Obat Remdesivir untuk Pasien Corona Dijual di Toko Online, Ini Kata Bukalapak

9 Oktober 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Remdesivir. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Remdesivir. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Remdesivir telah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk obat pasien COVID-19. Obat tersebut didistribusikan untuk kebutuhan medis di Indonesia dengan merek jual Covifor.
ADVERTISEMENT
Obat buatan perusahaan farmasi India Hetero tidak dijual secara bebas di apotek dan hanya boleh digunakan oleh tim medis di rumah sakit. Remdesivir adalah obat keras yang penggunaannya hanya untuk pasien corona dalam kondisi kritis.
Namun berdasarkan penelusuran, obat Remdesivir ini ditemukan dan bisa dibeli secara bebas di toko online. Salah satu e-commerce yang menampilkan penjual obat itu adalah Bukalapak. Di platform tersebut, Remdesivir gilead 1 mg dijual dengan harga Rp 2.996.000.
Menanggapi munculnya penjual obat Remdesivir di platform-nya, Senior Corporate Communications Manager Bukalapak, Gicha Graciella mengatakan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi dan mengikuti imbauan BPOM terkait dengan pelarangan obat-obatan keras, termasuk Remdesivir.
Remdesivir. Foto: Shutter Stock
Bukalapak segera melakukan pembersihan pada platform-nya, jika ditemukan penjual yang mendagangkan produk-produk terlarang. Terkait hasil pencarian tersebut, Gicha menjelaskan penjualan dimulai pelapak pada 12 Maret 2020 dan sudah di-take down oleh Bukalapak per 26 Maret 2020.
ADVERTISEMENT
“Secara aktif kami akan memonitor ini dan take down akun-akun yang menjual obat obatan tersebut. Untuk produk yang ada di artikel, mereka upload 12 maret 2020 dan sudah kami take down pada 26 maret 2020, sehingga saat ini produk tersebut sudah tidak ada pada platform kami,” jelas Gicha, dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (9/10).
Terkait harga, pelapak tersebut menjual obat Remdesivir dengan harga Rp 2.996.000. Harga itu lebih tinggi dibandingkan dengan remdesivir resmi yang dijual lewat PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bersama PT Amarox Global Pharma (Amarox), yang hanya Rp 1,5 juta.
Selain itu, Bukalapak juga akan menindak tegas pelapak yang menaikkan harga yang tidak wajar dan meraup keuntungan dari situasi yang genting seperti saat ini. Bukalapak juga mengimbau pengguna untuk turut membantu platform mengamankan pelapak yang melakukan hal-hal tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami juga mengajak masyarakat untuk tidak segan melapor kepada tim Bukalapak melalui akun BukaBantuan apabila ditemukan pelapak yang menjual barang dengan harga tidak wajar atau produk kesehatan tanpa izin edar,” katanya.
Remdesivir. Foto: Shutter Stock
Selain Bukalapak, penjualan obat Remdesivir juga terdeteksi ada di Tokopedia. Namun ketika dibuka, platform menunjukkan ‘Hasil tidak ditemukan’ yang bisa diartikan bahwa penjual dan produk sudah di-take down dari platform.
Remdesivir sendiri sebenarnya bukan obat baru. Obat ini sebenarnya dikembangkan untuk menyembuhkan pasien Hepatitis C dan RSV. Kedua penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran pernapasan manusia. 
Obat ini juga tengah diteliti untuk mengatasi penyakit Ebola, SARS, hingga MERS. Penyakit-penyakit ini juga disebabkan oleh virus corona yang masih satu keluarga dengan virus corona penyebab COVID-19
ADVERTISEMENT