Montana Jadi Negara Bagian AS Pertama yang Blokir Total TikTok

20 Mei 2023 9:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TikTok. Foto: Florence Lo/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Florence Lo/REUTERS
ADVERTISEMENT
Montana menjadi negara bagian Amerika Serikat (AS) pertama yang memblokir secara total TikTok. Artinya, seluruh warga di sana bakal enggak bisa lagi memakai aplikasi video asal China itu.
ADVERTISEMENT
Gubernur Montana, Greg Gianforte, resmi menandatangani aturan yang melarang TikTok beroperasi di wilayahnya per Rabu (17/5) waktu setempat. Keputusan itu dilakukan dengan alasan melindungi penduduknya dari dugaan pengumpulan data pribadi oleh intelijen China lewat TikTok.
Montana memerintahkan Google dan Apple untuk tidak menyediakan TikTok di toko aplikasinya, Play Store dan App Store. Ada ancaman denda 10.000 dolar AS per hari bagi yang melanggar undang-undang ini.
Sementara itu, tidak ada hukuman apa pun bagi individu yang ketahuan menggunakan aplikasi tersebut.
Penutupan akses TikTok di Montana tidak dilakukan sekarang. Pemblokirannya baru berlaku per 1 Januari 2024.

Tanggapan TikTok

TikTok sendiri sudah angkat bicara soal aturan yang melarang aplikasinya beroperasi di Montana. Mereka mengatakan aturan tersebut melanggar hak Amandemen Pertama warga.
ADVERTISEMENT
"Gubernur Gianforte telah menandatangani undang-undang yang melanggar hak Amandemen Pertama rakyat Montana dengan melarang TikTok secara tidak sah, sebuah platform yang memberdayakan ratusan ribu orang di seluruh negara bagian," kata TikTok dalam pernyataan resmi, seperti dikutip CNN.
"Kami ingin meyakinkan warga Montana bahwa mereka dapat terus menggunakan TikTok untuk mengekspresikan diri, mencari nafkah, dan menemukan komunitas seiring kami terus berupaya membela hak-hak pengguna kami di dalam dan di luar Montana."
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
TikTok yang dimiliki perusahaan teknologi ByteDance berulang kali membantah tudingan membagi data penggunanya dengan pemerintah China. Mereka bahkan mengaku tidak akan melakukannya meski diminta.
CEO TikTok, Shou Zi Chew, turut memberikan kesaksian di hadapan Kongres atau DPR Amerika Serikat (AS) selama hampir 6 jam pada Maret 2023 lalu. Chew dicecar berbagai pertanyaan dari bipartisan soal ikatan dengan China, moderasi konten berbahaya, hingga keselamatan anak dan remaja di platform tersebut.
ADVERTISEMENT
Chew berulang kali menyebutkan dalam sidang bahwa perusahaan sedang menggarap Project Texas, proyek senilai 1,5 miliar dolar AS untuk memindahkan data pengguna TikTok AS ke AS demi keamanan. Proyek ini diawasi oleh perusahaan AS, Oracle, sebagai pihak ketiga.