Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Asosiasi ojek online (ojol ) Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia mengungkap berapa jumlah driver yang ada di Indonesia. Menurut GARDA, saat ini ada lebih dari 4 juta driver ojol yang tersebar di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Data tersebut disampaikan oleh Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia, Igun Wicaksono. Menurut penjelasannya, seperempat dari jumlah ojol tersebut berada di wilayah Jabodetabek.
“Estimasi 4 juta driver se-Indonesia,” ungkap Igun, ketika dihubungi kumparan, Kamis (9/4). “Jakarta estimasi 1 juta mobile Jabodetabek.”
Igun menambahkan, pihaknya tidak memiliki rincian terkait persebaran jumlah ojol di wilayah lain. Adapun jumlah tersebut didasari dari catatan yang dibuat oleh GARDA.
Pihak Gojek sendiri telah membeberkan jumlah mitra driver mereka di Indonesia, yakni ada sebanyak 1,7 juta driver. Namun, sayangnya Grab tidak bersedia untuk membagikan jumlah driver-nya di Indonesia.
Jumlah driver ojol sendiri penting sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang akan dimulai pada Jumat (10/4). Sebabnya, pelaksanaan PSBB akan mengurangi pendapatan ojol karena adanya larangan mengangkut penumpang. Para driver hanya diizinkan melakukan pengiriman makanan dan barang saja selama masa PSBB.
ADVERTISEMENT
“Layanan ekspedisi barang, termasuk transportasi roda dua berbasis aplikasi dengan angkutan hanya untuk mengangkut barang dan tidak untuk angkutan,” jelas pasal 13 tentang peliburan tempat kerja dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang PSBB untuk menangani virus corona.
Berdasarkan data estimasi yang disampaikan GARDA, itu berarti ada 1 juta ojol di Jakarta yang bakal mengalami pengurangan pendapatan. Pihak asosiasi pun pada awalnya meminta agar aplikator memangkas potongan penghasilan mitra menjadi hanya 10 persen, dari awalnya 20 persen. Mereka juga meminta agar pemerintah memberikan kompensasi Rp 100.000 per hari bagi ojol di kala PSBB .