Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Nezar Patria: AI Harus Jangkau Daerah 3T untuk Pemerataan Digital Indonesia
28 November 2024 19:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria , menegaskan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) harus menjangkau seluruh wilayah, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan strategi pemerintah untuk memastikan pemanfaatan artificial intelligence dapat dirasakan secara merata di seluruh Indonesia.
"Adopsi AI ini kan ada tingkatan-tingkatannya, ya. Ada yang di level industri, ada yang di level akademisi gitu, atau akademik, ya, ada juga yang di level pengguna umum gitu," ujar Nezar di sela acara peluncuran buku 'Memahami AI Sebuah Panduan Etik' di Jakarta pada Kamis (28/11).
"Nah, pengenalan AI ini kita lakukan juga secara bertahap, dan kita masukkan ke dalam program literasi digital yang selama ini diampu oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi)."
Ia menambahkan, program literasi digital tersebut dirancang dengan tingkatan yang jelas.
"Di literasi digital itu juga ada tingkatan-tingkatannya, dari yang basic sekali tentang bagaimana mengenal piranti digital atau berinteraksi di dunia digital, sampai dengan kita mendidik talent, digital talent. Nah, ini yang paling penting saya kira karena digital talent ini salah satu elemen kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital kita," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Nezar juga menyoroti pentingnya peran teknologi digital, termasuk AI, dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
"Semakin banyak mereka yang terlibat di dalam industri digital, maka pertumbuhan yang kita harapkan bisa membantu ataupun mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan 8 persen, itu mudah-mudahan bisa tercapai, ya,” ujarnya
Ia menegaskan pertumbuhan 8 persen ekonomi di Indonesia akan lebih lambat tanpa adanya dorongan dari sektor ekonomi digital.
“Karena kalau dilakukan dengan biasa-biasa saja, pertumbuhan ekonomi ini tanpa ada dorongan dari ekonomi digital, saya kira pertumbuhan 8 persen itu mungkin lebih lambat. Tapi dengan bantuan teknologi, mungkin kita bisa percepat," tambahnya.
Reporter: Rayyan Farhansyah