Nokia PHK 14.000 Karyawan, Pangkas 16% Total Pegawai di Seluruh Dunia

23 Oktober 2023 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Nokia di MWC 2023 Barcelona Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nokia di MWC 2023 Barcelona Foto: Aditya Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nokia berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 14.000 karyawan, memangkas sekitar 16 persen total pekerjanya di seluruh dunia. Pengurangan pegawai ini akan dilakukan selama tiga tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Perusahaan teknologi asal Finlandia itu mengatakan pihaknya mencoba menavigasi ketidakpastian pasar saat ini karena suku bunga yang lebih tinggi berdampak buruk. Ditambah, penjualan dan laba perusahaan anjlok pada kuartal ketiga 2023.
Oleh sebab itu, Nokia memutuskan untuk memangkas biaya sebesar 800 juta euro, menjadi 1,2 miliar euro pada akhir 2026. Keputusan ini akan menyebabkan pengurangan karyawan dari 86.000 orang menjadi sekitar 72.000 hingga 77.000 orang.
"Menyetel ulang basis biaya merupakan langkah penting untuk menyesuaikan diri dengan ketidakpastian pasar dan mengamankan profitabilitas dan daya saing jangka panjang kami. Kami tetap yakin dengan peluang di masa depan," kata Lundmark dalam pernyataan resmi, Kamis (19/10).
Logo baru Nokia. Foto: NOKIA/Handout via REUTERS
Nokia yang kantor pusatnya di Espoo, Finlandia, tidak menjelaskan secara rinci negara mana saja yang akan terdampak PHK. Namun Lundmark menyatakan pihaknya akan mempertahankan tim riset dan pengembangan (research and development/RnD).
ADVERTISEMENT
Nokia hanya mencatat penjualan 4,98 miliar euro selama kuartal ketiga 2023, turun dari 6,24 miliar euro atau sekitar 20 persen pada periode yang sama tahun lalu. Sementara unit bisnis jaringan seluler, sumber pendapatan terbesar Nokia, juga anjlok 24 persen menjadi 2,16 miliar euro.
Kelemahan pasar terjadi ketika operator telekomunikasi, klien utama Nokia, menunda investasi karena tingginya suku bunga dan biaya keuangan yang diberlakukan oleh bank sentral di seluruh dunia. Masalah ini, kata Lundmark, juga dialami oleh kompetitor Nokia.
Ericsson, misalnya, juga telah PHK ribuan karyawannya pada tahun ini. Perusahaan mengatakan ketidakpastian yang mempengaruhi bisnisnya ini akan terus berlanjut hingga 2024.