip Robin Hood daripada pemeras yang tidak berhati nurani."
Menurut laporan Forbes, ini bukan pertama kalinya peretas komputer mencoba menggunakan keuntungan ilegal mereka untuk tujuan yang baik. Pada tahun 2016, seorang peretas anonim dengan nama samaran Phineas Fisher dilaporkan menyumbangkan 25 bitcoin, yang saat itu bernilai sekitar 11.000 dolar AS, kepada anti-kapitalis Kurdi di Suriah yang pada saat itu memerangi kelompok militan ISIS.
ADVERTISEMENT