Nomor Telepon Mark Zuckerberg dan 2 Pendiri Facebook Jadi Korban Kebocoran Data

5 April 2021 13:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Foto: Stephen Lam/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Foto: Stephen Lam/Reuters
ADVERTISEMENT
Kebocoran data pribadi 533 juta pengguna Facebook ternyata mencakup akun para pendiri media sosial tersebut. Akun Mark Zuckerberg, Chris Hughes, dan Dustin Moskovitz, yang merupakan anggota ke-4, ke-5, dan ke-6 yang pertama kali terdaftar di Facebook juga menjadi korban peretasan.
ADVERTISEMENT
Nomor telepon ketiga para pendiri Facebook itu telah tersebar luas bersama 533 juta data pengguna lainnya. Dari tampilan data kebocoran data yang dibagikan oleh pakar keamanan, Dave Walker, terlihat data pribadi yang cukup lengkap mengenai Mark Zuckerberg.
Selain nomor telepon, data lain dari Mark Zuckerberg yang bocor berisikan jenis kelamin, alamat tempat tinggal, tanggal lahir, status pernikahan, dan nama istriya, Chan Zuckerberg. Sementara data dua pendiri lainnya, Chris Hughes dan Dustin Moskovitz, tidak lengkap.
Seorang juru bicara Facebook sendiri sudah mengkonfirmasi bahwa data-data yang bisa diakses secara gratis di situs forum internet itu merupakan dampak dari kerentanan yang telah diperbaiki pada Agustus 2019.
"Ini adalah data lama yang sebelumnya dilaporkan pada 2019," tulis juru bicara Facebook, seperti dikutip Business Insider. “Kami menemukan dan memperbaiki masalah ini pada Agustus 2019.”
ADVERTISEMENT
Data yang terungkap mencakup informasi pribadi lebih dari 533 juta pengguna Facebook dari 106 negara, termasuk lebih dari 32 juta pengguna di AS, 11 juta pengguna di Inggris, dan 6 juta pengguna di India. Dalam daftar tersebut, juga ada dari Indonesia. Sekitar 130.331 pengguna Facebook dari Indonesia merupakan korban dari kebobolan data ini.
Ilustrasi media sosial Facebook. Foto: konkarampelas via Pixabay
Peneliti keamanan siber dari Hudson Rock, Alon Gal yang pertama kali mempublikasi temuan data-data tersebut mengatakan telah memverifikasi beberapa keaslian data yang bocor dan membandingkannya dengan nomor telepon orang yang dia kenal. Beberapa data pribadi itu cocok.
Gal juga mengatakan kebocoran data pribadi tersebut sangat berbahaya bagi keamanan privasi pengguna Facebook. Data-data tersebut bisa digunakan untuk penipuan atau tindak kriminal lainnya.
ADVERTISEMENT
"Penting bagi Facebook untuk memberi tahu penggunanya tentang pelanggaran ini sehingga mereka cenderung tidak menjadi korban berbagai upaya peretasan dan social engineering," ujarnya.
Ilustrasi pengguna Facebook. Foto: Reuters
Sebelumnya, Gal juga menemukan data yang sama pada bulan Januari lalu. Pada saat itu database yang berisi jutaan nomor telepon pengguna Facebook dijual secara ilegal melalui platform aplikasi chat, Telegram. Untuk mendapatkan nomor telepon secara utuh, pembeli harus membayar mulai dari 20 dolar AS atau sekitar Rp 282 ribu.
Sekarang, seluruh kumpulan data tersebut telah di-posting di forum hacker secara gratis, membuatnya tersedia untuk khalayak luas. Siapa saja bisa mengaksesnya dan tanpa perlu punya keterampilan khusus.