Orang Indonesia Doyan Pakai Internet untuk Chatting dan Medsos

20 Februari 2018 8:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Smartphone Thumb adalah hal umum di Amerika. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Smartphone Thumb adalah hal umum di Amerika. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ada 143,26 juta pengguna Internet di Indonesia sepanjang 2017, menurut survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Semua pengguna itu banyak memakai layanan Internet untuk aplikasi pesan instan dan media sosial.
ADVERTISEMENT
Data APJII menunjukkan, 89,35 persen dari seluruh aktivitas pengguna di Internet adalah bertukar pesan melalui aplikasi pesan instan. Angka tersebut terpaut tipis dengan media sosial yang diakses sebanyak 87,13 persen.
"Media sosial Indonesia terbilang yang paling banyak penggunanya. Kita paling suka itu nongkrong, selfie tapi kita lihat arahnya itu media sosial sudah mulai digunakan untuk positif. Hoaks juga menurun," kata Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (19/2).
Selain aplikasi chatting dan media sosial, ada juga penggunaan Internet untuk mesin pencarian sebesar 74,84 persen, kemudian disusul dengan aktivitas melihat gambar atau foto sebanyak 72,79 persen, dan download video sebesar 70,23 persen.
Sementara pemanfaatan Internet untuk menggunakan aplikasi perbankan masih jarang dilakukan pengguna. Hanya 7,39 persen pengguna Internet yang mengaksesnya.
ADVERTISEMENT
Memantau pergerakan saham dengan aplikasi ponsel (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Memantau pergerakan saham dengan aplikasi ponsel (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Menurut Andy Zaky, CEO Teknopreneur, media data dan analisis bisnis teknologi yang ikut bantu survei APJII, penyebab rendahnya pemanfaatan Internet untuk buka aplikasi perbankan dikarenakan adanya kekhawatiran soal keamanannya. Bagi Andy, masyarakat Indonesia, terutama mereka yang bertempat tinggal di kawasan non-metropolitan, masih perlu literasi digital lebih jauh.
Menanggapi hal itu, Henri menegaskan hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama, mengenai kenapa aplikasi perbankan tidak menarik perhatian masyarakat. Padahal, tujuan adanya aplikasi perbankan adalah memudahkan masyarakat dalam bertransaksi lewat internet.
"Kami akan usahakan kerja sama dengan BI (Bank Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk mengatasi ini. Secara teknis kita belum tau kerja sama seperti apa," ujar Henri.
Aplikasi E-mas. (Foto: Aditya Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi E-mas. (Foto: Aditya Panji/kumparan)
Dalam survei ini, APJII mendata 2.500 responden yang tersebar di enam wilayah besar di Indonesia: Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa, dan Maluku-Papua. Setiap wilayah dibagi dalam tiga kategori, yakni urban, rural-urban, dan rural.
ADVERTISEMENT
APJII memprediksi ada peningkatan penetrasi pengguna Internet di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini dikarenakan adanya proyek jaringan serat optik Palapa Ring yang saat ini dibangun pemerintah untuk melengkapi dan menjadi tumpuan semua penyelenggara telekomunikasi dan pengguna jasa telekomunikasi Indonesia.
"Prediksi kita di tahun 2018 nanti ada peningkatan yang sangat besar sekitar 65-70 persen. Ini menunggu dari proyek Palapa Ring 2020 yang akan menjangkau daerah terpencil. Selain itu juga berhubungan dengan pertambahan penduduk indonesia," ucap Henri.